IBU MERTUA

48 57 4
                                    

Amel melihat bunda sibuk sekali di dapur, berbagai macam makanan yang ia buat, mungkin karna hari ini ulang tahunnya jadi bunda membuat makanan banyak untuk merayakannya

" Waah bunda bikin soto Medan wangi bangat" Amel menghirup aroma soto yang sudah tertata rapi di meja makan, aromanya begitu membuat cacing di perut Amel berteriak ingin di isi "tumben bangat bunda bikin soto kan sekarang lagi gak lebaran Bun, apa ada tamu penting bunda?" Amel begitu penasaran karna makanan ringan seperti bakwan, risoles , pisang goreng, dan kue bolu, sudah tersusun rapi di meja makan, rasanya mereka memanggil Amel untuk di makan

" Memang ada tamu penting, sebentar lagi mereka datang" Zhalika tersenyum melihat semua menu yang ia siapkan sudah selesai

" Siapa Bunda, mereka gak tau malu ya udah jelas hari ini udah malam waktunya orang istirahat eh dia malah bertamu, bikin bunda capek, mendingan bunda kunci pintu jangan biarin mereka masuk, terus bunda ke kamar kan capek dari tadi kita nyanyi sambil nari -nari bareng, Aidan sama   ayah juga udah tidur " Amel begitu khawatir dengan kondisi bunda, sedari pagi ia tidak berhenti bekerja di tambah lagi waktu tidurnya berkurang

"Gak sopan bilang kayak gitu Amel, kan tamu adalah raja jadi harus di hormati, Amel mending tidur besok sekolah loh, nanti kalau telat bisa gawat " Zhalika sedari tadi terus menyuruh Amel tidur tapi Amel terus saja mengekor kemana ia pergi

" Amel gak mau, kasihan bunda sendiri ngurus tamu gak di undang" Amel tetap kukuh walupun matanya sudah berat tapi ia sama sekali tidak ada niatan untuk meninggalkan bundanya sendiri

"Terserah kamu aja deh Mel, kalau kamu telat bangun besok jangan salahin bunda ya" Zhalika kembali memperingati anaknya

" Iya bundaa Amel janji " Amel menunjukkan jari kelingkingnya sambil tersenyum

" Emang siapa sih tamunya Bun?"Amel mengambil bakwan yang terletak di piring kecil

" hei itu buat nenek sama kakek kamu, gak sopan" zhalika menepuk tangan Amel

" heheh maaf bunda soalnya Amel lapar, ngapain mereka kesini ?" Amel tetap saja mengambil bakwan tadi, Zhalika hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Mereka baru pulang dari Singapore, sekalian mau nginap disini katanya, Bunda senang bangat pas bangat sama hari ulang tahun Bunda "Zhalika sangat antusias menyambut kedatangan mertuanya

" Malas bangat, pasti nenek ngebacot mulu" Amel memasang wajah malas, ia sungguh tak siap jika harus berhadapan dengan sang nenek yang mulutnya tidak bisa  bisa di kontrol ,berbagai macam komentar selalu saja di lontarkan, dan pastinya Amel sangat tidak menyukai hal itu

" Amel sudah berapa kali bunda bilang dia itu nenek kamu, harus hormat dong sayang" suara zhalika menurun lembut

"Dia aja gak ngehormatin bunda" mau bagaimana pun Amel sungguh malas membahas tua Bangka ini
" Aku masih ingat loh waktu dia ngehina ayah, di bedain mulu sama om Lukman, padahal kan om Lukman cuma nerusin perusahaan  kakek, sedangkan ayah harus berjuang dari nol, lebih tepatnya yang lebih unggul itu ayah!" Yang Amel bilang memang benar, Lukman tidak ada apa -apanya jika tanpa perusahaan kakek

" Seharusnya perusahaan kakek  jatuh ke tangan ayah,karna kan ayah anak sulung,kenapa malah jatuh ke tangan Om Lukman, gak adil bangat " Zhalika hanya bisa terdiam mendengar fakta yang di katakan anaknya ,sungguh malang nasib suaminya sedari kecil selalu di diasingkan
Sang ibu, sampai dewasa pun sang ibu masih belum berubah, entah kapan sang ibu menganggapnya spesial.

Hujan turun mengiringi kemurungan Zhalika,Amel sedari tadi terus berceloteh mengenai neneknya,jam sudah menunjukan pukul 21.30 namun sang mertua tak kunjung datang
"Bunda, hei bunda kenapa ? " Amel mengguncangkan tubuh sang bunda
" Iya kenapa sayang " Zhalika tersadar dari lamunannya

FOLLOW YOUR HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang