13

2.3K 151 0
                                    

"Kamu mandi lah terlebih dahulu."


Wooyoung mengangguk, tadinya Wooyoung ingin pulang tapi karena masih merindukan San, akhirnya ia memaksa kepada San agar dirinya dapat menginap ditempat San.

San pergi ke balkon kamarnya itu, dengan rokok yang sudah ia hisap sedari tadi. Senyuman terukir diwajahnya, San mulai membuka ponselnya dan menelpon tuan Yoon.


"Halo San? ada apa?"

"Aku menemukan vas giok milikmu yang hilang."

"Benarkah? kau tidak sedang membohongiku bukan? aku benar-benar kehilangan vas itu."

"Ya tadi aku mendapatkannya kembali dipelelangan, tuan Yoon tau bukan apa yang aku inginkan."

"Aku tau, aku akan kirimkan uang ke rekeningmu dan kembalikan vas itu ke kediamanku besok."

"Baiklah, aku tutup teleponnya."


San benar-benar beruntung kali ini, dia bahkan tak perlu mengeluarkan uang tapi dia bisa mendapatkan uang. Tak sia-sia dia datang ke pelelangan tadi bahkan sampai harus membunuh tikus kecil itu.

San beranjak dari tempatnya, berjalan ke kamar mandi, sedikit bingung karena Wooyoung tak kunjung keluar dari sana, bahkan ini sudah cukup lama dia berada didalam sana.

Wooyoung masih teringat kejadian tadi, dimana San membunuh orang diruangan itu, suara tembakannya masih terdengar jelas ditelinga Wooyoung.

Wooyoung mulai membersihkan sabun dari badannya, sedikit terbayang tangan San yang menyentuh tubuhnya dengan lembut, sekarang dirinya mulai terangsang hanya dengan membayangkannya saja.


"Apa aku harus melakukannya sendiri?"


Wooyoung sedikit menunggingkan pantatnya, memasukkan dua jari kedalam lubangnya itu, sempit pikirnya. Apakah ini yang dirasakan San saat berhubungan dengannya.

Wooyoung mulai menggerakkan jarinya dengan berlawanan arah, itu terasa kurang hanya dengan menggunakan jarinya saja, Wooyoung menginginkan lebih.


"Mphh, aku menginginkan penis San."


Wooyoung memegang penisnya yang masih berlumuran sabun itu, sedikit mengocoknya, merasakan nikmat dikedua sisi. Tapi Wooyoung masih merasa tak puas.


"Wooyoung, apa kau baik-baik saja didalam? kenapa lama sekali?"


Wooyoung terkejut mendengar suara San diluar sana, bahkan sekarang ia sudah akan mencapai klimaksnya, mengapa San harus datang sekarang.


"A-aku baik-baik saja, sebentar lagi aku selesai mandi."

"Kau yakin? aku akan masuk."

"TI-TIDAK!! jangan masuk, k-kumohon."


San sedikit kebingungan mendengar suara Wooyoung didalam sana, akhirnya San menghiraukan ucapan Wooyoung yang melarangnya masuk. San membuka pintu kamar mandinya.


"Mphh akhh Sanhh!!"


Wooyoung mengeluarkan cairan putihnya di telapak tangan miliknya. Wooyoung mengangkat kepalanya, betapa terkejutnya Wooyoung saat melihat San sudah ada dihadapannya sekarang.

San tersenyum tipis melihat Wooyoung melakukan ejakulasi dengan mendesahkan namanya itu. Melirik telapak tangannya yang sudah dipenuhi sperma. Wooyoung benar-benar nakal pikir San.


"J-jangan melihatku seperti itu!!"

"Puas dengan hanya tanganmu itu Wooyoung? aku bisa membantumu jika kamu memohon padaku."

"Tidak, a-aku sudah puas dengan ini."


San melirik penis Wooyoung yang mulai menegang kembali disana. San mulai mengeluarkan seringai kecilnya, bahkan jika Wooyoung memintanya sekarang ia akan membantunya. Tapi apa boleh buat, "Mari sedikit bermain."


"Baiklah, selesaikan mandimu, lalu kita makan."

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang