[𝐖𝐎𝐔𝐧𝐝 𝐎𝐖𝐍𝐄𝐑] ; 𝐋𝐔𝐊𝐀

|| C H A P T E R 15 ||

✧✧ Happy Reading ✧✧

"Jadi, sekarang lo nungguin dia balik?" tanya Luka kepada Amora yang masih terisak.

Ya, gadis itu menangis setelah menceritakan sahabat kecilnya itu kepada Luka. Entah apa yang membuat Amora mau menceritakan semuanya kepada Luka. Yang jelas, Amora percaya bahwa Luka adalah orang baik yang mampu menjadi pendengar sekaligus penenang buat dia.

"Jangan nangis, lo jelek tau ngga." alih-alih tangan Luka mengusap air mata yang terdapat pada pipi Amora.

Empat mata yang saling tatap, membuat keduanya larut bersama terbitnya matahari yang cerah dari arah timur. Lima detik mereka tersadar dan kembali canggung. Akh! Mereka tidak menyukai situasi seperti ini. Rasanya keduanya sama-sama ingin menghilang detik itu juga.

"Berarti kalo ngga nangis cantik dong?" tanya Amora sembari bangkit dari duduknya dan menatap sang surya yang perlahan memanas.

"Iya. Cantik banget malah." Luka bangkit dan berdiri disamping Amora. Wajah Amora seketika seperti kepiting rebus sekarang. Rasanya Luka ingin tertawa melihatnya.

Luka memasang topi miliknya pada kepala Amora, yang sedari tadi gadis itu tak berhenti tersenyum. "Nah gitu dong senyum. Tos dulu!" Luka mengangkat tangannya dan dia arahkan ke Amora.

Amora membalasnya dengan menepuk telapak tangannya ke telapak tangan milik Luka. Sontak keduanya tertawa renyah. Jangan lupakan tangan mereka yang masih saling menggenggam.

"Makasih, Luk."

"Santai aja. Udah ayok pulang!"

*****

Selepas dari pantai, Amora dan Luka memutuskan untuk pergi ke kebun bunga. Amora sebelumnya sudah berjanji kepada Wahyu untuk membantunya memetik bunga, karena mereka ada pesanan bunga yang terhitung banyak.

"Bapak!"

Amora berlari memeluk sang bapak yang sedang memotong tangkai bunga didepan sana. Wahyu yang mendengar teriakan putrinya pun menoleh dan membalas pelukan tersebut. Wahyu juga mengusap pelan rambut Amora.