37

70 9 3
                                    

1 jam lebih telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 jam lebih telah berlalu. Taksi yang dinaiki Jihoon, Yoshi dan Junkyu akhirnya berhenti di depan rumah yang cukup besar. Rumah itu memiliki pagar kayu tinggi dan terlihat sangat menonjol dari rumah-rumah lainnya.

"Apa ini benar rumah gadis itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini benar rumah gadis itu?"

"Itu besar sekali" Yoshi menambahi. "Sungguh aneh rumah sebesar ini ada di tengah industri"

"Yaaa"

Junkyu setuju. Sesampainya di daerah ini mereka tampak sedikit aneh karena begitu banyak industri, hingga truk yang melintas, cuacanya pun tidak kalah panas dengan Jakarta.

Yoshi dan Junkyu menatap kembali rumah di hadapannya, dari ujung bawah sampai ke ujung atas rumah yang tertera di alamat yang Jihoon miliki. Rumah itu tampak sangat megah dan besar mengalahi rumah Jihoon sendiri.

"Rumahmu kalah, Ji" ingat Junkyu.

Jihoon mengangguk pelan, rumah di depannya tampak seperti rumah yang pernah ia tempati dulu bersama Yun Hee. Besar, megah, dan cantik.

"Apa daya kita yang hanya tinggal di asrama" Yoshi menyauti.

"Sudahlah, ayo cepat" Junkyu mendorong tubuh Jihoon. "Jangan menyiutkan nyalimu"

Jihoon menatap Junkyu dan Yoshi bergantian. Dua lelaki itu mengangguk seperti memberi isyarat kepada Jihoon agar segera maju.

Jihoon yang pemberani itu mendadak malu-malu kucing. Ia mendekat kearah pagar kayu bersiap untuk menekan bel.

"Sebentar"

Yoshi berjalan cepat menghampiri Jihoon. Yoshi melepas topi Jihoon lalu memberi isyarat pada Jihoon untuk melepas jaket juga maskernya. Lalu ia melakukan hal yang sama kepada Junkyu, dan yang terakhir, ia melakukan itu juga. Dengan cepat Yoshi menyingkirkan jaket, masker, kacamata juga topinya.

"Jika mungkin pembantu yang membuka pagar itu, kita tidak mungkin diperbolehkan masuk. Bisa-bisa kita dibilang penculik" Yoshi menjelaskan.

"Benar juga" Junkyu menunjuk Yoshi lalu memberikan dua jempol karena setuju dengan ucapan teman seumurannya itu.

100 Days My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang