23

2.1K 131 2
                                    

"Hahh Mingi si brengsek itu, apa saja yang dia ambil sampai harus menghabiskan lebih dari 1 milliar, sialan."

"Kenapa San?"


San menatap kearah Wooyoung, sedikit menelan ludahnya melihat Wooyoung yang hanya memakai kameja miliknya itu tanpa memakai celana dan parahnya dia hanya mengancingkan 3 kancing saja.

Wooyoung yang melihat kemana arah mata San itu hanya memutar bola matanya malas, San seperti singa yang sedang kelaparan sekarang. Padahal baru tadi malam kita melakukannya.

Wooyoung mendudukan dirinya disamping San, dengan cemilan ditangannya. Lama-lama Wooyoung merasa risih karena San tak kunjung mengalihkan pandangannya itu dari tubuhnya.


"Stop staring at my body, pervert."


San tersadar dari lamunannya, sedikit tersenyum, mencubit pipi Wooyoung yang tembam. Wooyoung benar-benar menggemaskan sekarang, apa lagi dengan pakaiannya itu.


"Mingi kenapa dia?"

"Dia menghabiskan uangku, entah apa yang dia beli."

"Lagipula kenapa kamu percaya pada Mingi."

"Meskipun begitu selera dia cukup bagus."


San sedikit teringat, bulan depan ia harus pergi keluar kota untuk melakukan bisnisnya bersama Mingi, ia menjadi malas pergi kemana-mana setelah berpacaran dengan Wooyoung.


"Kamu baik-baik saja?"

"Aku akan pergi keluar kota bulan depan."

"Berapa hari?"

"1 minggu mungkin."

"Sendiri?"

"Dengan Mingi tentu saja."


Wooyoung mengangguk paham, satu minggu tak terlalu lama, ia mungkin bisa bertahan mengingat kemarin San juga pergi keluar negeri. Jika Wooyoung bisa, Wooyoung juga ingin ikut bersama San.











Ini sudah 3 hari semenjak San pergi keluar kota, sekarang Wooyoung sedang mencari kesibukan diclub nya itu dengan membantu pegawainya disana. Agak menyebalkan karena tak sedikit dari mereka selalu menggoda Wooyoung.


"Aku tiba-tiba merindukan San, apa yang San lakukan sekarang."


Wooyoung membuka ponselnya, ada pesan dari nomor tak dikenal disana. Mata Wooyoung tiba-tiba membulat sempurna melihat pesan dari orang yang tak dikenal itu.





 Mata Wooyoung tiba-tiba membulat sempurna melihat pesan dari orang yang tak dikenal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wooyoung bukanlah orang bodoh yang bahkan tidak mengetahui tubuh pacarnya sendiri, dan jelas-jelas itu San. Bukankah San bersama Mingi pergi keluar kota? tapi apa ini, siapa wanita yang mengirimnya pesan itu.

Wooyoung kembali teringat wanita yang pernah mengangkat teleponnya waktu lalu, teman semasa kecilnya San. Dada Wooyoung terasa sakit sekarang, ia tak seharusnya mempercayai ucapan San kemarin.

Tanpa seijin Wooyoung, air matanya itu sudah berjatuhan dipipinya. Mengapa San tega melakukan ini padanya, tidakkan dirinya cukup untuk San, kenapa San harus berselingkuh darinya.

Pikiran negatif Wooyoung terus berputar dikepalanya, Wooyoung berpikir untuk pulang malam ini kerumahnya. Ia butuh sandaran sekarang, Wooyoung benar-benar membenci San.











"Ada apa Bi? tumben nelpon."

"Berikan aku saran, aku ingin menjauhkan seseorang dari orang yang aku suka. Aku harus bagaimana?"

"Itu mudah Bi, kau hanya perlu membuat orang itu membenci orang yang kamu sukai."

"Bagaimana caranya?"

"Kirimkan saja fotomu dengan orang yang kau sukai itu padanya. Bilang jika kau sedang bersamanya."


Bianca sedikit berpikir bagaimana caranya agar dia dapat foto dirinya dengan San, bahkan sekarang dia tak tau San sedang berada dimana.

Tiba-tiba Bianca terpikirkan Mingi, seharusnya Mingi sedang bersama San sekarang, mengingat mereka berteman dekat, bahkan selalu bersama-sama.


"Baiklah, aku sudah dapat ide, kau memang dapat membantuku."

"Haha oke semoga beruntung Bi."


Bianca menutup teleponnya itu, dan menekan salah satu kontak diponselnya dengan nama Mingi disana. Ini sudah malam tapi seharusnya Mingi belum tidur.




 Ini sudah malam tapi seharusnya Mingi belum tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gotcha!" Bianca sedikit menyeringai, ia mulai mengirimkan foto itu kepada Wooyoung dan seharusnya Wooyoung akan percaya dengan itu.


"Maafkan aku San, aku benar-benar mencintaimu."

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang