SEMBILAN

17 1 0
                                    

Apa maksud mimpinya tadi malam? Kenapa kata-katanya begitu ambigu untuk didengar, tidak ada petunjuk sama sekai hanya mimpi random yang datang seperti tadi malam. Itu pun jarang jarang.

Narenka dan Marlio pasti merencanakan sesuatu dari nada bicaranya di mimpi itu Gracia sudah tertebak. Dia tau orang yang akan membunuhnya itu Narenka dan Marlio tapi dia tidak tau seperti apa yang akan mereka berdua lakukan untuk membunuhnya.

Dia memasuki raga Gracia untuk memperbaiki semuanya kan? Apakah semuanya belum terlambat? Namun, dia yakin semuanya belum terlambat. Buktinya Narenka tidak mengenalinya dan lagi pula dia baru saja masuk sekolah barunya itu.

"Heh! Anying gue di kacangin tai!" umpat Gisella menepuk pundak Gracia keras

Sebab dari tadi Gracia melamun, Gisella sudah memanggilnya beberapa kali tapi dia tidak menjawab

"Apa?" balas Gracia malas

"Lah kata lo minta anter ke Kak Ghares? Buruan mumpung gue gak mager" ucapnya sesekali cekikikan

"Alah bilang aja ada alasan lain"

"Hehehe"

Gracia menerima uluran tangan Gisella dengan malas dia bangkit dari kurisinya. Sejujurnya Gracia sangat malas jika harus mencari orang bernama—Ghares itu. Coba saja lakilaki itu membalas pesannya kan dirinya tak perlu repot-repot mencarinya.

"Lo tau emangnya keberadaan makhluk itu?" tanya Gracia pelan

"Ck! Dia denger abis lo, bisa bisa langsung nggak diterima dieskulnya" Gisella menepuk lengan Gracia keras

"Bagus kalo gitu"

"Jadi dimana? Gue gak mau kalo harus muter muter gak jelas" lanjut Gracia

"Sialan! Yang punya urusan elo kenapa gue  yang di giniin sih?!" bentak Gisella menatap garang Gracia

"Bukanya lo juga mau ketemu Ghares-Ghares itu?" tanya Gracia yang dibalas cengiran dari Gisella

Selain dia disuruh untuk menyampaikan pesan dari Marlio—si ketua Voly  untuk ketua Renang itu, dia juga sekalian bisa melihat wajah tampan Ghares yang sangat jarang menampakan wajah tampannya itu disekolah.

Kabarnya Ghares hanya akan masuk kedalam sekolah jika jam pelajaran sudah dimulai dan pulang ketika sudah sepi. Dia juga beristirahat diluar sekolah bukan di kantin, karena kabarnya dia tak suka keramaian.

Introvert. Sepertinya.

Itu yang di pikiran Gisella. Namun, dia juga tidak tau alasan spesifik kenapa Ghares jarang terlihat disekolah. Introvert adalah kata yang muncul di kepala kecilnya itu.

"Tenang. Gue udah tanya sama Nala kalo Ghares biasanya nongkrong dimana. Katanya sih warung belakang sekolah, gue baru 2 kali kesana sih. Dan itu nggak nyaman banyak cowok nya" ucap Gisella

"Kok Nala temen lo itu tau dia sering ningkrong disitu?"

"Dia kan Osis, sering nyari anak-anak yang bolos. Termasuk disana banyak banget yang bolos" Gracia mengangguk mendengar penjelasan Gisella

Keduanya telah sampai di samping tempat sampah, bisa di lihat jam istirahat seperti ini banyak sekali anak anak yang berada disana dan di dominasi kan kaum laki laki.

Jujur Gracia merasa kurang nyaman, ini hanya melihatnya dari jauh bagaimana dari dekat? Warung itu terlalu sumpek karena terlalu banyak orang di dalam dan di luarnya.

"Ayo! Keburu Kak Ghares pergi" ajak Gisella menarik tangan Gracia

"Tunggu. Lo? Gak malu?" tanya Gracia kikuk

GRACIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang