Pengakuan
"Oppa, aku mau turun di sini" lirih Cita meronta-ronta ingin diturunkan.
Cita terus menghentakkan kakinya agar Jihoon merasa kesusahan menggendong tubuhnya yang sibuk.
Tapi, usaha itu sepertinya benar-benar tidak mempan bagi pria berotot seperti Jihoon. Bahkan, menggendong Cita dengan satu tangan mungkin akan sangat mudah bagi Jihoon.
"Oppa turunin tidak? Atau aku—
"Atau aku— kenapa?" selat Jihoon membuat Cita terdiam.
"Gamau masuk kamar Jihoon oppa" lanjut Cita sangat pelan seperti tengah diliputi ketakutan.
Cita menatap Jihoon sangat takut. Pasalnya tatapan Jihoon sudah seperti harimau yang tengah mencari mangsa baru untuk malam ini. "Tatapan Yoshi saja kalah" gumam Cita.
"Kamu mengatakan sesuatu, hmm?" tanya Jihoon.
"Tidak-tidak" jawab Cita gemetaran.
Cita mengulun bibirnya pelan dan beralih menatap kearah depan. Dari pada menatap Jihoon yang tampaknya akan menerkamnya, lebih baik ia melihat jalanan yang selalu ia lewati menuju kamar Jihoon.
Pria berotot satu ini memang mengesankan, dia bahkan membuka pintu kamarnya dengan kakinya yang cukup panjang, dan itu terlihat sangat keren.
"Kamu duduk di sini dulu, ya?"
Setelah menggendong Cita ala bridal-style, kini Jihoon mendaratkan Cita dengan sangat rapi diatas ranjangnya dan beralih pergi ke suatu ruangan yang tak lain adalah ruang gantinya.
Tidak perlu lama Cita menunggu. Mungkin hanya beberapa menit, Jihoon kembali datang dan membawa selembar kertas yang tidak ketahui Cita apa itu.
Apa mungkin itu hitam di atas putih yang Jihoon maksud??
~
"Sudah dua bulan lebih, tapi kenapa aku tidak mengingat namaku sama sekali?"
Hitam diatas putih, itu yang selalu di ingat oleh Yun Hee saat ini. Tapi ada apa dengan hitam di atas putih, Yun Hee sama sekali tidak mengetahui itu.
Bahkan nama dari dua orang yang bersangkutan tidak pernah terlihat di putaran memorinya, dan itu semua membuatnya sangat frustasi.
"Eonni, kamu sedang memikirkan sesuatu?"
Nia menatap fokus Yun Hee yang tengah menyatukan kedua tangannya seolah tengah berfikir serius tentang seseorang.
"Eonni-eonni" panggil Nia asik.
"Ada apa?" Yun Hee hanya mengangkat kepalanya, tapi tetap membiarkan kedua tangannya menyatu, dan menyentuh bibir manis Cita.
"Coba begini" ucap Nia sembari memeragakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days My Husband
FanfictionBukan mimpi tapi kenyataan. Kehidupan bagai di dunia fantasi seorang gadis kutu buku yang mencintai idolanya sendiri. Adinda Cityaningrum, seorang gadis kutu buku cantik yang terlahir di keluarga kelas bawah. Menemui idolanya merupakan suatu hal yan...