Home 🔞

5.6K 180 2
                                    

Tolong yg minor di skip aja ya chapter ini ^^

Sinar matahari tampak mengintip malu-malu dari balik tirai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Sinar matahari tampak mengintip malu-malu dari balik tirai. Merasa terganggu, Haechan mengerjapkan kelopak matanya sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk bangun. Dengan hati-hati, Haechan menyingkirkan lengan kekar yang bertengger di pinggangnya. Tak ingin mengusik tidurnya yang terlihat damai.

Sret.

"Hng, mau kemana?" terdengar suara berat menyapa

"Ini sudah pagi, aku mau menyiapkan sarapan dulu." ucap Haechan

Pria disampingnya malah semakin mengeratkan pelukannya, lalu membenamkan kepalanya di ceruk leher Haechan "Begini dulu sebentar."

"Jen.." Haechan masih mencoba melepaskan pelukan Jeno, tapi pria itu malah semakin mendusalkan kepalanya. Membuat Haechan sedikit geli karena hembusan nafasnya. "Ayolah, biarkan aku membuat sar—ahh.."

Haechan tak sengaja mendesah kala Jeno dengan sengaja menjilat lehernya. "Jeno!" sungut Haechan sebal yang malah dibalas kekehan. Jeno ini memang suka sekali menggodanya.

"Aku masih ingin memelukmu sayang." bisik Jeno dengan suara beratnya pada telinga Haechan, membuat semburat merah muda langsung tampak di kedua pipi si manis

Padahal ini sudah tahun kelima pernikahannya, tapi suaminya ini selalu bisa membuat dirinya berdebar hanya dengan kata-kata yang terdengar cheesy. Haechan jadi tak bisa membantah jika sudah begini. Yasudah, lagipula sesekali berbaring sedikit lama tak masalah kan? Haechan ikut memejamkan kembali kelopak matanya. Menikmati pelukan hangat suaminya.

"Babe.."

"Hng?" jawab Haechan tanpa membuka manik matanya

"Mau ini.." bisik Jeno sambil meraba dua bukit sintal milik Haechan dibawah sana

Sontak Haechan menolehkan kepalanya "Semalam kan sudah, Jen."

"Y-ya iya, tapi yang pagi belum.." Jeno mencebikkan bibirnya, mencoba membujuk Haechan dengan puppy eyesnya. Tapi sayang kali ini tak mempan. Haechan hanya menatapnya datar.

"Aku belum mau ya adiknya Jisung jadi. Sudah, biarkan aku menyiapkan sarapan." Haechan bangkit dari tidurnya, membuat Jeno semakin cemberut. Benar-benar bayi besar batinnya.

Haechan menghembuskan nafasnya sebentar lalu ia bergerak mendekat ke arah Jeno.

Cup!

Jeno langsung tersenyum lebar begitu Haechan mengecup bibirnya.

"One more?" pinta Jeno

Haechan menghela nafasnya lelah "Sekali terus udah ya?" ucapnya yang dibalas anggukan semangat dari suaminya

Lantas ia dekatkan kembali wajahnya. Hingga akhirnya dua belah bibir mereka kembali bertemu. Awalnya hanya saling menempel, tapi Jeno yang tamak mulai menyesap bibir Haechan. Melumat dan menciuminya. Bahkan kini mereka sudah saling berbelit lidah.

Haechan dan dunianya [Oneshot] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang