|| C H A P T E R 3 ||

70 58 28
                                    

✧✧Happy Reading✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧Happy Reading✧✧

"Mor, buruan ke kantin," teriak Freya yang sudah melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Ngga dulu, gue bawa bekal," tolak Amora sembari mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya.

Freya dan Jessie yang mendengar itu, kini mulai berjalan meninggalkan Amora yang masih sibuk dengan kotak makan miliknya. Gadis itu juga mengeluarkan botol berisi air mineral dan dia taruh diatas meja. Selepas menyiapkan itu, Amora bangkit dari duduknya untuk mencuci tangan.

Amora, gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Anak dari penjual bunga itu memang tidak suka menghamburkan uangnya begitu saja, kata Amora lebih baik dia tabung. Ya, seperti itu ajaran yang orang tuanya ajarkan dari kecil. Seperti halnya sekarang, Amora lebih memilih membawa makanan dari rumah daripada membeli makanan dengan nominal harga yang terbilang mahal untuknya.

Seperti biasa, Luka masih setia berada didalam kelas. Mata yang tadinya tertutup, kini perlahan terbuka akibat aroma sedap yang menusuk indra penciumannya. Tidak lama setelah itu Amora kembali dengan tangan yang sedikit basah. Luka menatap Amora sekilas, sebelum cowok itu mengambil botol minum dari dalam tasnya. Luka meneguk air tersebut hingga menyisakan setengah air dari dalam botol minum tersebut. Beberapa detik kemudian punggungnya terasa sakit, sehingga botol yang berada di genggamannya harus tumpah mengenai nasi goreng yang berada didalam tepak milik Amora.

Mata Amora membulat dengan sempurna, tangan yang tadinya memegang sendok yang berisi nasi goreng seketika meluruh lemas. Disisi lain Luka masih meringkuk kesakitan diatas meja, tanpa Amora sadari. Gadis dengan rambut yang diikat satu kebelakang kini sudah mati-matian menahan amarah kepada cowok yang berada disampingnya.

Luka sadar akan perasaan kesal gadis yang berada disampingnya itu. Tidak ingin berdebat dengan Amora, Luka lebih memilih meninggalkan kelas. Cowok itu juga tidak ingin terlihat lemah didepan seseorang sekalipun sahabatnya sendiri.

"NASI GORENG GUE!! Dasar cowok angkuh, lihat nasi goreng gue pada berenang semua!!" teriak Amora penuh amarah kepada Luka yang perlahan mulai meninggalkan kelas. "Mau kemana lo! Beresin dulu minuman lo setan!"

"Berisik lo! Besok gue ganti." Balas Luka sebelum cowok itu benar-benar menghilang dari pandangan Amora.

Luka berjalan melewati koridor sekolah yang terlihat begitu banyak siswa Rich School yang masih berhamburan diluar kelas. Dengan jalan yang sedikit gontai, Luka berjalan menuju UKS untuk mengobati luka yang berada di punggungnya.

Mengobati luka yang berada di punggung itu sendiri ternyata tidak mudah. Luka sudah melakukan beberapa cara untuk mengoleskan salep ke punggungnya yang terlihat membiru. Sakit. "Ini sakit yah, kenapa ayah ngelakuin ini ke-Luka," lirih Luka dengan suara bergetar yang hanya mampu didengar oleh dirinya dan Tuhan.

[𝐖𝐎𝐔𝐧𝐝 𝐎𝐖𝐍𝐄𝐑] ; 𝐋𝐔𝐊𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang