Bahwa jika saja mereka tidak mau mendengar dan menolak apa yang dilakukan ayahku."
***
"Aku tidak begitu yakin atas pengumuman besok, Kevoul. Mereka pasti menentang gadis itu." Ayah kembali berbicara. Ia memandangku dengan mata yang berpendar kehangatan yang sangat aku rindukan. Aku jadi teringat dengan ibu. Walaupun ia meninggalkanku saat baru saja aku merasakan dekapannya. Aku tidak terlalu ingat bagaimana rupa ibuku. Namun, aku tahu bahwa ia menyayangiku. Itu saja sudah cukup bagiku.
"Kapan lagi, dad? Mereka akan menutup niat mereka jika mereka membuat pemberontakkan. Queena sudah jelas adalah anakmu. Tes darah juga sudah membuktikannya. Tak ada lagi alasan adanya pemberontakkan." Ucapku berusaha menghapus keraguannya.
Keheningan kembali menyelimuti kamarnya. Aku menemui ayahku untuk memastikkan persiapan pengumuman yang besok akan berlangsung. Seluruh negeri ini, bahkan penjuru dunia akan menjadi saksi lahirnya kembali adikku.
"Dimana dia sekarang?" Tanya ayahku yang membuatku tersentak dari lamunanku.
"Di kamarnya." Jawabku. "Aku pergi, dad." Sambungku lagi lalu pergi meninggalkan kamar ayahku.
Otakku masih berpikir. Jika saja apa yang dikhawatirkan oleh ayahku adalah benar, aku bertanya-tanya; memangnya apa maksud dari mereka melakukan hal itu? Bukankah mereka hanya tinggal percaya dan semua akan berjalan lancar?
Pemberontakkan tidak akan terjadi.
Aku tidak sabar menunggu besok. Adikku akan mendapat pengakuan dan tidak lagi menjadi rakyat biasa. Aku hanya memikirkan betapa tidak adilnya kehidupan yang ia miliki dengan kehidupanku. Kurasa, semuanya bahkan berbanding terbalik dengan hidupku. Padahal ia adalah adik kandungku. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Aku tidak mau berpikir bahwa dunia tidak adil padanya. Karena, aku akan merubah ketidak adillan yang ia miliki. Ia akan hidup layak di istana ini. Di agungkan karena ia termasuk orang tinggi di negeri yang ia tinggali.Hanya menunggu hari besok yang akan tiba sebentar lagi.
***
Pagi telah datang. Hari dimana gadis itu akan diangkat oleh ayahku sebagai anaknya yang sah. Kerajaan mengundang beberapa bangsawan dan penduduk yang akan menghadiri acara itu. Namun, berita buruk itu pun datang.
Mereka mendengar adanya isu yang mengatakan bahwa akan ada seseorang yang menjadi anak raja, saat ini. Anak yang mati 16 tahun yang lalu bersama ratu.
Aku tidak memusingkan berita itu. Karena, semuanya memang benar. Namun, ada satu hal yang membuatnya menjadi tercemar.
Isu tentang anak haram dan ibunya yang bejat.Berita itu seakan menjadi gondok di hatiku. Ibuku mereka katakan bejat? Dan oh mengapa mereka mempercayai berita itu?
Ayahku semakin kalut ketika terdengar adanya pemberontakkan seperti 16 tahun yang lalu. Namun, aku mencoba meyakininya.
Mereka hanya perlu mendengar. Dan semua akan baik-baik saja.
Aku masih terduduk di samping ayahku. Melihat banyak sekali orang yang berbondong-bondong datang menyaksikan pengangkatan adikku secara resmi. Sebagian dari mereka hanya terdiam menunggu waktu acara ini dimulai. Sebagian lagi masih tak berhenti berbicara membahas berita murahan itu. Banyak dari mereka yang tidak mendukung apa yang akan dilakukan ayahku. Mereka tidak mau ada anak haram yang menjadi puteri kerajaan yang harus mereka agungkan. Tapi, Queena bukanlah anak haram. Dia adikku. Apa sulitnya percaya dan berhenti mengatakan adanya suatu hal jahat yang terselubung dari pengangkatan ini? Acara ini hanya untuk membuat adikku diakui. Adik kandungku. Bukan anak haram atau apapun yang mereka katakan.
Seketika, suara terompet menyadarkanku dari lamunanku. Pandanganku tertuju pada pintu masuk yang kini sudah terbuka. Gadis itu bersama beberapa pengawal tengah berjalan menghadap ayahku. Suasana semakin riuh menunjukkan ketidak sukaan mereka. Namun, ayahku bangun dan berusaha menenangkan keadaan. Ia mulai berbicara dengan suasana yang berangsur tenang.
"Aku ingin mengumumkan suatu hal untuk kalian semua. Masyarakat The Kingdom Of Vic Proudly. Dan semua penjuru dunia yang menyiarkan tayangan ini." Ucap ayahku. Aku hanya diam. Sesekali mengedarkan pandanganku terhadap seseorang yang bisa saja mencurigakan. "Gadis yang berada di hadapanku, sebenarnya adalah anakku yang dikabarkan mati 16 tahun yang lalu."
Suasana kembali riuh. Benar-benar menolak asumsi ayahku. Aku semakin mengedarkan pandanganku waspada. Takut-takut apa yang dikhawatirkan ayahku benar;
Bahwa jika saja mereka tidak mau mendengar dan menolak apa yang dilakukan ayahku....
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Requeena (New)
RandomAku manusia. Aku memiliki hati yang tidak sekeras batu granit. Bagaimana cara aku mendengar setiap perkataan mereka. Bagaimana dengan caraku menyikapi setiap perilaku mereka. Aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak memperdulikan mereka. Namun, h...