Sampainya didepan toko, Amora segera turun dari motor yang dimana Luka masih mematung diatas sana. Beberapa detik kemudian, Luka tersadar dari lamunannya dan kembali melepas helm yang masih terpasang di kepala.
"Toko siapa?" tanya Luka sembari turun dari motornya.
Amora yang tadinya mau masuk ke toko bunga tersebut harus kembali membalikkan badannya menghadap ke arah pemuda yang masih berdiri disamping motor NMAX hitam. Amora menghembuskan napasnya kasar. "Masuk dulu." ucap Amora yang langsung menarik tangan Luka untuk masuk kedalam toko.
Disisi lain, mobil yang tadi mengikuti kedua remaja itu masih memperhatikan gerak-gerik keduanya dari sebrang jalan. Mobil tersebut pergi bertepatan dengan keluarnya Amar dari dalam toko.
"Udah datang?" tanya bang Amar yang keluar dari dalam toko tersebut.
Luka dan Amora mengangguk lantaran mengiyakan pertanyaan bang Amar. Keduanya juga menyalami tangan bang Amar secara bergantian. Hingga akhirnya bang Amar menyuruh keduanya untuk masuk terlebih dahulu kedalam toko.
"Kenapa ngga dirumah bang?" tanya Amora kepada Amar yang masih sibuk dengan beberapa berkas diatas meja.
"Ibu sama Bapak lagi di kebun. Jadi bang Amar disuruh jaga toko," jawab bang Amar tanpa memalingkan pandangannya dari berkas yang dirinya pegang.
Luka hanya menyimak pembicaraan kedua kakak beradik itu dengan memainkan game yang berada di ponselnya. Amar yang menyadari itu segera menyuruh Luka agar membaca buku terlebih dahulu, sambil menunggu Amar menyelesaikan tugasnya sebagai seorang dosen baru.
"Bang, Amora berangkat jualan dulu ya," pamit Amora selepas dirinya mengganti pakaian dari dalam kamar yang berada di toko.
"Iya, hati-hati bawa sepedanya." balas Amar sambil membalas jabatan tangan dari sang adik.
Luka menatap kepergian Amora sampai tidak terlihat lagi sesosok gadis yang membawa sepeda dengan beberapa bunga yang akan dijual. "Amora jualan bunga keliling, bang?" tanya Luka kepada Amar yang baru kembali mengambil segelas minuman untuk Luka.
Amar mengangguk pelan. "Iya, ibu sama bapak udah ngelarang, tapi dia kekeh pengen bantuin jualan." ucapnya sambil menaruh gelas diatas meja.
Luka hanya menjawab pertanyaan bang Amar dengan anggukan. Selepas mengobrol beberapa saat, kini Luka dan bang Amar melanjutkan aktivitas belajarnya lagi. Terlihat dengan jelas, Amar mendidik Luka dengan telaten. Amar dengan jelas menerangkan beberapa materi kepada Luka, yang dimana Luka langsung menerima semua materi tersebut masuk ke otaknya.