31 ⚠

2.8K 128 0
                                    

"How about 69? want to try it?"


Wajah Wooyoung memerah sempura, itu artinya mereka akan saling bermain begitu, bahkan Wooyoung terlalu malu untuk menungging dihadapan San nanti.

Wooyoung tak menjawab, dia bingung sekarang sejujurnya ia juga ingin San bermain dengan penisnya, tapi sekali lagi Wooyoung terlalu malu untuk melakukannya.

Wooyoung mulai melirik kearah San yang disana San masih setia menunggu jawabannya, wajahnya sekarang sangat panas. Bagaimana bisa.


"Emm but i'm too shy..."

"Why? you don't like it?"

"Nooo, I mean itu terlalu memalukan saat aku menungging dihadapanmu."

"Bukankah kamu menyukainya saat aku bermain lidah di lubangmu itu."


Wajah Wooyoung semakin memanas mendengar ucapan frontal dari kekasihnya itu. Ia memang menyukainya tapi bagaimana bisa San begitu jujur dalam menjawabnya.


"Okay okay I want to try it"


San tersenyum tipis melihat wajah Wooyoung yang memerah sampai ke telinganya itu. San mulai membaringkan dirinya disofa, dan meminta Wooyoung untuk menungging diatas tubuhnya.

Wooyoung benar-benar malu sekarang, ia berpikir yang aneh-aneh takut jika San tak menyukai bagian belakangnya itu. Haruskah Wooyoung sekarang menolaknya.


"San, aku pikir ak–ahhh.."


Wooyoung sedikit mendongakkan kepalanya saat San sudah mulai menjilati lubangnya itu disana. Wooyoung mencoba membuang rasa malunya itu, dan mengulum kepala penis milik San.

San tau jika Wooyoung akan merasa malu, maka dari itu lebih baik ia langsung melakukan kegiatannya saja. San meremas bongkahan kembar milik Wooyoung, sedikit memasukkan lidahnya kedalam lubang Wooyoung.


"Anhhh Sanhh.."


Sial jika seperti ini Wooyoung tak bisa akan bisa bermain dengan penis San, ia malah terus merasakan geli dibawah sana. San terus mencoba memasukkan lidahnya itu.

San sedikit menarik tubuh Wooyoung agar lebih dekat, ia mulai menjilat penis Wooyoung disana, mengulumnya dan sedikit menghisapnya cukup kuat.


"Sanhh mphh he-hentikan.."


San menghiraukan ucapan Wooyoung. San lebih memilih untuk memeluk pinggang Wooyoung itu, dan memasukkan kedua jarinya kedalam lubang Wooyoung.

Wooyoung mencoba menahannya, mulai memasukkan penis San kedalam mulutnya dengan perlahan hingga penisnya itu masuk sempurna didalam mulutnya.

Wooyoung menggerakan mulutnya keatas dan kebawah, dengan sesekali menjilati madu yang masih tersisa dipenis San. Sedikit menghisapnya.

San mulai menggerakan kedua jarinya juga didalam lubang Wooyoung. Masih dengan mulutnya yang mengulum penis milik Wooyoung, San merasa penis Wooyoung semakin mengeras didalam mulutnya.

Tiba-tiba suara bel apartmentnya itu berbunyi dengan terus-menerus. San yang mendengarnya sedikit mendengus kesal, orang gila mana yang menggangunya sekarang.


"Shanhh?"

"Abaikan saja."


Wooyoung sedikit mengangguk, ia kembali mengulum penis San, menggerakkan mulutnya dengan cukup cepat, membuat tenggorokannya terus bergesekan dengan penis milik San.

San semakin kesal sekarang saat dering telepon mengganggu pendengarannya, ia melirik siapa yang menelponnya, dan dia adalah lelaki jangkung yang selalu mengganggu kehidupan San.


"Hei San! mengapa kau tak membuka pintunya, sialan."

"Aku sedang tak ada di apartment."

"Apakah itu benar? lalu kau sedang dimana sekarang?"

"Aku sedang berselingkuh dengan kekasihmu it– akhh, Wooyoung jangan mengigitnya."


San merasakan sakit dibawah sana saat Wooyoung mengigit penisnya itu cukup keras. Sedikit mengerutkan dahinya, mengapa Wooyoung malah mengigitnya itu menyakitkan.


"Sialan kau sedang apa?!"

"Aku sedang diluar berhentilah menggangguku."


San meremas pantat Wooyoung, ia jadi ingin mengigit bongkahan kembar milik Wooyoung sekarang. Tanpa basa basi, San mulai mengigit pantat Wooyoung, dan menciumnya setelahnya.

Dengan jari yang masih bermain dilubang milik Wooyoung, San mulai mempercepat gerakan jarinya itu, mencari titik prostatnya.


"Kau bohong, disini gps nya bilang kau ada di apartment."

"Sialan kau memasang gps padaku?"

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang