Kini mereka sedang berada di parkiran sekolah, rencana nya mereka akan mengerjakan kerja kelompok sepulang sekolah. Karena, jika di tunda tunda tidak akan jadi. Sekalian cape kalo kata Danu mah.
"Lo bawa motor kan Chik?" tanya Danu pada Chika.
"Sejak kapan gue bisa motor?" Danu menghela nafas kasar, ditanya malah balik nanya.
"Kalo lo Gracia? Bawa motorkan?" tanya penuh harap Danu, mengabaikan pertanyaan Chika.
"Gue naek angkot aja, kalem-kalem." ujarnya santai, karena Gracia memang biasa manaiki angkutan umum. Selain tak punya motor, Gracia juga tak bisa membawanya.
"Ck! Lo sama Dewa, biar enak ngarahinnya" atur Danu, kini pandangannya kembali ke Chika yang tampak tak peduli dan khawatir akan bersama siapa nantinya.
"Terpaksa lo sama gue." ucap Danu tak mengenakan hati Chika, pasalnya bukan apa-apa dia tak mau memboncengkan ke 2 cewe tersebut, hanya saja motor yang kini ia pakai tidak enak untuk di bonceng oleh lawan jenis. Takut dada nya nempel, karena desain motornya tinggi bagian belakangnya.
"Gak usah."
"Jangan ribet Chik! Terus lo mau sama siapa? Jalan kaki?!" omel Danu kesal.
"Safar." ucapnya kini menelpon seseorang yang diyakini adalah Safar. Danu dan Dewa menghela nafas saat Chika berkata demikian. Tentu saja Safar dengan sigap akan datang.
"Jangan di biasain Chik" ucap Dewa memperingati.
"Apa?" tanya Chika
"Nyusahin Safar."
"Terserah gue, Safar aja gak masalah. Kenapa? Lo gak suka?" ucap Chika mulai terbawa emosi.
"Jelas gue gak suka! Benalu nyusahin mulu! Lo kira Safar cuman ngurusin lo doang? !" sentak Dewa. Danu yang melihat Chika akan membalas perkataan Dewa langsung menghentikan nya.
"Udahlah! Noh Safar udah dateng, Gaslah!" ucap Danu menaiki motornya.
Gracia yang dari tadi mengamati pun merasa tidak mengerti akan apa yang mereka bicarakan. Namun, bisa ditangkap jika Chika dan Safar memiliki hubungan dan teman Safar tidak menyukainya. Ntah apa alasanya, Gracia pun tak ingin masuk lebih dalam.
"Ayo Ka!" ucap Safar merangkul bahu gadis yang bernama Chika itu.
Mereka beriringan kearah rumah Gracia, dengan Gracia di depan dengan Dewa dan disusul oleh Danu dan Safar bersama Chika.
"Masukin aja, jangan di luar" titah Gracia pada teman temannya itu.
"Rumah lo sepi amat." komentar Dewa sembari melirik kesana kemari.
Namun, pekarangannya sangat bersih. Tapi tak memungkiri jika rumag Gracia sedikit menyeramkan karena sepi.
"Iya gue tinggal berdua doang sama Ibu gue" ucap Gracia yang langsung di mengerti oleh ketiganya.
"Bokap lo dinas ya?"
"Kepo lo Dew, udah ayo takut ke sorean" ucap Danu lenggeret lengan Dewa ke dalam rumah Gracia.
Mereka langsung mendududkan diri di sofa, sementara Gracia dia berjalan kedapur untuk membawakan makanan serta minumam sebagai teman belajar.
"Eh Sorry ya, cuman ada jus jeruk. Pada suka kan?" tanya Gracia
"Aer mama lemon juga si Danu mah suka Grac, hahaha" tawa Dewa menggelegar di rumah besar Gracia, Gracia berharap Renata tidak terganggu.
"Anjing! Daripada lo suka aer mawar!" semprot Danu.
"Sejak kap-
"Stopp! Anjing malah ribut, cepet ayoo ni mau buat apa?" lerai Safar yang dari tadi jengah.
"Ehh! Elu gak di ajak ya anying, kelompok mana lo?" sewot Danu pada Safar.
"Bangsattt pulang lah gue!"
"Yaudah sana"
"Sana"
"YAYANG CHIKA LIATTT!" adu Safar pada Chika
"Berisik lo ah! Nanti orang rumah ke ganggu"
Pada akhirnya mereka memutuskan membuat kincir angin dengan lenyiap kan bahan bahan membuatnya, mereka mulai fokus membangun kincir angin tersebut. Tak terasa hampir selesai. Tinggal di cat untuk menciptakan hasil yang lebih enak di pandang.
"Mau di chat warna apa?" tanya Danu pada yang lain.
"Kata gue mah warna ungu aja gasi? BTS!tehyunkk sarangheee" ucap Dewa tiba tiba berfose love
"Next! Gue sukanya Twice!" ucap Safar tak setuju
"Warna kayu aja yang mengkilap" ucap Chika menyarankan.
"Boleh boleh! Tapi kayaknya gue punya deh cat yang warna kayu. Di gudang." ucap Gracia mengingat sesuatu
"Dewa, Safar ambil sana! Dari tadikan lo pada cuman ngemil."
"Bantu doa aja gue mah, kata bapaknya Sultan doa gue paling manjur."
"Lagian ngapain gue bantu? Bukan kelompok gue ini. Malesin." ucap Safar acuh.
"Kamu ngga mau bantuin?" tanya Chika
"YA MAU LAH! PAKE NANYA! GAS DEW!" Safar langsung menarik baju Dewa untuk mengikutinya. Gracia pun tak lupa menujukan letak gudang nya dimana.
Dewa memegangi selangkangannya dengan berdesis
"Shhh mau buang air kecil gue" ucap Dew sambil bergerak tak tau arah menahan rasa ingin pipisnya.
"Mau gue pengangin?" tawar Safar denga manik polos.
"Gak! Sana lo ke gudang nanti gue nyusul" usir Dewa mendorong tubuh atletis Safar.
Dengan malas Safar menuju gudang namun dia melihat celah kecil, karena ada rasa takut secuil apalagi dia tadi nonton flim zombie sebelum kesini.
"Wih boneka budi" gumamnya kagum melihat boneka bertopi koboy itu
Setelah sekian lama Safar memandangi boneka itu tiba tiba Dewa menepuk pundaknya keras.Puk!
"WEH!" kaget Safar mengusap dadanya
"Apasi? Lebay." decak Dewa
"Ck! Diem nanti di budi ga jadi gerak!"
"Budi siap-
"Noh liat! Kalo di flim toy story si budi bakal gerak kalo ga ada orang"
"Hm terus?" tanya Dewa tak paham
"Kita jangan berisik, siapa tau si bastian sama budi gerak" Dewa pun mengangguk paham, mereka berdua menunggu dengan sabar berharap kedua boneka itu gerak. Namun, ditunggu hampir setengah jam Boneka itu sama sekali tidak gerak.
"Ini si Budi kapan geraknya ya? "
"Gatau kayaknya kita ketahuan kali?"
"Gatau."
******
Terserah kaliannn tunggu aja tuh budi gerakk ampe lebaran monyet
Ketik 1 buat liat budi gerak !!!!
Ketik 2 buat liat budi gerak sambil ciuman sma bastian!!!!
Vote, komen, dan sharee ges!
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIA
FantasyCover by pin **** Langsung baca aja! ngga pandai buat deskripsi. ✍️:Jan-10-2023 Transmigrasi (continue the life of the main character). ~of those suffering from S