Part 23 : Sinar bulan

164 9 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Aesa! Ayo sarap-".

Gadis yang baru saja membuka pintu itu menutup mulutnya terkejut, dilihatnya seorang laki-laki tengah berbaring meringkuk di lantai menghadap kolong kursi ruang tamu.

Dengan hati-hati Indah masuk ke dalam mengintip dengan jelas memastikan bahwa yang ia lihat benar-benar seorang laki-laki.

"Ada apa ya semalem?" tanya Indah pada dirinya sendiri mengingat Aesa yang tinggal sendiri dan tiba-tiba ada laki-laki di dalam rumah.

Indah berjalan menuju ke kamar Aesa, pintu kamar yang sedikit terbuka lantas ia dorong untuk melihat ke dalamnya.

Di sana ada Aesa tengah memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, "Es!" panggil Indah.

"Loh, Indah" Aesa mendekat, "Kenapa?".

Indah mengangkat rantang yang sedari tadi dia genggam, "Ibu minta aku buat sarapan bareng kamu" jawabnya.

"Ya udah, yuk!" Aesa membawa Indah ke dapur, menyiapkan piring dan sendok untuk mereka.

Indah ragu untuk bertanya, "Kamu gak apa-apa, Es?" tanyanya.

"Gak apa-apa emang kenapa sih, Ndah?" pertanyaan dan tingkah Indah semakin membuat Aesa penasaran.

"Ada yang tidur di ruang tamu, laki-laki" ucap Indah pelan seolah orang yang dimaksud mungkin bisa mendengar percakapan mereka.

Aesa tersenyum kecil kemudian mengangguk, "Oh, itu temenku dari kota".

"Biarin aja" lanjut gadis itu kemudian mulai melahap opor ayam buatan Ibunya Indah itu.

Gadis itu berencana meninggalkan pesan singkat yang dia tulis di kertas untuk Liam nanti, terserah pemuda itu akan pergi atau tinggal Aesa tak peduli.

"Jangan bilang siapa-siapa ya, Ndah" pinta Aesa setelah meletakkan secarik kertas itu di atas meja.

Indah hanya mengangguk, keduanya lalu keluar dari rumah dan menuju ke sekolah bersama-sama.

Matahari semakin naik membuat cahayanya kian cerah, jendela dengan gorden yang terbuka menjadi celah bagi cahaya itu untuk memasuki ruangan.

Liam yang awalnya tertidur pulas kini terganggu dengan sorot hangat yang tepat di wajahnya. Ia mengerjabkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

Ia teringat sesuatu yang membuatnya gelagapan, niat ingin pulang pagi-pagi sekali ternyata gagal saat ia lelah sampai akhirnya ketiduran.

Pemuda itu tergesa-gesa memakai kembali jaketnya sampai kunci motor keluar dari saku.

Liam menunduk hendak mengambil kunci kemudian melihat secarik kertas berada di meja, ia buka lipatan kertas itu untuk mengetahui isi di dalamnya.

__________

Motor ada di samping rumah
Buruan pulang, udah gue maafin

- Aesa

_________

Liam tersenyum tipis membacanya, ia memasukkan secarik surat dari Aesa itu ke dalam saku jaketnya kemudian pergi kembali ke perjalanan menuju ke kota.

***

Hari yang melelahkan, semua mata pelajaran tidak lagi menyampaikan materi tetapi berlatih soal untuk menghadapi ujian yang akan datang.

"Tingkatkan lagi di semester depan ya" itu yang Ibu guru di jam mata pelajaran terakhir sebelum bel istirahat berbunyi.

Berhamburan semua siswa keluar dari kelas dan berjalan-jalan sehingga sekolah terlihat sangat ramai.

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang