AIDAN NGAMBEK

41 49 5
                                    

"Nek Amel berangkat sekolah dulu ya assalamualaikum" Amel Salim pada Romlah, Aidan pun juga mengiringi sementara Romlah hanya diam menyambut uluran tangan sang cucu, ia tak peduli mengenai cucunya bahkan ia pun tak tau sekarang cucunya kelas berapa, yang hanya ia pedulikan ialah anak Lukman, sampai sekarang ia masih memikirkan keberadaan cucu kesayangannya itu, tiada waktu tanpa membicarakan kehebatan cucu kesayangan .

"Hari ini Lo berangkat sepeda aja ya Mel, capek gue ngayuh mulu, sesekali pengen naik motor " ucap Aidan mengeluh, ia sangat iri pada kakaknya mampu membeli motor dengan uang hasil tabungannya sendiri

" Yakin Lo, mau naik motor nanti nyungsep ke kolam lagi bisa gawat, Lo gak ingat pas Minggu kemaren, diam - diam Lo bawa kabur motor gue, Alhamdulillah kena karma Lo, motor gue di servis gara-gara banyak kemasukan air, gue gak mau ah "

Amel kapok  mengingat kejadian itu, ia tak sadar Aidan diam -diam menyelinap masuk kedalam kamarnya dan mencuri kunci motornya,padahal adiknya belum bisa mengendarai motor, nasib sial menghampiri sang adik Motor yang di kendarai tiba - tiba kehilangan keseimbangan dan berakhir nyungsep ke dalam kolam, untung saja adiknya tidak mengendarai motor itu di jalan raya, kalau ia melakukan itu sudah di pastikan nyawa adiknya tak tertolong, orang tua Amel dan dirinya harus menjaga Aidan lebih ketat agar ia tidak nekat lagi mengendarai motor

" Tapi gue capek Mel" Aidan lagi -lagi mengeluh, Aidan memeiliki gengsi yang sangat tinggi alih- alih pergi bersama kakaknya naik motor ia lebih memilih mengendarai sepeda, katanya sih biar sehat, tapi ujung- untungnya malah nyesal sendiri

" Lo berangkat bareng gue aja " ucap Amel menyudahi

" Gak mau, gue pengennya sendiri nanti teman - teman gue ngetawain gue"

" Ngetawain gimana sih, Lo malu berangkat bareng kakak Lo sendiri?"  Aidan memang tipikal anak yang aneh, apa salahnya jika berangkat bersama dengan saudara sendiri tapi dia malah menolak

" Kalau Lo gak mau naik motor atau pakai sepeda mendingan Lo jalan kaki aja Aidan !! " Amel muak sekali melihat tingkah Aidan sungguh merepotkan, Amel sudah mengeluarkan motornya dari garasi bersiap - siap menggas motor untuk cabut pergi sekolah
" Buruan malah bengong, mau sekolah atau enggak sih dan " Aidan masih menimbang -nimbang  pilihan, dan akhirnya pilihannya jatuh pada

" Oke deh, gue bareng Lo aja " ucap Aidan pasrah

" Nah gitu dong, buruan naik kek keong mikir aja harus mikir gimana sih"Aidan menyanggupi ucapan Amel ia naik dan memeluk pinggang sang kakak

" Lo yang aneh, mikir kudu harus mikir dong gimana sih " ucap Aidan menimpali, Aidan mengiyakan bahwa kakaknya adalah mahkluk terbodoh yang ia kenal,Amel merasakan ada yang mengganjal di pinggangnya dan rasanya geli, dalangnya adalah Aidan saat ini ia memeluk pinggang sang kakak dan bersandar di punggungnya

" Iiih Aidan Lo ngapain sih, geli tau gak"Amel berusaha melepaskan pelukan Aidan di pinggangnya namun nihil, ternyata pelukan Aidan sangat erat sulit di lepaskan

" Lepasin gak, gue geli Aidan, kalau Lo masih gak lepas sampai subuh kita gak sampai di sekolah !" Amel sudah bicara panjang lebar namun Aidan seolah olah menutup kedua telinganya,mengacuhkan ucapan sang kakak

" Gak mau, gue itu sering ngantuk Mel, nanti kalau gue ketiduran terus ngejungkal kebelakang kan bahaya, emang Lo mau kehilangan adek Lo yang ganteng, pintar,terkenal, idaman, Sholeh dan rajin menabung, kalau gue celaka para fans gue bisa nuntut Lo karena lalai dalam menjaga penumpang"

Oh iya, kenapa Amel bisa melupakan hal penting ini, sedari kecil saat ingin berpergian menggunakan motor Aidan sering kedapatan tertidur alasannya karena angin kencang yang membuat matanya berat untuk terbuka, alhasil ayah selalu mengikat tangan Aidan ke pinggangnya menggunakan kain, agar Aidan tidak terjungkal kebalakang, Aidan juga bisa lebih nyaman tidur dalam perjalanan

FOLLOW YOUR HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang