18

2.1K 146 0
                                    

"Hahhh hanya disini aku bisa menenangkan diriku."


Sudah 4 bulan lamanya Wooyoung dan San berpacaran dan sudah selama itu juga Wooyoung terus menggunakan tubuhnya sebagai pengganti rokok untuk San.

Wooyoung tak habis pikir mengapa San memiliki nafsu yang besar, tak jarang Wooyoung sempat pingsan saat berhubungan sex dengannya.

Dan disinilah Wooyoung bisa menenangkan dirinya, diclub miliknya, dengan embel-embel akan pergi mengontrol club tapi nyatanya Wooyoung hanya ingin menyelamatkan diri dari nafsu San.

San juga sedang menghadiri pelelangan sekarang, dia mengatakan akan pulang nanti malam, itu juga sedikit menyelamatkan Wooyoung, tubuhnya benar-benar remuk sekarang.


"Hei Wooyoung!"

"Apa maumu Mingi."


Wooyoung menatap Mingi malas, setelah kejadian Mingi mengecup bibir San itu Wooyoung benar-benar sudah memukul lelaki jangkung yang sekarang sudah duduk dihadapannya.


"Ayolah jangan dingin seperti itu padaku, aku kan sudah merestui hubungan kalian."

"Lebih baik kamu tutup mulutmu itu, katakan apa maumu."

"Hehe, traktir aku ya? aku ingin menghilangkan stress."

"Cih lalukan sesukamu, aku pikir San pergi bersamamu."

"San? dia bersama teman wanitanya, aku memang sempat ingin menemaninya tapi dia menolak."


Wooyoung mengerutkan dahinya, teman wanita San? siapa dia. Wooyoung mulai berpikiran negatif kepada San sekarang. Wooyoung mengeluarkan ponselnya, menekan nomor San disana.


"Halo?"


Wooyoung terkejut saat bukan San yang mengangkat panggilan teleponnya itu tapi seorang wanita. Wooyoung mulai cemburu sekarang, dia akan benar-benar membunuh San jika San berani bermain dibelakangnya.


"Halo? apakah ada orang disana?"

"Dimana San? mengapa kau yang mengangkat teleponnya."

"San? ahh kau kekasihnya ya? San sedang ke toilet."

"Bianca kenapa kau mengangkat panggilan telepon tanpa seijin ku?"

"Jangan marah seperti itu, kita kan sudah–"

"Tutup mulutmu. Halo sayang?"


Wooyoung sudah benar-benar marah sekarang, wanita itu mau mengatakan apa? sudah apa maksudnya, apakah mereka sudah melakukan sesuatu dalam hal seperti itu? Sialan.


"Sayang? kamu masih disana?"


Wooyoung menutup panggilan teleponnya itu, ia tak ingin berbicara dengan San hanya dari telepon, Wooyoung akan meminta penjelasannya nanti saat San sudah pulang.









"Pasti dia salah paham sekarang."

"Maaf San, aku tak bermaksud seperti itu."

"Sudahlah, lupakan itu. Kita pulang sekarang."


San dan Bianca pergi mengambil barang yang telah San tawar selama pelelangan, San mendapatkan 2 barang menarik malam ini. Ia akan segera mendapatkan banyak uang tapi pikirannya masih saja tertuju pada Wooyoung.


"Sialan lelaki itu mengganggu waktu berduaanku dengan San. Aku akan merebutnya darimu."








"Jadi, apa yang akan kau jelaskan padaku Choi San."


San menghela nafasnya panjang, Wooyoung terus menatapnya dengan tajam, bahkan jika ia menjelaskannya panjang lebar apakah Wooyoung akan mempercayainya. Mustahil jika iya.


"Sayang itu tak seperti apa yang kamu pikirkan oke?"

"Lalu apa?! sial kamu berselingkuh!!!"

"Tidak, aku tak berselingkuh sayang."


Wooyoung mengerucutkan bibirnya, Wooyoung mulai menangis sekarang, dadanya benar-benar terasa sakit bahkan sejak ia menutup panggilan teleponnya dengan San itu.

San memeluk Wooyoung, mengusap punggung Wooyoung yang sudah bergetar disana. Apakah San harus menelpon Bianca agar dia yang menjelaskannya. Ini kali pertamanya Wooyoung menangis.


"Sayang maafk–"

"TIDAK!! AKU MEMBENCIMU! KAMU BERSELINGKUH DARIKU!"


Wooyoung memukul dada San, melampiaskan kekesalannya pada San, dan tanpa Wooyoung sadar ia menampar keras wajah San disana. Wooyoung terkejut saat mulai menyadari tindakannya itu.

San yang mendapatkan tamparan cukup keras sedikit meringis merasakan perih dipipinya. Menatap Wooyoung yang masih terkejut dihadapannya itu.

Wooyoung sedikit ketakutan saat San mulai mengangkat tangannya itu, apa ia akan dipukul karena tak sengaja menampar San. Wooyoung memejamkan matanya dengan masih bergetar ketakutan.

San yang melihat itu hanya menghela nafasnya panjang. Kembali memeluk Wooyoung dengan erat, apakah Wooyoung berpikir jika dirinya akan memukul Wooyoung, itu tak mungkin terjadi.


"Maafkan aku sayang, aku benar-benar tak berselingkuh, wanita itu teman semasa kecilku, tak ada hubungan apapun diantara kita."

"K-kau serius?"


San mengangguk, san sungguh tak suka jika Wooyoung menangis seperti ini. San mencoba menghapus air mata Wooyoung yang terus saja mengalir dipipinya itu.

Wooyoung sedikit berpikir, ia ingin mempercayai San tapi sangat sulit, dirinya masih memikirkan wanita itu atau jangan-jangan wanita itu lah yang sedang mengincar San sekarang.


"Sayang berhentilah menangis."

"Umm, aku akan memaafkanmu tapi mana hadiah untukku?"

"Hadiah?"

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang