Tiga belas

8 1 0
                                    

Mereka kini duduk berlingkar menunggu seseorang yang penting, yang saat ini belum menampakan dirinya. Acara ini sepertinya akan berlangsung lama dan sangat membosankan.

"Ck! Lama amat si Nal, tau gini enggak usah ikut kumpulan" gerutu Gracia bosan

"Hahaha... Sabar dikit dong, Kayaknya sebentar lagi juga datang" Gracia menghembuskan nafas kasar dan tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain sabar menunggu

Riuh suara para murid yang mengikuti kumpulan terdengar, mereka mengalihkan pandangan ke seseorang yang baru datang tadi. Dengan penasaran Gracia menengok ingin tahu apa yang di liat anak anak lainnya.

Gracia tersentak panik ternyata ketua renang yang mengalihkan atensi mereka. Ya memang wajar saja wajahnya yang nyaris sempurna dan badan atletisnya membuat kaum hawa menahan nafas sejenak.

Gracia juga sebenarnya terpesona. Namun, mengingat sifat menyebalkannya ia membuang jauh jauh perasaan yang mampir itu.

"Udah kumpul semua?" suara rendah namun masih bisa di dengar oleh Gracia membuat bulu kuduk nya merinding.

Dia sangat mengintimidasi.

"Udah Res, tapi ada 3 orang yang enggak kumpul si katanya ada urusan di luar" ucap Relga menatap absensi di tangan nya

"Keluarin"

"Hah?" Relga yang sedang mengisi absen tersentak mendengar ucapan kawannya itu. Ghares melihat teman nya seperti tak mengerti maksud nya menghembuskan nafas lelah

"Tiga orang yang enggak dateng hari ini, keluarin"

"Loh? Janganlah Res, aset pengganti kita tuh kalo kita lagi cidera" tahan Relga

"Gue gak butuh orang yang nyepelein perintah gue Ga, Asep, Rama, Yoga? Mereka udah bolos latihan 3 kali. Dan kali ini 4 kali? Harus gue toler juga?" Relga membisu memdengar ucapan Ghares.

Tak ada pilihan lain, Relga mengangguk menyanggupi perintah ketuanya itu.

Jangan salah Ghares memang tak memantau langsung tapi dia tau setiap anggotanya, jadi tidak ada yang bisa membodohinya ketika mereka memberinya alasan tak masuk akal.

"Woi diem semua" teriak Marcello mengkondusifkan anak anak

"Jangan ada yang ngobrol, kalo mau ngobrol mending pergi sekarang"

Hening, tak ada yang terdengar kecuali hembusan nafas dari masing masing siswa siswi.

"Res udah bisa" ucap Marcello pada Ghares mengatakan bahwa keadaanya sudah kondusif dan Ghares sudah bisa berbicara sekarang.

"Semuanya denger suara gue?" ucap Ghares lantang, tentu saja terdengar kencang.

"Denger!" ucap serentak

"Gue denger ada anggota baru 2 orang? Bisa maju ke depan sama gue?" ucap Ghares mengedarkan pandangan nya.

Gracia menggenggam tangan Nala panik,  Nala mengusap usap seolah mengatakan tenang.

Gracia berdiri dan melangkah ke arah Ghares, melihat seorang laki laki juga berjalan searah bersama nya membuat Gracia bernafas lega. Setidaknya dia tidak sendirian.

Mereka kini telah bersejajar menunggu apa yang akan Ghares lakukan selanjutnya.

"Siapa nama lo?" tanya Ghares pada laki laki tersebut

"Dikta" namanya Dikta?

"Alasan lo masuk eskul renang apa? Bukan nya banyak eskul yang bisa lo pilih selain renang?" tanya Ghares yang membuat Gracia berdecih sebal, pertanyaan nya sangat basic dan pasaran.

"Karena gue suka dan skill gue juga ada di renang, gue mau ngembangin skill gue Bang" ucap Dikta dengan tatapan lurus seolah tak gentar dengan tatapan Gharea yang tajam

"Oh Ya? Kalo skill lo udah berkembang, lo mau keluar?" lagi lagi pertandingan pasaran yang di keluarkan dari mulut Ghares

"Enggak Bang! Selain buat skill gue berkembang, gue juga ngerasa cocok di sini"

Brak!

Semua terkejut melihat Ghares yang tiba tiba menggebrak meja keras sambi berdecih. Tak ada yang tau apa yang ada di pikiran laki laki itu yang jelas semuanya terkejut dengan perilaku Ghares.

Terutama Dikta, laki laki itu tampak sulit mencerna apakah dia salah berbicara atau tidak.

Ghares dengan tiba tiba merangkul Dikta erat, hampir mencekik nya "Lo liat mereka? Jawaban mereka semua mirip yang lo omongin tadi! Basic! Basi!" ucap Ghares menunjuk mereka semua.

"Tapi gue pengin tau, apa lo bener benar suka sama renang? Gue terima lo disini dan buktiin kata kata lo" ucap Ghares menepuk pelan pundak Dikta yang terkejut.

"Iya Bang!" jawab Dikta lantang

Tatapan Ghares beralih ke Gracia yang menunduk sembari memikirkan alasan yang logis supaya dia tidak diterima di komunitas ini.

"Lo! Apa alasan lo?" Ucap Ghares tajam
Gracia termenung sejenak apa kira kira  kata yang cocok untuk membuatnya di tendang dari sini?

"G-gue....emm"

"Apa?!"

"Gue cuman mau pansos sama lo!" ucap Gracia dengan cepat dengan tak sadar, menutup mulutnya kaget dengan ucapannya sendiri.

"APA!" bentak Ghares yang sama sama kagetnya dengan yang lain

Gracia gelapakan mencari cara untuk kabur " Lo gila?!" bentak Ghares kencang

"Enggak gue serius! Gue cuman mau pansos sama lo Ghares!" sudah kepalang basah Gracia memilih melanjutkan ucapannya saja

"Ghares?! Gue bahkan lebih tua dari lo sialan!" ucap Ghares pelan mungkin hanya bisa di dengar oleh Gracia dan Dikta saja karena mereka ada di dekatnya.

"Kenapa lo nggak suka hah?! Kalo gitu gak usah terima gue jadi anggota lo! Gampangkan?" gertak Gracia pelan

Ghares mengalihkan pandangannya sambil terkekeh tak abis pikir, dia takjub dengan perempuan dihadapannya ini sangat tidak dapat diprediksi dia akan mengretaknya seperti ini.

"Tch! Lo nantangin gue hm?" desis Ghares berbisik pelan di telinga Gracia

"Oke! Lo mau pansos kan? Gue terima lo disini, baik kan gue biarin lo pansos sama gue?" ucap Ghares tersenyum tengil

"Res! Jangan lah, kita enggak nerima anggota buat main main kayak dia" ucap Marcello mengingatkan

Ghares menghembuskan nafas lelah ia tahu keputusan nya sangat berbanding balik pada Ghares yang biasanya. Namun, Ghares sudah terlanjur kesal dengan gadis ini.

"Ga, lanjutin. Gue balik" ucap Ghares pada Relga yang masih terbengong cengo menatap kepergiannya

"WOI GHARES! LO NGGAK BISA SEENAKNYA GITU!" teriak Marcello kesal

"Ck,ck,ck! Bisalah orang dia ketuanya, emang elu cuman anggota biasa? Gue dong koordinator" ucap Ebra menaik turun kan alisnya.

"Udahlah Cel! Si Ghares nggak bakal kacauin semuanya kok, dia cuman mau main-main. Biarin ajalah"

"Iya sensi amat, ngerokok yuk!" timpal Ebra merangkul Marcello

"Gass! Ga, lo urusin dah tuh anak anak! Bay mau ngerokok dulu" Ucap Marcello yang tampak sumringah.

Relga memandang aneh pada Marcello yang moodnya sangat cepat berubah. Relga yang bertanggung jawab setelah temen temannya pergi kemudian memberikan informasi kapan saja mereka akan latihan dan kemudian membubarkan mereka.

*****

GRACIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang