Part 1" : Requeen Nash's POV

164 14 1
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau memang anak yang tak berguna, Requeen! Bagaimana bisa mengantarkan roti saja kau tak sanggup? Apa saja yang bisa kau lakukan?" Omel ayahku. Aku sudah mengatakannya, ayahku adalah orang tergalak sedunia.


"Ada kereta kuda yang menabrakku, dad." Selaku.

"Aku tidak peduli apapun alasanmu." Matanya yang berwarna hijau memandangku geram. Lalu berbalik menuju panggangan roti yang kini mulai matang.


"Kau tahu? Kau hanyalah anak orang asing yang aku pungut! Dan apa hasil yang aku dapat? Kau hanya membawa kesialan dalam hidupku! Jadi akan lebih baik lagi jika kau pergi dari sini!!" Bentak ayahku menohok.


Aku tak lagi memedulikan makian lain yang dilontarkan dari mulut ayahku. Aku terpaku dengan satu kalimat yang sangat menusuk hatiku. Membuatnya mati dan busuk di dalam tubuhku.


Apa maksudnya?

Aku... Bukanlah anak kandungnya?


"Oh janganlah kaget seperti itu. Dan yeah, sayangnya semua benar, nak. Jika saja mendiang istriku tidak mengambilmu, aku sungguh tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan menyedihkanmu akan berlanjut. Namun, sekarang istriku telah meninggal. Dan kau perlu mengetahui bahwa sejujurnya aku tak lagi peduli padamu. Sayang sekali. Kau hanya datang menyusahkan hidupku yang sudah menyedihkan. Well, setidaknya tidak semenyedihkan hidupmu. Hidupku lebih baik daripada hidup sial yang kau miliki. Jadi, pergilah jauh-jauh dan jangan pernah kembali."

"Dad, tapi..."


"I'm not your dad! Go away from me, right now!"


Tolong jangan tanyakan bagaimana perasaanku.

Tapi kau bisa menebaknya. Hatiku sungguh sakit. Hancur pecah berkeping-keping. Seakan-akan seseorang baru saja menginjaknya. Seseorang membuat kesakitan yang sangat menohok. Kurasa tak ada lagi oksigen yang biasa kuhirup. Semua terasa hilang begitu saja meninggalkanku.


Membiarkanku mati tersiksa. Jantungku seakan baru saja disiram oleh lelehan timah panas. Kakiku kini tak lagi sanggup berdiri. Batu granit tersangkut tepat di dalam kerongkonganku. Ba--bagaimana bisa?



Aku baru saja ingin berbicara saat tiba-tiba saja seorang pria memakai baju pengawal kerajaan datang ke toko kue milik--ayah yang katanya bukan ayahku sebenarnya. Oh aku menyadari betapa enggannya aku menerima kenyataan yang ada.

Namun, aku tetap memandangnya sebagai ayahku. Aku tak peduli bagaimana perilakunya padaku.

Maaf jika kedatangan saya menganggu. Saya hanya ingin bertanya, apakah kau yang tadi pagi ditabrak oleh kereta kudaku?" Tanyanya melihatku.

"Yeah, anda benar, Tuan." Oh jadi kereta kuda itu miliknya.


"Bagus jika begitu. Saya mencari anda sedari tadi. Saya sungguh mohon maaf karena meninggalkanmu begitu saja. Namun sungguh kepentingan Raja sangat terdesak saat itu. Jadi, maukah kau jika saya ajak anda ke kerajaan? Kau akan..."

"Tunggu, tunggu. Apa maksud anda, Tuan?" Sela ayahku.

"Oh, anda pasti Jacklo Nash. Saya Mr.Fallesh. Dan saya ingin mengajak puteri anda..."
Tiba-tiba saja ayahku menarik lengan Mr.Fallesh untuk pergi menjauh dariku. Namun kini aku hanya diam. Apa lagi yang akan terjadi padaku? Sungguh cukup mengetahui bahwa ayahku bukanlah ayahku yang sebenarnya.

Aku masih bingung tentang siapa orang tuaku. Dimana mereka? Mengapa mereka meninggalkanku? Apa yang terjadi pada mereka? Apakah mereka masih berada di dunia? Atau apakah mereka kini berada di dimensi lain? Mengapa mereka tak mencariku? Mengapa mereka mengabaikanku? Apakah mereka membenciku? Apa yang membuat mereka membenciku? Memangnya dimana letak kesalahanku?

Mataku memandang mereka dari tempatku semula. Telingaku tak dapat mendengar percakapan mereka. Namun mataku menangkap tumpukkan dollar yang banyak di tangan pria asing yang memberikannya kepada ayahku. Untuk apa uang itu?

"Silahkan pergi saja, Requeen! Jangan pernah menganggu hidupku lagi." Ucap ayahku tiba-tiba saja saat mereka kembali dari perbincangan mereka. Aku tak mengerti maksud ayahku. Karena saat itu pula, pria asing itu membawaku dalam kereta kudanya.

Next?

Requeena (New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang