21 ⚠

3K 134 1
                                    

"Sayang, jangan mempermainkanku."

"Sttt kamu diam, aku yang memimpinnya sekarang, anggap saja sebagai hadiah untuk ulangtahun ku."

"Tapi say–"

"Shut your mouth daddy."


San lagi-lagi menyerah pada Wooyoung, setidaknya biarkan dirinya menyentuh Wooyoung meskipun dirinya tak memimpin permainan kali ini, melihat tubuh tanpa helai benang milik Wooyoung membuat San ingin menyentuhnya.

Wooyoung mengambil pelumas dilaci dekat ranjang, menuangkannya diatas penis milik San yang sudah kembali menegang disana. Meratakan pelumasnya dipenis San itu.

Wooyoung mulai mengangkat pantatnya sedikit, memegang penis San dan mulai memasukkannya kedalam lubang miliknya. Sudah memakai pelumas tapi Wooyoung sedikit kesulitan untuk memasukkannya.


"Mphhh Sanhh–"


Wooyoung bertumpu tangan pada perut San saat setengah dari penis San itu sudah masuk kedalam dirinya. Dan tanpa sadar San malah menghentakkan penisnya itu kedalam lubang Wooyoung.

Wooyoung terkejut, menatap San yang sudah tak terikat lagi lengannya. San pun membalikkan posisi mereka, sekarang San lah yang berada diatas. San mulai mencium bibir Wooyoung dengan kasar.

Wooyoung mencoba untuk memberontak tapi tenaganya tak cukup kuat untuk mendorong tubuh San. Alhasil Wooyoung malah larut dalam ciuman San, mengalungkan tangannya dan membalas melumat bibir San itu.

Mengabaikan pukulan-pukulan Wooyoung di dadanya, San malah memegang kedua pergelangan tangan Wooyoung keatas, dan melanjutkan ciumannya itu.

San mulai menggerakkan pinggulnya, menghentakkan penisnya dengan kasar dibawah sana. Melepaskan ciuman itu, dan mulai menciumi leher Wooyoung dengan meninggalkan beberapa tanda disana.


"Sanhh mphhh h-hentikan akhh, seharusnya aku yang memim–nghhhpin."


San menjilat puting Wooyoung yang sudah mengeras, mengigitnya pelan dan menghisapnya. Desahan Wooyoung terus membuat San semakin bernafsu.

Wooyoung yang merasa lubangnya itu terus ditusuk secara kasar sedikit mual, hentakannya terlalu dalam pikir Wooyoung. Tapi entah kenapa ia menyukainya San yang sangat bernafsu sekarang.

San melepaskan tangan Wooyoung, mengangkat kaki Wooyoung dan meletakkannya dibahu. Dengan berpegangan pada paha Wooyoung, San mulai mempercepat gerakan pinggulnya itu.


"Hahh ahh Sanhh nghh slowlyhh.."

"Shhh Wooyoung, I want more."


Entah sejak kapan Wooyoung sudah klimaks sekarang, lubangnya terus-menerus ditusuk oleh penis San dengan cepat membuatnya tak sadar jika ia sudah klimaks.

San melihatnya, melihat Wooyoung sudah klimaks dibawah sana. San tersenyum tipis, menurutnya Wooyoung terlalu cepat mengeluarkan cairan putih itu.

Suara tabrakan antar tubuh terus mengisi kamar San. San yang bahkan tak ingin berhenti dari kegiatannya menusuk lubang Wooyoung itu malah terus menghentakkannya.


"Sanhh akhh i-i mphh wanna cum!!"


Dengan Wooyoung yang mengatakan itu, keduanya keluar bersamaan. San mengeluarkan cairannya itu cukup banyak didalam Wooyoung, mengingat dia sudah menahan nafsunya sejak tadi.

Wooyoung sudah merasakan pusing, keduanya sudah sama-sama klimaks tapi San tak berhenti sampai disitu. Ia benar-benar sudah sangat mual karena San masih saja menusukkan penisnya itu terlalu dalam.

Alhasil Wooyoung pingsan hanya dengan dua kali klimaks. San yang menyadari Wooyoung pingsan hanya mengabaikannya, ia masih terus melanjutkan nafsunya itu pada Wooyoung.

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang