Bab 9 Curiga

1.4K 48 0
                                    

Bab 9 Curiga 

"Ardi, kamu semalam tidur dengan gadis kampung ini?" Raut wajah Jessy mendadak merah padam.

"Ya, kenapa? Siapa suruh kamu pergi ninggalin aku." 

Mata Gita sudah terbelalak, bisa-bisanya Tuan Ardi menyulut emosi. 

Bak menyiramkan bensin pada api yang menyala, Ardi sudah membuat Jessy semakin geram.

Gelak tawa keluar dari mulut Ardi membuat kedua wanita terpaut jauh usianya memandang heran. Gita merasa berada dalam kecanggungan mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

"Jess, kamu serius amat. Yang benar saja, dia jelas tidak sebanding denganmu."

Hati Gita mencelos, entah kenapa rasanya tak rela dibandingkan dengan Jessy.

Beranjak dari duduknya, Jessy yang mulai tersenyum mendekati lawan bicaranya. Beradu kasih di depan mata Gita yang tiba-tiba memanas.

Jessy sudah memberikan sarapan pagi untuk Ardi dengan kecupan mesra. Melihat Ardi mengusap bibirnya yang sudah basah karena ulah Jessy, rasa mual dan ingin muntah pun menghinggapi Gita. Dia segera menutup mulutnya sambil berlari masuk kamar.

Ardi menggelengkan kepala, sedangkan Jessy memandang j*j*k Gita yang sudah melesat ke kamar mandi.

"Lihat saja, dia masih anak kecil," ujar Ardi.

"Sebenarnya aku kenapa, sih? Biarkan saja toh mereka sepasang kekasih, tetapi aku merasa tak rela Tuan Ardi menghianati istrinya."

*****

Seminggu berlalu, Gita bersyukur bisa diterima di universitas ternama di Yogya jurusan sains dengan beasiswa penuh. Sementara itu, Ela satu jurusan dengannya dan Toni diterima di jurusan Olahraga.

"Bi, aku pamit dulu takut terlambat."

"Tapi, Non. Tuan Ardi semalam bilang mau mengantar Non Laras."

"Nggak usah nggak apa-apa, Tuan Ardi tadi malam bilangnya kan pas mabuk. Mungkin sudah nggak ingat sekarang."

Gita bergegas mencari ojek online. Ini adalah hari Ospek terakhir setelah tiga hari berturut-turut di jadwalkan. Dua hari yang lalu dia memang setia naik ojek. Namun entah angin dari mana, semalam Tuan Ardi menyeletuk ingin sekali mengantarnya. Saat itu, Tuan Ardi pulang bersama Jessy dalam kondisi mabuk.  Terdengar pertengkaran kecil yang sampai ke telinga Gita. Jadi, Gita pikir Tuan Ardi tidak sadar mengucapkannya. Kini Gita sedikit kecewa karena driver ojek nggak juga datang.

Tin,tin.

"Ayo, masuk!"

"Hah, Revan. Kenapa pagi-pagi kesini?"

"Mau ketemu bosmu, masih tidur, ya?"

Gita mengangguk, lalu melihat ke arah driver ojek yang akhirnya datang menyapanya.

"Maaf, Pak. Jalankan aja aplikasinya. Nona ini berangkat sama saya."

Gita sedikit kesal karena Revan seenaknya mencancel pesanannya.

"Sudah, ayo masuk! Aku antar. Nanti aku top up sebagai ganti ongkos yang hilang.

"Nggak perlu," ucap Gita seraya mencebik kesal. Namun justru tingkahnya mengundang tawa Revan.

"Pagi-pagi cemberut, susah jodohnya lho, Ras."

"Issh, apaan sih, Van."

"Oya, Ras, selama tinggal di rumah Ardi kamu baik-baik saja, kan?"

"Hah, maksudnya?" Gita kaget mendapat pertanyaan tak terduga dari laki-laki yang sudah dianggapnya seperti kakak.

"Apa ada tingkah yang aneh dari Ardi kepadamu?" Gita semakin mengernyitkan keningnya.

Istri yang Kabur di Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang