SEBELAS

8 2 0
                                    

"BANG GHARES YUHUUU" teriak Danu ketika tiba di Warung belakang sekolah itu

Terlihat kumpulan Ghares sedang ngobrol ngobrol santai disana. Mereka itu bukan sekumpulan Gang atau pun Gengster atau apalah itu. Jadi tidak ada yang namanya ketua ketuaan tapi mereka selalu menganggap Ghares ketuanya karena aura dominan lelaki itu begitu pekat.

Tak jarang Ghares sering membantu mereka yang sedang kesusahan maka dari itu mereka dengan senang hati mengabdi padanya. Walaupun menurut Ghares itu sudah berlebihan.

"Gimana?" tagih Ghares pada mereka

"Aman, kalo sama gue mah apasih yang gagal coba?" ucap Danu sombong

"Buruan deh banyak bacot lo, apa yang lo pada temuin?" tanya Ghares tak sabar

"Kita udah dapet alamat tuh cewe, tapi nih ya rumahnya bagus Bang tapi tuh sepi benar" ucap Danu memberikan informasi

"Bener tuh mana engga ada satpamnya, selain bagus rumahnya juga lumayan gede tapi gue gak liat ada pembantu nya. Sopir aja kagak ada Bang" tambah Safar

"Tau dari mana lo pada?" Ghares memincingkan mata selidik

"Ya taulah, biasanya kan kalo sopir suka ada di samping rumah atau di luar ini kita udah nungguin 1 jam an kagak ada yang keluar"

"Buset Res. Penasaran banget lo ama tuh cewe?" tanya Ebra penasaran

"Biasa aja"

Semua yang ada di meja mendelik tak percaya, apakah iya? Kalo memang benar mengapa Ghares repot repot mencari taunya?

"Kirim ke gue alamatnya. Lo pada makan gue yang bayar"

"ANGKUT GUYSS!" teriak Danu mereka langsung memesan makanan banyak, bersyukur mereka belum makan apapun jadi mereka bisa menghabiskan uang Ghares untuk mentlaktir mereka

"Waduh ada apaani rame rame?" tanya lelaki yang baru saja datang

"Si Ghares bayarin anak anak makan" ucap Marcello

"Wihh mau juga dong Bang!" ucap Sultan laki laki itu

"Engga ada-engga ada! Lo pas bagian misi balik, pas bagian makan lo datang? Enggak ada pergi lo setan!" teriak Danu dengan tangan yang memegang gorengan 3

"JAHAT BANGET DANU! BANG GHARES AJA OKE OKE AJA! AWAS MAU PESAN MIE GORENGG!" teriak Sultan masuk kedalam Warung itu

Keadaan Warung begitu ricuh sampai sampai yang melayaninya kewalahan karena terlalu banyak pesanan. Teman temen angkatan Gharea hanya tertawa melihat adik kelasnya itu yang sangat brutal padahal cuman makanan.

Ghares tersenyum miring memikirkan cara untuk mempermainkan gadis yang kurang ajar padanya. Pertama-tama gadis itu harus tetap berada pada pandangan nya selalu membuatnya jatuh cinta padanya dan membuangnya. Cara yang brengsek tapi akan sangat menyenangkan.

"Res kenapa lo nyuruh bocah buat mata matain tuh cewe?" tanya Relga penasaran

"Gue mau buat cewek songong itu kapok, dan engga berani macem macem lagi sama gue" jawab Gharez enteng

"Mending lo lupain aja deh, kayaknya gak penting ngurusin tuh cewe. Mending fokus buat lomba minggu depan deh" kata Relga mengingatkan

"Ini urusan gue. Lo mau ikut serta atau engga juga, gak rugi gue"ucap Ghares tak mau tahu

"Di bilangin batu banget, jangan ampe deh lo sampe suka sama tuh cewe"

"Gaakan santai" ucap Ghares tersenyum tengil

******

Setelah selesai mandi dan memakai gaun berwarna ungu tua Graci turun dari lantai atas untuk mengambil kue yang ia simpan di kulkas.

Sengaja malam ini Gracia memakai gaun yang sudah disiapkan oleh Ibunya seperti biasa. Sesekali lah ia menyenangkan Ibu nya itu dengan menuruti kemaunanya si hari ulang tahunnya.

Harus menyiapkan lilin yang ia simpan di kamarnya untuk dipasangkan di kuenya, kaki jenjang Gracia melangkah menuju kamar Ibunya yang bernuansa bunga bunga. Melihat Renata yang sedang melukis sesuatu

Gracia terseyum lalu menepuk pundak Renata sekali.

"Happy B'day Bu" ucap Gracia kepada Renata

Raut kaget dan senang tercampur jadi satu, rasanya sudah lama tak di beri kejutan seperti ini. Hatinya menghangat kala melihat Gracia memakai gaun yang ia siapkan, karena akhir akhir ini Gracia sering membangkang.

"Makasih sayang" ucap Gracia mencium pipi anak nya itu dengan mengusap lembut

Sejenak Gracia merasa aman didekat Renata, rasanya sudah lama sekali dia terpisah dari keluarga aslinya.

"Sama-sama Bu, ayo potong kue nya!" ucap Gracia antusias

Tangannya menuntun ibunya untuk memotong kue nya kecil lalu menyuapkan kue itu kepada Ibunya.

"Enak" ucap Renata terseyum

Gracia tersenyum membalasnya ia bahagia karena Renata jauh lebih baik keadaannya dari pertama dia datang. Syukurlah Dokter Mayang menepati janjinya untuk merawat Renata dengan baik.

"Kado terindah tahun ini adalah senyum kamu Grac, saya seneng kamu masih mau berada disisi saya walaupun saya gila"

"Ibu engga gila, Ibu cuman sedih" ucap Gracia menyakinkan Ibunya.

Renata terkekeh dengan perkataan Gracia "Iya Ibu cuman sedih" balasnya menganggukan kepala.

"Kamu mau tau sesuatu?" ucap Renata, Gracia menanggukan kepalanya dengan semangat. Akhirnya Renata mulai terbuka dengan dia.

"Papah kamu meninggalkan saya di hari ulang tahun saya Grac, dia membawa selingkuhannya dan mengaku di depan saya. Hati saya hancur saat itu mengetahui hubungan gelap mereka, di tambah mereka sudah mempunyai anak seumuran dengan kamu" tangis Renata pecah. Wajahnya begitu putus asa, nafasnya tersenggal senggal. Dia terus menepuk dadanya sesak.

Mata Gracia ikut berkaca kaca, membayangkan betapa rapuhnya Renata saat itu.

"Saya hanya punya kamu saat itu Grac. Saya minta Papah kamu kembali tapi dia sama sekali engga noleh ke arah saya. Saya sendirian saat itu. Memikirkan apa yang salah dari saya" lanjut Renata dengan tatapan kosongnya

"Engga usah dilanjut Bu" Gracia tak kuasa melihat Renata saat ini, rasanya ia ingin lari dan tak mau melihat wajah Renata. Hatinya terlalu rapuh melihat ini semua.

"Hidup saya udah hancur Grac, malam itu juga kejutan dari Papa kamu membuat saya depresi, saya berniat bunuh diri saat itu juga. Namun kamu? Tatapan kamu yang membuat saya mengurungkan niat saya" ucap Renata tersenyum rapuh.

Apakah Papa nya benar benar jahat? Mengapa ia begitu tega pada Ibunya! Rasanya melihat Renata seperti ini. Gracia sangat ingin menghajar Pria yang sayangnya Papanya itu.

Rasanya malam ini Renata akan tidak tidur. Luka lama yang ia tutupi, terbuka kembali. Renata belum berdamai dengan keadaannya sampai saat ini.

*****

Mewekkk bangtt😭

Kalian dari daerah mana si? Komen di bawah yaa!.

GRACIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang