19

2.2K 150 2
                                    

"Hadiah?" San menatap Wooyoung dengan bingung, apa maksudnya hadiah.

"Jangan bilang kau lupa San!!" Wooyoung mengurucutkan bibirnya, menatap San yang sepertinya benar-benar lupa sekarang.

"Hadiah ulangtahun ku!! aku bahkan sudah memberitahumu berkali-kali!"


San terkejut, ia benar-benar lupa jika hari ini adalah hari ulangtahun kekasihnya. Bahkan ia sama sekali tak ingat, san menatap Wooyoung yang sudah mengembungkan pipinya karena marah disana.


"Aku lupa, maafkan aku sayang jangan marah ya? bagaimana kalo kita keluar membeli kado untukmu?"

"TIDAKKK!! Kau menyebalkan, mengapa kamu melupakannya!!"


San sungguh kebingungan sekarang apa yang harus ia lakukan jika seperti ini, bahkan Wooyoung terlihat sangat marah dibandingkan tadi, apakah San harus meminta Mingi untuk mencarikannya kado.

Wooyoung menatap kesal kearah San, Wooyoung tak menyangka San benar-benar akan melupakan hari istimewanya ini, bahkan Wooyoung sangat menunggu hadiah dari San.


"Begini saja, bagaimana jika kamu katakan semua yang kamu mau, lalu aku akan mengabulkannya."


Mata Wooyoung tiba-tiba berbinar mendengar tawaran dari San, meskipun ia masih kesal karena San melupakan hari ulangtahunnya tapi tawaran San barusan membuat Wooyoung tergoda.


"Semuanya?"

"Iya sayang, semuanya apapun itu."

"Kalo begitu kamu jangan merokok hari ini dan jangan menyentuhku sama sekali!"


San terkejut mendengar permintaan dari Wooyoung barusan, bagaimana ia bisa mengabulkannya jika permintaannya saja seperti itu, bahkan terdengar mustahil untuk San memenuhinya.


"Bagaimana bisa sayang, aku bahkan–"

"Kau bilang akan mengabulkan semua permintaanku!!"


Wooyoung menatap tajam kearah San, ia benar-benar sudah lelah melihat San terus saja merokok dan lagi tubuhnya sekarang masih terasa sakit, terlebih dibagian selangkangannya itu.

San akhirnya menyerah, semoga saja ia bisa tahan jika hanya semalaman ini saja tanpa rokok ataupun Wooyoung untuk menggantikannya. Mungkin untuk sementara San akan memakan permen.


"Baiklah sayang."


Wooyoung tersenyum senang mendengar jawaban dari San, semalaman ini ia bisa bebas tanpa menghirup asap rokok yang selalu memenuhi ruangan itu.

Setelahnya San benar-benar tak merokok atau bahkan menyentuh Wooyoung sekalipun. Sehabis makan malam Wooyoung sudah tertidur lelap, tidak dengan San, ia malah beranjak dari tidurnya dan pergi ke dapur.

San mengambil beberapa permen di lemari dapur, seharusnya permen itu punya Mingi, tapi apa peduli San, toh Mingi juga sering memakan makanan miliknya tanpa meminta ijin.

San berjalan kearah sofa, mendudukan dirinya disana, dirinya sangat ingin menghisap nikotin itu, kalo pun San diam-diam merokok, Wooyoung tetap akan mengetahuinya.

San mulai memakan permen yang sudah ia bawa itu satu persatu, mengunyahnya dengan kasar berharap melupakan keinginannya untuk menyesap rokok. Dan terus berlanjut.


"Ahh sial aku menginginkan rokok."


Wooyoung menggeliatkan badannya, meraba kearah samping tak mendapatkan San disana. Wooyoung pun membuka matanya, mengedarkan padangannya mencari San.

Wooyoung mulai beranjak dari tidurnya, berjalan keluar mendengar suara kunyahan kasar diarah sofa. Sedikit menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang ada disana.


"San?"


Wooyoung terkejut saat tau San sedang mengunyah permen dan itu bahkan sudah hampir habis semua, berapa permen yang San kunyah sejak tadi. Wooyoung mendengus kesal.

San menatap Wooyoung yang sudah duduk disampingnya itu, menatapnya dengan bingung karena Wooyoung seperti sedang kesal sekarang. Apakah dia bermimpi buruk.


"Kenapa sayang? bermimpi buruk hm?"

"Kenapa kamu memakan permen sebanyak itu tengah malam begini!! itu tak bagus untuk gigimu."

"Aku tak bisa merokok dan menyentuhmu, jadi aku melampiaskannya pada permen ini."


Wooyoung mengerutkan dahinya bingung, berpikir mengapa San tak tidur saja jika seperti itu, bahkan San sekarang terlihat sangat depresi karena tak bisa merokok.

Wooyoung pun menghela nafasnya berat, San memang benar-benar tak bisa jauh dari nikotin itu, bahkan hanya semalaman, sepertinya San sudah kecanduan.


"Berhenti mengunyah permen itu."

"Tapi sayang–"

"Ini."


San sedikit terkejut melihat Wooyoung memberikannya rokok dan juga pematik disana, apakah Wooyoung mengijinkannya merokok sekarang? tapi San sudah tak menginginkannya.


"Aku tak mau rokok."


Wooyoung kembali dibuat bingung oleh San sekarang, bahkan itu mustahil diucapkan oleh San yang bahkan sudah kecanduan rokok. Perasaan Wooyoung sedikit tak enak sekarang.


"Aku menginginkanmu."

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang