Blind date [part two]

1.1K 102 7
                                    

Semenjak acara kencan buta itu, Mark terlihat masih mencoba mendekati Haechan. Haechan sendiri dengan senang hati menerima afeksi yang diberikan oleh seniornya itu. Keinginannya mendapatkan kekasih sebentar lagi akan terwujud.

"Kyaaa! Mark hyung mengajakku bertemu!" pekik Haechan histeris saat membaca pesan di ponselnya. Kehebohan itu berhasil mengundang atensi dari para sahabatnya. Mereka berkumpul mengeremuni Haechan untuk melihat isi pesan yang dimaksud.

"Woahh, daebak! Kau harus menerima ajakannya, Chan." saran Yangyang semangat

"Benar, ini kesempatanmu." sahut Han

Haechan mengangguk lalu jari lentiknya bergerak untuk membalas pesan itu.

Tak jauh dari sana, Jeno yang mendengar perbincangan Haechan dengan teman-temannya mendengus tidak suka. Entah kenapa sejak kejadian di tempat karaoke itu, Jeno menjadi tidak suka dengan pemuda bernama Mark Lee itu. Feelingnya mengatakan jika ada yang tidak beres dengan pemuda beralis camar itu. Jeno berkali-kali mengingatkan Haechan untuk menjauhi Mark, tapi Haechan terus saja membantah. Dia bahkan marah pada Jeno karena seperti berusaha menghalangi dirinya mendapatkan pacar.

Ting!

"Guys, aku duluan. Mark hyung sudah menunggu di parkiran." Haechan tersenyum cerah menunjukkan ponselnya

"Iya iya yang lagi kasmaran. Semoga sukses, Chan." ucap Yangyang "Kita tunggu cerita menariknya."

Haechan hanya tertawa menganggapi ucapan sahabatnya itu. Ia buru-buru mengemas barangnya lalu segera melangkah keluar kelas. Berjalan ke area parkiran kampus yang berada tak jauh dari gedung fakultasnya. Terlihat mobil hitam milik seniornya itu terpakir disana, dengan sang pemilik yang berdiri bersandar pada body mobil dan tengah melambaikan tangan ke arah Haechan.

Mark membukakan pintu mobil untuk Haechan. Menutupi kepala si manis dengan satu tangannya agar tidak terantuk atap mobil. Setelah itu ia langsung masuk masuk melalui sisi satunya dan tak lupa memasangkan seat belt untuk Haechan. Gentleman sekali bukan? Hati Haechan semakin berdebar karena perlakuan Mark padanya.

"Kita makan dulu?" tawar Mark

"Bo-boleh, hyung." jawab Haechan malu-malu

Mark terkekeh lalu mengusak pelan kepala si bayi beruang "Kau imut sekali, Haechanna. Baiklah ayo kita makan."

Dengan begitu, mobil sedan berwarna hitam itu melaju meninggalkan area kampus. Dan tanpa mengetahui jika ada satu orang yang mengikuti perjalanan mereka.

Mark membawa Haechan makan disebuah restoran terkenal yang berada di Seoul. Keduanya hanya menghabiskan waktu sebentar didalam restoran itu, karena setelah ini Mark mengajak Haechan pergi ke suatu tempat. Tempatnya sih berada cukup jauh dari pusat kota dan memakan perjalan yang tidak sebentar kata Mark.

Saat didalam mobil, Mark terlihat sibuk membuka isi tasnya seperti sedang mencari sesuatu.

"Ada apa, hyung?"

"Aku mencari obatku. Tadi sudah ku masukkan perasaan."

Haechan terkaget "Hyung sakit?! Sakit apa?" tanyanya panik

Mark yang menyadari tengah membuat juniornya itu salah paham pun menggelengkan kepalanya "Ah, tidak-tidak. Bukan sesuatu yang serius kok. Hanya saja aku kemarin sempat melukai pencernaanku, jadi setelah makan aku wajib meminumnya." jelas Mark

"Astaga. Lalu bagaimana, hyung? Kita batalkan saja dan pulang?" ucap Haechan tak enak

"Tidak usah. Kita ambil obatku dulu dirumah bagaimana? Setelah itu kita lanjut pergi."

Haechan dan dunianya [Oneshot] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang