Part 21 : Cemburu

186 10 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Terus?".

Gadis itu memeluk lututnya menunggu kelanjutan cerita dari Chandra.

"Udah ah, capek" Chandra mengubah posisi duduknya membelakangi Aesa.

Si gadis mengernyit, "Hantu bisa capek juga ternyata" gumamnya.

"Yang pasti saya harap sekarang Ibu udah berubah" ucap Chandra.

"Chandra" panggil Aesa, "Hadap sini dulu gue mau ngomong".

Chandra berbalik kembali menatap Aesa, "Apa?".

"Gue pernah di kasih tau sama Mbah Dah, kalau setiap orang tua marah itu pasti ada alasannya" ujar Aesa mengingat perkataan Mbah Dah tempo hari saat mengobatinya.

"Belum tentu, ada beberapa yang marah karena ego mereka sendiri" balas Chandra, "Saya sebenarnya takut bercerita seperti ini, rasanya gak tenang".

"Kita coba cari solusinya" Aesa kembali meraih tangan Chandra untuk ia genggam, "Semua masalah itu gak bisa selesai kalau kita cuma lihat dari satu sudut pandang aja".

Chandra tersenyum tipis kemudian mengangguk, "Kamu tau? Sobekan dari foto ini saya simpan sendiri".

"Lo juga yang sobek kan?".

Sosok itu tertawa sembari mengangguk. Aesa kesal dibuatnya, "Kenapa gak bilang?".

"Kamu gak nanya kok" jawab Chandra.

Aesa berdiri merenggangkan ototnya yang terasa kaku, "Bosen nih, Chandra" ujarnya, "Pengen ke danau tapi hujan".

"Saya pengen ngelukis lagi, boleh?" pinta Chandra menatap Aesa dengan mata lebarnya seolah memohon.

"Catnya habis, kan tumpah semua gara-gara tikus kemarin" balas Aesa kemudian duduk kembali di tepi ranjang.

Mendengar itu muncul ide jahil dari Chandra yang terlihat menyeringai.

"Itu tikus!".

"MANAAA?!" Aesa menjerit lalu melompat kaget sampai tersandung kakinya sendiri.

Gadis itu jatuh terduduk tepat membelakangi Chandra, sosok itu sigap menangkap tubuh Aesa agar tidak tersungkur terlalu keras.

Aesa terdiam membeku di tempatnya dengan tangan yang menyentuh pinggangnya dimana tangan dingin Chandra berada.

Deru nafas Chandra terasa seolah meniup lehernya, jika dilihat sekilas mereka seperti sedang berpelukan namun kenyataannya tidak.

Chandra memejamkan mata menahan diri sebab wangi manis dari tubuh Aesa, tanpa sadar tangannya bergerak membuat si empu memberontak.

"Ch-chandra" Aesa berusaha melepas tangan Chandra yang mulai melingkar di pinggangnya.

"Boleh saya peluk kamu?" pinta Chandra dengan suara dalam yang tidak terdengar lembut seperti biasanya.

Dagu Chandra bertumpu di bahu Aesa, gadis itu perlahan bersandar pada Chandra tanpa mengganggu kenyamanan si empu.

Ia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan, mencoba tenang seperti Chandra saat ini.

Aesa berpikir bahwa Chandra pasti lelah mengingat masa lalunya hanya untuk bercerita kepada gadis yang sering memarahinya ini.

Mereka memang tidak lama kenal tapi hubungan mereka sudah jauh lebih baik dari saat pertama kali bertemu.

Wajar jika saat itu Aesa takut dan terus-terusan mengusir sosok itu, tapi sekarang mereka saling bersandar dan diam menikmati suara derasnya hujan di luar sana.

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang