Part 28 : Chandra dan Liam

169 10 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Gini ternyata rasanya pake baju tidur" Alya tak henti-hentinya memeluk tubuhnya sendiri karena merasa nyaman dengan baju tidur motif beruang warna biru itu.

"Udah, Ndah" Aesa menarik kakinya perlahan menghentikan Indah yang sedari tadi memijatnya, "Makasih ya".

"Harusnya aku gak bawa kalian ke danau" Aesa menyesal, "Maaf".

"Gak apa-apa, kita seneng kok bisa liat pemandangan yang gak pernah kita tahu selama ini" ujar Alya diangguki setuju oleh Indah.

"Kita juga gak tau kan, kalau hal ini bakal terjadi" tambah Indah.

Aesa menitikkan air matanya terharu, dia membuka tangan lebar meminta kedua temannya ini untuk memberinya pelukan.

Dengan senang hati Alya dan Indah memberi Aesa pelukan hangat.

"Kalian kok gak marah sih?" Aesa mulai terisak, "Dulu kalau aku ngelakuin kesalahan kecil aja, mereka langsung pergi dan gak mau lagi hubungan sama aku".

"Kenapa kita gak marah ya, Ndah?" tanya Alya iseng pada Indah.

Indah terkikik geli, "Emang kalau kita marah, waktu bakal berputar mundur gitu? Enggak kan?".

"Palingan cuma kesel aja, gak sampe marah" lanjut Alya, "Udah gak usah dipikirin".

Mereka melepaskan pelukan, Indah membantu Aesa mengusap air matanya sambil tertawa kecil.

"Kalau ada apa-apa, cerita aja ke kita ya" ucap Indah.

"Es!" panggil Alya, "Baju ini boleh buat aku gak?".

Aesa mengangguk, "Boleh".

Gadis itu kegirangan dan kembali berputar-putar, terlihat Alya sangat menyukai baju tidur itu.

"Alya nginep ya" celetuk Aesa.

"Tapi aku belum ijin" balas Alya, "Kalau hujannya awet, mungkin boleh".

"Besok aku bisa minta Mas Bayu bawain buku" lanjut gadis itu.

"Ibu di rumah sendiri malam ini, jadi aku pulang" ujar Indah, "Kalian berdua aja".

Mereka menikmati waktu bersama dan tidak lagi mengungkit masalah di danau.

***

Sudah tiga hari ini Chandra tidak lagi menampakkan diri, Aesa duduk di taman belakang sekolah merelakan dua jam pelajarannya di kelas hanya untuk menunggu Chandra datang.

Gadis itu memeluk lututnya sambil mencabuti rerumputan di sekitarnya, ia menghela nafas seiring dengan pandangan yang mulai kabur karena mata yang berkaca-kaca.

Sesuatu mendarat di kepala Aesa dengan halus tanpa mengejutkan si empu, tangannya terangkat meraba benda yang melingkar di kepalanya ini kemudian menoleh.

Air mata yang sedari tadi menggenang sontak menetes melihat sosok yang ia tunggu kini muncul di hadapannya.

Ia langsung menarik Chandra dalam pelukannya, menyembunyikan wajah pada dada bidang itu sambil nahan tangis.

Chandra membalas pelukan Aesa erat seolah tak ingin gadis itu melepaskan dekapan hangatnya.

"Saya minta maaf".

"Maaf ya".

Bersamaan mereka mengucapkannya sehingga membuat keduanya terdiam. Aesa berusaha melepas pelukannya namun tangan Chandra malah menarik bahunya agar lebih dekat.

"Chandra, ada yang mau aku omongin" ucap Aesa berharap Chandra mengerti untuk melepaskan pelukannya terlebih dahulu.

"Saya suka gaya bicara aku-kamu" bisik Chandra.

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang