Part 11 : Setelah datang

189 9 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Saya minta maaf, kalau kedatangan saya ke sini malah membuat ricuh" ucap Liam dengan penuh rasa bersalah.

"Saya teman Aesa dari kota, tujuan saya ke sini hanya untuk melihat Aesa dan memastikan bahwa sahabat saya baik-baik saja" Liam mulai menjelaskannya pelan-pelan.

"Karena Aesa tidak memberitahu siapapun kalau dia pindah" tambahnya.

Asih terlihat menggelengkan kepalanya, "Untung cuma Budhe dan suami yang tau, kalau warga? Nikah muda kalian langsung!".

"Sudahlah, Bu" Dani menenangkan sang istri, "Bapak juga salah".

"Terus sekarang kamu mau istirahat di mana?" tanya Dani berusaha mencairkan suasana.

"Waktu di jalan sama mikir mau nginep saja di sini" Liam sedikit meringis melihat Asih yang melotot setelah mendengar pernyataannya, "Tapi sepertinya tidak memungkinkan".

"Atau, saya bisa pulang malam ini juga".

Gadis yang duduk lesehan di ambang pintu menepuk dahinya, tidak habis pikir dengan yang Liam katakan.

Asih mengibaskan tangannya, "Ya sudah, kamu-".

"Bapak punya saran" Dani mengangkat tangannya mengisyaratkan pada sang istri untuk diam sejenak, "Gimana kalau kamu tidur di toko bangunan punya Joko saja?".

Liam ingat tempat itu, berada di seberang pos kamling yang ramai orang. Pemuda itu menganggukkan kepala, "Boleh, Pak".

"Mari, saya antar" mereka bangkit begitu juga istrinya. Asih langsung mencegah Dani yang hendak keluar dari pintu, "Biar dia ke sana dewe, Pak, orang cah lanang kok ora wani".

Liam menatap si Bapak karena tak paham dengan yang dikatakan oleh Asih. "Istri saya minta kamu ke sana sendiri" jelas Dani yang langsung dipahami.

Laki-laki itu berpamitan, menyalami sepasang suami istri itu bergantian. Saat ingin meminta ijin untuk berpamitan dengan Aesa juga ia malah kena omel lagi oleh Asih.

Suara deru motor terdengar oleh Aesa, gadis itu segera bangkit dan berlari keluar rumah.

"Budhe usir ya?" entah apa yang dipikirkan oleh Aesa sampai memberi Asih tuduhan seperti itu.

Tangan Asih terulur hendak menarik Aesa masuk dalam pelukan, tak di sangka gadis itu malah melangkah mundur.

"Liam jauh-jauh ke sini cuma buat liat keadaannya Es" ujar gadis itu, "Liam ninggalin semuanya cuma buat ketemu sama Es, Budhe!".

"Budhe khawatir sama kamu, Es" Asih berusaha meraih lengan gadis yang seperti tak ingin disentuh olehnya.

Aesa menahan air matanya menenangkan diri, "Sudah malam, Budhe" ucapnya, "Es mau tidur".

"Budhe temenin ya?" pinta Asih, tiba-tiba ia merasa bersalah terhadap gadis itu.

Tanpa sepatah katapun Aesa langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu, hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya melompat begitu saja keluar dari kepalanya.

Aesa tak tahu apa yang sedang mengacau pikirannya, setelah bertemu dengan Mbah Dah membuatnya ingin menumpahkan seluruh keluh kesah.

Ia raih ponsel yang tergeletak di lantai kemudian menutup pintu dan bersandar di baliknya.

Liam

Maaf ya\
Lo juga sih, kenapa nyusulin gue?\

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang