Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✧✧ Happy Reading ✧✧
Didalam ruangan berbau obat-obatan, Amora membawa Luka disana. Tepatnya di ruang UKS milik RHS. Ruangan itu terlihat sepi, bisa dilihat hanya ada Amora, Luka dan satu siswi PMR yang bertugas menjaga UKS tersebut.
"Ngapain?" Luka melepas tangan Amora yang masih menggenggam pergelangan tangannya.
Amora berdecak malas. Dia berjalan mengambil satu gelas air mineral untuk dia berikan kepada Luka. Dengan cepat, Amora menyodorkan gelas tersebut tepat didepan Luka yang masih terdiam ditempat.
"Minum!" perintah Amora yang langsung dituruti oleh Luka.
Luka meneguk air mineral itu tanpa sisa. "Ngapain bawa gue kesini?" tanyanya dengan menaruh gelas kosong tersebut diatas meja yang terletak tak jauh darinya.
Amora tidak merespon pertanyaan Luka sama sekali. Gadis itu memilih berjalan mendekati petugas PMR yang sedang berjaga. Terlihat bahwa murid yang sedang berjaga itu sedang membereskan beberapa obat didalam lemari, sehingga tidak menyadari kehadirannya.
"Maaf, ada petugas PMR cowok?" tanya Amora kepada gadis seumurannya yang terlihat terkejut dengan kehadirannya.
"Astaghfirullah!! Ngagetin aja. Ada, tapi lagi di toilet," jawab petugas PMR dengan menunjuk satu ruangan kecil yang terlihat tertutup.
Tidak berselang lama, pintu toilet tersebut terbuka dan menampakkan satu remaja laki-laki yang keluar dari dalam. Pemuda itu terlihat menatap bingung kearah kedua gadis yang menatapnya.
Disisi lain, Luka telah mendudukkan dirinya diatas brankar yang berada didalam ruangan bernuansa putih biru itu. Pandangannya menatap Amora yang kini berjalan kearahnya dengan dua remaja PMR.
"Luka lo butuh obat. Bilang ke dia mana yang sakit, biar dia yang bantu lo ngobatin," ucap Amora sambil menunjuk cowok PMR yang berdiri disamping kirinya.
"Ngga ada yang sakit," jawab Luka cuek.
Amora yang mendengar jawaban Luka pun berdecak malas. "Obati luka di badannya, dia tadi jatuh di tangga," ucap Amora bohong.
Amora beralih berjalan sedikit lebih dekat dengan Luka. "Sengaja gue suruh yang cowok, biar lo ngga risih," Amora menepuk bahu Luka pelan. "Tunjukan aja lukanya, jangan ada yang kelewat." setelah mengucapkan semua itu, Amora kembali keluar dari ruangan tersebut dan diikuti oleh petugas PMR cewek.
*****
Kini Freya, Jessie, Aga dan Deon masih asik beradu mulut di koridor sekolah sambil berlari. Sekumpulan remaja itu sama sekali tidak terlihat akur sedikitpun. Kelakuan mereka tak luput dari perhatian siswa RHS yang masih berada diluar kelas, padahal 5 menit lagi bel masuk berbunyi.