20 ⚠

3.1K 132 0
                                    

"Aku menginginkanmu."


San mulai mencium bibir Wooyoung, melumatnya dengan penuh nafsu, sedikit mengigit bibir bawahnya dan memasukan lidahnya itu kedalam mulut Wooyoung. San menggendong Wooyoung membawanya kedalam kamar.

Wooyoung menerima semua lumatan San, dan perlahan membalasnya, saat dirinya sudah diatas ranjang. Wooyoung mengigit keras bibir San, membuat ciuman mereka terlepas.


"Shh ada apa sayang? kenapa mengigitku?"

"Aku yang akan memimpinnya kali ini."


San mengerutkan dahinya, Wooyoung menarik tangannya membuat San terbaring diatas ranjang, dan Wooyoung sudah duduk diatas perut San sekarang.

Wooyoung mengambil dasi bekas San yang tadi dipakai diatas meja, mengikat kedua pergelangan tangan San dengan dasi itu, dengan niat agar San tak dapat menyentuhnya.

San kebingungan dengan sikap Wooyoung ini, mengapa tangannya harus diikat dan lagi bukankah itu akan membuat San tak bisa menyentuh Wooyoung.

Mengabaikan tatapan bingung dari San, Wooyoung lebih memilih untuk melepas semua pakaian miliknya. San yang melihat tubuh mulus Wooyoung tentu saja ingin langsung menyentuhnya jika saja tangannya tak diikat.


"Sayang, lepaskan ikatannya."

"Aku tak mau, kamu tak boleh menyentuhku San. Itu lah permintaanku tadi, kamu ingat?"


San mengingatnya Wooyoung memang meminta dia tak menyentuhnya, tapi jika seperti ini, San akan merasa tersiksa karena harus menahan nafsunya itu dan tak bisa berbuat semaunya.

Wooyoung mulai membuka semua pakaian milik San juga, dan saat dimana Wooyoung membuka celana dalam San, penis San sudah menegang sempurna disana. Wooyoung hanya tersenyum tipis melihatnya.


"Baby c'mon, untie these ties, I want to touch you."

"I don't want to, daddy."


Setelah San mendengar Wooyoung memanggilnya dengan sebutan daddy itu, penisnya yang sudah menegang semakin menegang dibawah sana. Sial itu terlalu menggodanya.

Akhirnya San menyerah mungkin saat nanti Wooyoung sudah kelelahan dia akan melepaskan ikatannya, meskipun nafsunya sudah membuncah ingin segera menyetubuhi Wooyoung.

Wooyoung menjilat penis San, ia sangat suka bermain dengan penis milik San itu, menyenangkan pikirnya. Mulai mengulum kepala penisnya dan sedikit demi sedikit memasukkannya kedalam mulut.

Menghisap penisnya itu dengan cukup kuat, baru setengahnya saja yang masuk, Wooyoung ingin membuat San sedikit kesal disana. Memegang sisa penis San dan mulai menggerakkan mulutnya.


"Sshh baby put it all in your mouth."


Wooyoung mengabaikan permintaan San, ia masih melanjutkannya dengan hanya setengah dari penis San itu didalam mulutnya. Menggerakkan mulutnya secara berlawanan arah, dan tangannya yang memijat sisa penis San.

San kesal sekarang, ia tak puas jika hanya setengah penisnya saja yang masuk, melirik Wooyoung yang masih saja mengabaikannya dan terus menghisap penisnya itu.

Wooyoung sedikit melirik kearah San yang seperti sedang menahan kekesalannya itu, sedikit terkekeh pelan dengan mulut yang masih terisi oleh penis San.

Wooyoung akhirnya mulai memasukkan semua penis San kedalam mulutnya itu, entah perasaan Wooyoung saja atau memang penis San sedikit lebih besar dari biasanya.

Wooyoung merasa mulutnya jadi pegal sekarang, memaksakan untuk menggerakkan mulutnya dengan sesekali menghisap penis San.

Mulai mempercepat gerakan mulutnya itu saat penis San terus membesar didalam mulutnya. Desahan kecil yang keluar dari mulut San itu membuat Wooyoung ikut terangsang.

Dan tak lama setelahnya, San mengeluarkan cukup banyak cairan putih didalam mulut Wooyoung. San masih merasa tak puas dengan itu, Wooyoung terlalu banyak mempermainkannya.

Wooyoung tak menelan sperma milik San, tapi ia sekarang mencium bibir San dan membuat San menelan spermanya sendiri. San membalas ciuman Wooyoung, menelan semua spermanya dan membersihkan rongga mulut Wooyoung itu.

Wooyoung melepaskan ciumannya sebelum San malah melumatnya nanti. Wooyoung melihat raut wajah tersiksa San dibawahnya itu, Wooyoung jadi terkekeh pelan.


"Sayang, jangan mempermainkanku."

BE YOUR CIGARETTES : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang