Part 19 : Cerita?

148 7 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Jadi, kapan kita ke sana?".

"Kita ke sana juga gak bisa lama-lama, Bu" jawab pemuda yang tengah duduk di sofa empuk menghadap Ibu guru yang duduk di kursi yang lebih tinggi darinya, "Apalagi Ibu ke sananya bareng saya, nanti saya malah disuruh pulang".

Ibu guru kira-kira berusia setengah abad itu berpikir sejenak, "Kita tunggu saja waktu libur panjang, atau biar Ibu yang pergi sendiri".

Laki-laki itu terlihat ragu untuk memberikan alamat yang dia tahu langsung dari Ibunda Aesa kepada Ibu guru yang sudah seperti Ibunya sendiri itu.

"Ya sudah, nanti saja dilanjut bicaranya" Ibu guru bangkit dari duduknya, begitu juga dengan laki-laki itu.

"Sekarang kamu istirahat aja dulu, ke kantin sana".

"Maaf ya, Bu" ucap si pemuda, "Bu Hana gak marah?".

"Memang Ibu pernah marah sama kamu?" tanya balik Bu Hana yang dibalas senyuman lebar oleh anak didiknya itu.

"Saya permisi, Bu".

Ia keluar dari ruang BK kemudian berjalan menyusuri lorong menuju ke kantin, jujur saja selama mengobrol dengan Bu Hana rasa lapar terus menyerangnya.

Sudah beberapa minggu ini dia pergi ke kantin sendiri, biasanya Aesa selalu menemaninya makan.

"Liam!".

Pemuda itu berhenti melangkah saat suara melengking seorang gadis memanggil namanya.

Ia menghela nafas sebelum meladeni gadis dengan bando putih di kepalanya itu, "Mau ke kantin kan?".

Liam mengangguk sebagai jawaban. "Boleh bareng gak?" pinta si gadis, "Gue laper soalnya, mau makan".

Laki-laki yang diajak bicara itu pergi begitu saja, gadis itu tak gentar. Ia mengikuti langkah Liam sampai ke kantin dan memesan menu makan yang sama seperti cowok itu.

"Ini ya, es teh yang seger" Bu kantin datang meletakkan minuman pesanan Liam di meja, "Sotonya menyusul ya".

"Terimakasih, Bu" ucap Liam sopan.

Ibu kantin kembali ke warungnya, Liam menyeruput es teh yang langsung mendinginkan tenggorokannya itu.

Ingin rasanya tak acuh, namun matanya tak bisa lepas dengan gadis di depannya yang terus memandang ke luar pintu kantin.

"Gak pesen minum?" tanya Liam.

Gadis itu menoleh kearahnya kemudian menggeleng, "Ini" ia menunjukkan botol air mineral yang masih tertutup rapat kepada Liam.

Sejak hari pertama Aesa tidak lagi berangkat ke sekolah sampai Bu Hana memberitahunya bahwa Aesa telah pindah sekolah, gadis kelas sebelah itu mulai mendekati Liam.

Bahkan sebelumnya, dia sudah mengirim beberapa pesan pada Liam lewat ponsel.

Liam tidak mempermasalahkan itu, namun dia merasa sedikit terganggu karena si gadis terus saja selalu ingin bersamanya.

"Akhir-akhir ini lo sering ke kantin" ucap Liam, "Gue denger seorang Erina lebih sering berdiam diri di perpus daripada kantin".

Gadis yang dipanggil Erina itu menggeleng, "Enggak juga, kadang juga ke kantin".

"Dulu pas masih bareng Aesa, gak pernah kita liat lo makan di sini" sahut Liam.

Erina tertawa canggung, "Mungkin aja gue udah balik ke kelas".

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang