Bab 5 Ancaman

1.7K 39 0
                                    

Jangan lupa subscribe dulu sebelum baca.

Tinggalkan komentar dan love nya ya.

Happy reading.

🌹🌹🌹🌹🌹

Bab 5 Ancaman 

"Apa istri Tuan yang datang?" tanya Gita dengan perasaan was was.

"Diam! Jangan sebut kata yang aku benci."

Bentakan Ardi membuat Gita tersentak. Satu kesalahan telah dia buat hingga tuannya murka, mendekat dan mencengkeram bahunya.

Ya Rabb, jangan sampai Tuan Ardi mengusirku. 

"Jangan sekali-kali menyebut kata itu di depanku! Mengerti!"

Tatapan Ardi menusuk tajam membuat Gita gemetaran.

"Ba...baik, Tuan."

Ardi berlalu meninggalkan Gita yang bergeming di tempatnya.

Gebrakan pintu kamar membuatnya tersadar lalu dia mengelus dada seraya beristighfar.

"Non, jangan membuat Tuan Ardi marah! Sabar ya kalau tinggal di sini!"

Wanita paruh baya yang bekerja sebagai ART menelusup ke kamar dan menghibur Gita.

"Iya, Bi. Apa tuan memang tempramennya begitu? Kalau marah seperti monster?"

"Tidak juga, Non. Malahan Tuan Ardi yang bibi kenal orangnya ramah. Sejak pulang dari rumah orang tuanya jadi sering emosi begitu."

"Tuan sudah menikah kan, Bi? Kenapa dia marah saat aku menanyakan istri karena ada wanita yang akan datang sebentar lagi."

"Bibi nggak tahu, Non. Istrinya belum pernah diajak ke sini. Kalau tentang wanita, Tuan Ardi memang beberapa kali mengajak wanita cantik dan seksi kemari. Kadang diajak minum-minum bersama Tuan Revan."

"Hah, Tuan Revan juga?"

Gita tercengang dengan fakta baru yang didapatnya dari Bi Irah.

Benar saja keduanya memang sudah biasa hidup di dunia gemerlap malam. Pantas saja Revan pernah bilang mau mentraktirnya minum.

Ya Rabb, rasanya aku ingin kabur saja dari sini, mencari Ela. Aku harus menghubunginya.

"Bi, Bi Irah." Terdengar teriakan Ardi yang menggema sampai ke telinga Gita dan Bi Irah.

"Bi, tuan memanggil, ada apa?"

"Biasa, Non. Tuan minta diambilkan khamr."

"Tuan juga menyimpannya di rumah?"

Bi Irah mengangguk, lalu melangkah keluar."

"Biar aku aja, Bi. Dimana tempatnya?"

"Tapi, Non. Nanti kalau tuan marah?"

"Coba dulu, Bi."

Gita memaksa untuk menggantikan Bi Irah. Sejatinya dia ingin tahu situasi di kamar tuannya. Dia melangkah menuju dapur, lalu mengambil satu botol yang tersimpan di lemari kitchen set.

Dengan sedikit gemetar, Gita membawa botol itu dengan hati-hati menuju kamar Ardi.

Mendekat ke pintu, jantung Gita semakjn berdetak tatkala mendengar suara perempuan yang mendayu-dayu dari dalam kamar. Diketuknya pintu kamar, terdengar suara mengizinkannya masuk.

Saat knop puntu di putar, pandangan yang mencengangkan hadir di depan mata kepala Gita.

Pyarr,

Tangannya bahkan tak kuasa memegang botol yang diminta tuannya. Melihat dua insan bercumbu mesra. Si wanita duduk di pangkuan tuannya sedang meluncurkan bujuk rayu. Si laki-laki pun turut menikmati sentuhan jari jemari lentiknya. Sampai denting botol pecah menghentikan aksi mereka. Gita tak tahan dengan apa yang dilihatnya. Tubuh meremang seketika, dipalingkan wajahnya agar aksanya tak ternodai untuk kesekian kali.

Istri yang Kabur di Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang