Bab 8 Pelukan

1.6K 51 4
                                    

Bab 8 Pelukan hangat

Gita menyampirkan celana dan kemeja di sofa mini. Tak sengaja dompet yang ada di saku celana terjatuh di lantai. Gita memegangnya dengan tangan gemetar. Teringat pesan Toni untuk mencari tahu nama lengkap Tuan Ardi.

"Jess, mau kemana kamu?"

Tubuh Gita tersentak saat dua tangan kekar merengkuhnya dari belakang. Dia terpaku dan merinding karena sentuhan yang tak terduga. Segera berbalik dan mendorong kuat tubuh Ardi hingga terbaring di ranjang, Gita tidak mau menjadi korban amukan. Dompet diselipkan kembali ke kantong, lalu Gita berlari dan menutup pintu kamar Ardi.

Bersandar di balik pintu, Gita mengusap berkali-kali dadanya. Baru saja jantungnya berdetak normal tiba-tiba dikagetkan oleh suara yang memanggilnya.

"Non Laras!"

"Bi Irah."

"Tuan Ardi sudah pulang?" tanya Bi Irah dengan wajah tertegun mengamati ekspresi Gita yang tidak wajar.

Gita hanya mengangguk lemah.

"Bibi sudah bilang jangan keluar, kenapa masih di sini?"

"Tadi Tuan Ardi mual muntah, Nona Jessy teriak-teriak j*j*k bajunya kena muntah."

Terlihat Bi Irah sudah tak heran lagi, wanita cantik bernama Jessy memang pura-pura baik saat di depan Tuan Ardi.

"Sekarang gimana Tuan Ardi?"

"Sudah saya ganti pakaiannya sekarang tidur di kamar, Bi."

"Kalau gitu, bibi buatkan minum dulu."

"Lemon hangat aja, Bi!" usul Gita.

"Baik. Nanti tolong ditaruh di meja nakas saja, Non!"

"Aku yang naruh, Bi?" Gita menunjuk dirinya dengan ekspresi tak terbaca.

Bibi mengangguk lemah, sementara Gita hanya tertunduk lesu.

Segelas lemon hangat yang diketahui bisa menetralkan alkohol yang ada di dalam tubuh dibawa Gita masuk kembali ke kamar. Dengan langkah hati-hati, menapak tanpa suara, Gita meletakkan segelas lemon di nakas. Lega hati terasa saat sang empunya kamar tidak terusik dengan kedatangannya. Namun begitu Gita berbalik, ada yang menahan erat tangan kirinya.

Aargh,

Pekikan Gita justru membuat Ardi menarik tangannya kuat hingga terjatuh di ranjang yang sama.

"Mau kemana, Jess. Temani aku!"

Tubuh Gita gemetar, ini kali pertama dia berada seranjang dengan pria dewasa, bahkan dengan suaminya saja belum pernah dia lakukan.

"Ya Rabb, ampuni aku. Tuan Ardi mabuk, tidak sadar aku yang ada di sini. Dia mengira aku Nona Jessy. Aku harus segera keluar dari kamar ini."

Gita berusaha melepaskan pelukan hangat tangan sang majikan yang dipunggunginya. Namun apa daya semakin Gita memberontak, semakin Ardi mendekapnya erat. Kondisi mabuk pun tak membuat Ardi melepaskannya. Membiarkannya sejenak, Gita memutar otaknya. Beberapa menit berlalu, suara dengkuran halus terdengar di telinga Gita.

"Syukurlah, Tuan Ardi sudah tidur."

Gita memindahkan tangan Ardi dengan pelan tanpa membangunkannya.

Gita berlari menuju kamarnya lalu menguncinya rapat-rapat.

Dia segera melompat ke ranjang dan bergelung dengan selimut.

"Astaghfirullah, hampir saja. Ya, Rabb lindungi hamba-Mu yang lemah ini."

Rasanya Gita ingin secepatnya bersimpuh di kaki suaminya memohon ampun. Terlebih juga kesalahannya yang telah membuat ibu bapaknya serta mertua kawatir.

Istri yang Kabur di Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang