Bab 33 || Orang Kepercayaan

205 56 15
                                    

Happy Reading 📖

Vote

Komen

Follow

"Jangan meletakkan kepercayaan pada seseorang, karena sekali dikhianati rasanya sakit sekali."

🥀🥀🥀

Leon bersama anggota inti Drago Nero tengah berkumpul di ruangan khusus inti yang berada di markas besar. Akibat rayuan dari tiga makhluk ajaib, siapa lagi jika bukan Fares, Delon, dan Melvin yang kini tengah bermain tebak-tebakan, membuat mereka lebih dahulu pergi dari sekolah, padahal jam pulang masih setengah jam lagi. Angkasa pun selaku ketua OSIS ikut serta dalam pembolosan itu, ketua OSIS yang patut dicontoh.

"Tebak nih!" seru Delon seraya tersenyum. "Benda apa yang dimakan tulangnya bukan dagingnya?"

Fares yang harus menjawab berusaha berpikir sekeras mungkin, begitupun dengan Melvin juga berpikir karena ingin tau jawabannya.

Fares menjentikkan jarinya. "Gue tau! Pensil kan?"

Melvin mengernyit, bingung. "Lo pernah makan pensil, ya, Res?"

Delon menoyor kepala depan Fares. "Dasar goblok! Sejak kapan isi pensil disebut tulang?"

Fares membalas. "Sejak nenek moyang lo pindah ke mars! Buruan jawabannya apa?"

"Lilin."

"Hah?" beo Melvin.

Fares mendengus setelah berpikir

Delon mengangguk mantap. "Iya, jawabnya lilin. Itu sumbu lilin kan di tengah-tengah sebut aja tulangnya lilin, terus batang lilinya itu daging."

Melvin menggeleng dramatis. "Ck, singkat, padat, lilin!"

"Lanjut!" seru Fares karena giliran laki-laki itu yang memberikan tebakan. "Kalo bisa jawab gue kasih mapuluh!"

Delon mencebik. "Kayak punya duit aja lo!"

Melvin mengangguk setuju. "Iye, biasanya aja utang lo!"

Fares menatap sinis keduanya. "Enak aja lo berdua sekate-kate. Gini-gini anak tunggal kaya raya, nih boss! Senggol dong! Kelaszzzz  ...."

Delon belagak ingin muntah mendengarnya.

"Tapi muka lo ga cocok, Res. Cocokan jadi gelandangan," balas Melvin blak-blakan.

"Pfttttt  ...," Delon menahan tawanya melihat wajah Fares yang masam.

"Buru lanjut! Beneran kasih limapuluh kalo bener, awas aja lo bohong," Melvin berujar mengancam.

Fares mengangguk. "Dalam banyak-banyak nasi, nasi apa yang susah ditelen?"

"Nasi mentah," jawab Delon mantap.

"Nasi belum mateng," jawab Melvin yakin.

Delon memincing. "Lo ngapa ikut-ikutan jawaban gue, njing?"

Melvin menautkan dahinya. "Siapa yang ikut-ikutan lo, nyet?"

"Lah itu! Nasi mentah sama nasi belum mateng itu sama, bodoh!" geram Delon.

ALEXA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang