Baru dua bulan Haechan membuka usaha cafe miliknya sendiri, tapi sudah ada saja pengunjung yang membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Pengunjung yang ia ketahui masih seorang anak sma itu terus saja berusaha menggoda dirinya jika ada kesempatan. Terkadang Haechan juga dibuat malu karena tingkah nekat anak itu.
"Aigoo, lihat itu kekasihmu sedang berjalan kemari." ucap seorang pria bertubuh jakung sembari menyenggol-nyenggol tubuh Haechan dengan sikunya
Haechan menghela nafasnya "Sudah ku katakan dia bukan kekasihku." kesalnya
"Iya memang bukan, tapi calon kekasih kan?" ucap si jangkung sambil menaik turunkan alisnya jahil. Pria itu langsung terbirit saat melihat Haechan tengah mengambil kemoceng. Membuat Haechan merotasikan matanya malas.
Baru bernafas lega, kesabaran Haechan kembali diuji dengan datangnya seorang pemuda berseragam sekolah yang kini berjalan ke arahnya.
Dengan senyum terpaksanya Haechan mencoba menanggapi "Selamat datang di cafe kami. Ada yang bisa saya bantu?"
"Kalau begitu.. bisakah hyung membantuku mengatasi debaran di dadaku ini?" jawab si pemuda bertubuh tinggi itu sambil memegangi dadanya secara dramatis
"Antrian selanjutnya." datar Haechan
"E-eh, tunggu, tunggu. Aku akan memesan hyung." jawab si pemuda dengan panik "Americano satu."
Haechan mengangguk.
"Gulanya?"
"Tidak usah, soalnya udah manis kalau liat hyung." ucap si pemuda sembari mengedipkan sebelah matanya
Lagi-lagi Haechan harus bersabar dan hanya bisa tersenyum. Sepertinya energinya akan cepat habis jika pemuda didepannya tak kunjung pergi.
"Ini billnya dan silahkan tunggu di meja nanti akan kami antarkan." Haechan menyodorkan selembar kertas kecil dan ketika pemuda itu hendak mengambil, dengan sengaja ia memegang tangan mungil Haechan
"Ups, maaf tanganku sedang licin." elak si pemuda "Kulitmu terlalu halus hyung, sampai tanganku saja terpeleset hehe."
Haechan hanya tersenyum. Namun, didalam hatinya pemuda manis itu sudah mengumpat dengan segala macam bahasa. Bisa-bisanya dirinya digoda oleh bocah ingusan seperti itu. Apa dia tidak sadar dengan perbedaan umurnya?! —batinnya
"Kalau begitu aku duduk dulu hyung manis. Sampai bertemu lagi." ucapnya sembari melambaikan tangan pada Haechan dan melangkah pergi
Haechan menghela nafasnya lega.
"Ekhem, ekhem, hyung manis."
"Bisakah kau diam, Hyunjin?" ucap Haechan sembari tersenyum mematikan
"Hehehe peace."
Hari terus berlalu, dan pemuda sma itu masih terus saja menganggu Haechan. Entah dengan menggombali dirinya, membantu dirinya berberes yang berujung merusak, atau lebih parahnya lagi memelototi setiap pengunjung pria yang baru saja datang. Karena itu cafe Haechan kebanyakan diisi para gadis-gadis.
"Hey, bocah. Bisakah kau tidak menakuti pelangganku?" datar Haechan pada Jisung
Jisung menoleh, lalu mengibaskan tangannya "Eyy, aku hanya membantu mengawasi mereka hyung. Bagaimana kalau ada yang berniat jahat dan menculik hyung?"
"Kau terlalu banyak melihat drama."
"Eoh? Apa itu? Apa hyung baru saja tersenyum?" tanya Jisung sembari menunjuk wajah Haechan
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechan dan dunianya [Oneshot]
RomanceKumpulan cerita yang inspirasinya datang tiba-tiba. Bisa Markhyuck, Nohyuck, Nahyuck, Hyuckren ataupun lainnya. Tergantung kecocokan >.< Bxb! Jangan salah lapak!