2

3.5K 238 0
                                    

"Then, let me be a Cigarette for you."

"You can't."

"What? why? kau meremehkanku?"

"Sudahlah berhenti menggangguku."

"Tch baiklah aku akan pergi, tapi sebelum itu minumlah minuman yang aku bawa ini."



San akhirnya mengambil minuman itu dan meminumnya dengan sekali tegukan, dia benar-benar ingin pria yang mengganggunya sedari tadi cepat pergi dari hadapannya.

Setelah San menghabiskannya, Wooyoung tersenyum tipis. Wooyoung kemudian pergi meninggalkan San dan berdiam diri ditempatnya semula.



"Darimana saja Foxie?"

"Aku habis menemukan sesuatu yang menarik tadi, apakah kau bisa menebak aku akan mendapatkannya atau tidak?"

"Foxie kan selalu mendapatkan apapun yang Foxie mau."

"Itu benar, tapi dia sedikit sulit untuk didekati."



Wooyoung mulai berpikir beberapa cara untuk mendekatinya, dia bahkan lupa menanyakan siapa namanya tadi karena terlalu fokus menatap wajahnya yang dingin tapi tampan itu.

Wooyoung masih memandangi pria tadi dari kejauhan, pria itu sama sekali tak bergerak dari duduknya, bahkan setelah meminum minuman dengan kadar alkohol yang tinggi.



"Hei, jika nanti pria disana meminta kamar, tolong arahkan dia ke kamar 1024."

"Bukankah itu kamar khusus Foxie? Apa Foxie tak salah?"

"Tidak, bawalah dia kesana."



Bartender itu mengangguk, dia sungguh dibuat kebingungan dengan tingkah atasannya itu karena ini kali pertamanya Foxie mengijinkan seseorang masuk kedalam kamarnya.









"Sial, ternyata kadar alkoholnya lebih tinggi dari wine yang aku pesan tadi. 70%? tidak, 80%? bahkan sekarang aku merasa pusing."


San tak habis pikir mengapa pria tadi memberikannya minuman dengan kadar alkohol yang tinggi, apakah dia ingin membuatnya mabuk.

San pergi ke toilet untuk membasuh mukanya, pandangannya mulai sedikit buram sekarang, San harus cepat-cepat pulang sebelum efek dari alkoholnya semakin tinggi.

Tapi ternyata San sudah tak bisa menahannya lagi, tubuhnya bahkan terasa panas dan dia merasa terangsang sekarang. "Sialan bahkan lelaki itu memasukkan obat kedalam minumannya."

San berjalan menuju meja bartender karena ia tak dapat melihat pelayan yang lain yang dapat membantunya selain bartender disana.



"Tolong berikan aku kamar, secepatnya."

"Silahkan ikuti saya, tuan."



Bartender itu mengantar San ke kamar, San sedikit curiga saat diantarkan oleh bartender itu, karena tak banyak kamar dilorong ini, apakah lorong ini untuk kamar vip atau semacamnya.



"Silahkan masuk tuan, jika anda memerlukan bantuan, tuan bisa menekan bel yang ada disamping pintu."

"Baiklah, terimakasih."



Bartender itu pamit pergi meninggalkan San, sesuai dengan perintah dari atasannya, dia mengantar San ke kamar milik Foxie. "Ternyata perkiraan Foxie benar, orang itu membutuhkan kamar sekarang."








San berjalan kearah ranjang didepannya itu, mendudukan dirinya dan mengeluarkan penis miliknya yang sudah terasa sempit didalam sana.



"Bahkan sekarang penisku benar-benar menegang sempurna."



San sedikit mengutuk pria yang memberikannya minuman dengan kadar alkohol tinggi itu, tak hanya itu dia juga bahkan memasukan obat perangsang. Sungguh sial nasib San malam ini.

San meludahi telapak tangannya, memegang penis miliknya yang sudah menegang sempurna itu dan memijatnya dengan sedikit keras, mulai menggerakkan tangannya untuk mengocok penisnya.

"Sshhh." San mempercepat gerakannya itu, sedikit mendongkakkan kepalanya merasakan penisnya yang mulai membesar ditangannya.

Kepalanya terasa sangat pusing, efek dari obatnya juga mulai sepenuhnya terasa ditubuh San. San terus mempercepat gerakan tangannya, tak cukup licin disana membuat San sedikit kesulitan.

"Shhh ahhh sial." San mengeluarkan sperma nya itu ditangan, menatap tangannya yang sudah dipenuhi sperma disana.



"Aku bahkan tak cukup puas hanya dengan menggunakan tangan, apakah aku harus memesan wanita?"









Wooyoung berjalan munuju kamarnya, bartender itu mengatakan jika pria tadi sekarang sudah berada dikamar miliknya, senyuman Wooyoung terus terukir diwajah cantiknya itu.

Saat Wooyoung ingin membuka pintunya, pintunya malah terkunci, beruntung karena ini adalah kamarnya jadi dia memiliki kunci untuk masuk kedalam.

Wooyoung sedikit mendengar suara desahan kecil disana, sedikit mengintip pria itu yang sedang mencoba melakukan ejakulasi diranjang miliknya.



"Lihatlah penisnya itu, aku ingin mencobanya."



Wooyoung sedikit melangkahkan kakinya itu mendekati San yang sedang menatap telapak tangannya yang dipenuhi dengan sperma.



"Tak perlu memesan wanita, aku akan membantumu tuan."



San yang merasa ada seseorang selain dirinya dikamar itu sedikit terkejut, bukankah dia sudah mengunci pintunya, tapi bagaimana bisa ada orang lain masuk kesini.

San mulai menatap seseorang dihadapannya, meskipun pandangan San sudah sedikit buram tapi San tau jika dia adalah pria yang memberikan minuman berisi obat perangsang itu.



"Tentu saja kau harus membantuku, karena ini adalah ulahmu."

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang