38 ⚠

3.3K 104 1
                                    

San menatap kearah bawah, melihat penis Wooyoung yang sudah sedikit menegang disana. San mulai memegangnya, dan memijatnya dengan perlahan.

"Mmhhh Sanie.."

Wooyoung sedikit menahan tangan San yang sedang memijat penisnya itu, yang Wooyoung inginkan bukan ini, tapi penis San yang masuk kedalamnya sekarang.

San menciumi leher Wooyoung, mencium luka memar disana dengan lembut, San masih merasa kesal jika melihatnya. San mulai mengocok penis Wooyoung dengan cukup cepat.

"Ahhh Sanhh ti-tidak.."

San mengabaikan ucapan Wooyoung, memeluk Wooyoung dengan cukup erat, membuat penisnya itu semakin terhimpit dibawah sana. San menatap penis Wooyoung.

"Sanhh a-aku.. ahhh."

Wooyoung mengigit bibir bawahnya, melihat tangan San yang sudah dipenuhi sperma miliknya itu. Bahkan Wooyoung tak bisa keluar secepat ini jika menggunakan tangannya.

San tersenyum tipis, mulai menjilati sperma milik Wooyoung itu ditelapak tangannya. Wooyoung yang melihat itu sedikit merasa malu.

"Jangan dijilat San.. itu–"

"Ini manis."

Wajah Wooyoung memerah sempurna mendengar ucapan dari San itu, ia benar-benar masih belum terbiasa dengan ini. Wooyoung masih suka merasa malu.

Wooyoung mulai beranjak dari duduknya itu, sepertinya Wooyoung tak mau melanjutkannya lagi karena terlalu malu sekarang, Wooyoung sedikit menatap kearah cermin, wajahnya benar-benar memerah.

San yang melihat Wooyoung beranjak dari bathup itu sedikit kebingungan. San mendekati Wooyoung yang sedang bercermin disana, memeluknya dari belakang.

"Merasa malu hm?"

"A-aku rasa kit–"

"Kau tak akan membiarkanku tidur dengan keadaan seperti ini bukan?"

"Tap– akhh shhh it-itu sakit sanhh."

San memasukkan penisnya kedalam lubang Wooyoung dengan sekali hentakan, San bahkan sudah menahannya sejak tadi, tak mungkin San akan membiarkan Wooyoung menghentikannya.

San mulai menggerakkan penisnya didalam sana, merasakan Wooyoung yang malah mengetatkan lubangnya itu. Tapi San menyukainya.

San memeluk pinggang Wooyoung, sedikit melirik kearah cermin melihat wajah Wooyoung disana, sialnya itu membuat San semakin terangsang.

"Shh ahh don't make a face like that, it makes me more horny baby."

"Ummhh? ahhh nghh.."

Wooyoung menatap kearah cermin, melihat pantulan dirinya disana, itu sangat memalukan bahkan wajahnya terlihat sangat mesum sekarang.

San tersenyum, memasukkan dua jarinya kedalam mulut Wooyoung. Wooyoung yang menerima itu, mulai menjilati dan menghisap jari San yang berada didalam mulutnya.

San mempercepat gerakan pinggulnya dibawah sana, dengan satu tangan yang menahan pinggang Wooyoung. Entah mengapa Wooyoung malah terus memperketat lubangnya itu.

"Mmphh Sanhh hahh.."

Wooyoung mulai merasakan penis San yang menusuk titik prostat miliknya disana, membuatnya terus mendesah. Dengan lidahnya yang masih bermain dengan jerami San.

"Disini hm?"

"Umhh yahhh Sanhh keep going, thhhere.."

San tersenyum, mulai menghentakkan penisnya itu dengan kasar dititik prostat milik Wooyoung. Wooyoung yang terus mengetatkan lubangnya itu membuat San ingin keluar.

"Sanie ahhh i wanna c-chhummh."

Wooyoung mengeluarkan cairannya, tapi San masih saja menghentakkan penisnya dibawah sana. Membuat Wooyoung tak berhenti mendesah karena titik prostatnya terus ditusuk.

San masih melanjutkan gerakan penisnya itu, memeluk Wooyoung dengan erat, menenggelamkan wajahnya dibahu milik Wooyoung. Dengan terus mempercepat temponya.

Wooyoung sudah merasa akan keluar lagi sekarang, San terlalu cepat menggerakkan penisnya itu didalam sana. Wooyoung sedikit membusungkan dadanya, bersandar pada bahu San.

"D-daddyhh i-i wanna chumhhh akhh again."

"Together baby."

Setelah beberapa hentakan kasar didalam lubang Wooyoung, keduanya mencapai klimaks bersamaan. San masih merasa penisnya terjepit kuat disana. San berbisik kepada Wooyoung.

"I want more, can I?"

Wooyoung hanya mengangguk, ia sudah tak memiliki tenaga untuk menahan badannya sekarang. Dan San yang melihat itu mengeluarkan penisnya dari dalam lubang Wooyoung.

San mulai menggendong Wooyoung berjalan kearah ranjang miliknya, menidurkan Wooyoung disana dan menindih Wooyoung dengan bertumpu tangan.

"Are you sure you want to let me fuck you again?"

"Umm, fuck me all you want, Daddy."

San tersenyum tipis, bahkan menatap wajah Wooyoung yang sekarang saja sudah membuat San kembali terangsang. Ia benar-benar dibuat kecanduan oleh Wooyoung.

San mulai melanjutkan kegiatannya setelah mendapat ijin dari Wooyoung. Ia bahkan sampai lupa waktu dan terus menghentakkan penisnya itu didalam sana.

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang