Part 30 : Kilas balik (2)

165 9 0
                                    

- • Happy Reading • -

Pemandangan pagi hari yang tidak seperti biasanya kini ia lihat di depan mata.

Mungkin hal ini akan menjadi berita mengejutkan bagi kelas mereka yaitu, Alya dan Bagas resmi berpacaran.

Diam-diam mereka merahasiakan hubungan sejak kemarin karena takut menjadi bahan omongan teman-teman, tapi sepertinya rahasia mereka tidak bertahan lama.

Pasangan baru itu tidak terlalu menampakkan keromantisan, hanya saja Bagas yang terus menempel pada Alya yang sedang mengerjakan PR.

Hari ini Aesa mengalah dan membiarkan Bagas duduk di bangkunya karena tak ingin mengganggu masa kasmaran mereka.

Alya merasa tidak enak pada Aesa namun gadis itu mengangguk saja berusaha meyakinkan.

Sebenarnya Aesa tak masalah dengan itu malahan dia bisa tidur sepanjang hari jika duduk di bangku Bagas yang ada di pojok belakang.

Kebetulan sekali Aesa duduk sendiri tanpa adanya teman sebangku Bagas. Suasana di bangku belakang terasa berbeda, tapi Aesa yakin dia akan menikmatinya.

Toh, cuma sehari. Jika besok Bagas masih saja duduk di bangkunya, maka akan dia usir pemuda itu.

Gadis itu melihat ke luar jendela yang mengarah ke area parkir sepeda dan motor siswa, merenung sambil memikirkan tentang Indah yang kini seperti menjauhinya.

Sejak kembali dari danau, Indah berubah. Aesa saja berangkat sendiri pagi ini karena Indah sudah lebih dulu berada di sekolah, begitu juga sebaliknya.

Semoga saja Alya tahu sesuatu sehingga ia bisa menanyakannya pada Alya, Aesa berharap tak ada masalah diantaranya dan Indah.

Nyaring suara bel sekolah berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai. Tidak banyak materi yang disampaikan pada hari ini, hanya latihan soal dan beberapa PR untuk persiapan ulangan minggu depan.

Tak terasa sudah setengah tahun Aesa berada di desa ini. Selama itu juga dia banyak mendapatkan pengalaman baru dari teman-teman dan orang terdekat, juga dari sesosok hantu baik yang berhasil membuat Aesa jatuh hati.

Mengingat tentangnya membuat Aesa harus segera menghapus perasaan ini, perasaan yang muncul tanpa sadar diantaranya dan Chandra.

Selama pelajaran berlangsung, beberapa kali Aesa melirik bangku kosong di sampingnya. Teringat saat Chandra datang mengejutkannya dengan tiba-tiba duduk bersamanya.

Namun, sekarang tidak. Aesa berganti melirik Indah yang sama sekali tidak melihatnya sejak pagi tadi, gadis itu seperti tak acuh seolah tidak pernah mengenal Aesa.

"Es? Aesa!".

Matanya berkedip tersadar dari lamunan saat suara nyaring Pak Dio mengundang seisi kelas menatap kearahnya.

"I-iya, Pak?".

"Golongan 1A itu apa saja?" Pak Dio mengulang pertanyaannya, "Coba sebutkan tiga".

"Hidrogen, Natrium" dahi Aesa mengernyit mengingat-ingat isi buku yang dia baca semalam, "Kalium".

Pak Dio menjentikkan jarinya, "Bagus!".

Aesa tersenyum lega, Pak guru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu kembali melanjutkan sesi bicaranya.

Karena sudah berhasil menjawab pertanyaan mendadak dari Pak Dio, Aesa memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak.

***

Entah mengapa hari ini kantin sangat ramai sampai tak sedikit gerombolan siswa yang berdiri di dekat pintu masuk karena menunggu untuk bergantian meja.

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang