~Hi, guys. Selamat membaca ya.~
∆My first horror story on wattpad∆°°°
Amelia remaja cantik dengan bulu mata yang lentik ini harus hidup mandiri dan menata hidupnya sendiri.
Tak ada lagi yang bisa diandalkan sekarang.
Sudah saatnya ia memulai kehidupan baru diluaran sana.
"Huffh..." Amel menghela nafas sambil menatap seisi rumah yang penuh dengan kenangan bersama kedua orang tuanya.
"Kenapa sih maa, paa. Kalian secepat ini meninggalkan Amel sendiri." Ucap Amel dalam hati karena masih tak percaya orang tuanya telah pergi untuk selama-lamanya.
Amel kemudian duduk di atas sofa yang sudah ditutupi kain putih lalu menelpon sahabatnya yang akan mengantarkan pulang ke kampung halamanya.
Namanya Rendy ia sudah ada janji akan mengantarkan Amel jauh-jauh hari sebelumnya.
"Halo ren, lo jadi nganter gue kan?"
"Iyaa, bentar lagi. Gue siap-siap dulu, tapi agak lamaan gapapa ya? 30 menitan lah." Ujar Rendy sambil memanaskan mobil di depan rumahnya.
"Ya udah. Jangan lama-lama ya, soalnya perjalanannya jauh lo ini."
"Iya bawell."
Sambil menunggu kedatangan Rendy, Amel membawa kardus barang bawaanya ke depan rumah. Kardus demi kardus ia pindahkan.
Saat ia membawa kardus terakhir, terdengar suara dari sudut ruangan yang dulunya adalah kamar kedua orang tuanya.
Karena penasaran, Amel meletakkan kardus dan memastikan ada suara apa di kamar itu.
Srettt... srettt.... srett... Suara langkah demi langkah kaki Amel secara perlahan.
Amel menempelkan telinganya di depan pintu itu, memastikan apa benar ada suara atau hanya halusinasinya saja. Atau mungkin suara itu berasal dari tempat lain.
Ya, benar. Tak ada suara apapun di dalam kamar itu.
"Ahhh.. apaan sih." Ucap Amel dengan wajah kesal lalu meninggalkan tempat itu.
Saat beberapa langkah ke depan, suara itu terdengar lagi.
TOK.. TOK.. TOK...
Kali ini terdengar suara ketukan pintu. Amel membalikkan badan dan kembali ke depan pintu kamar itu. Lalu, ia mencoba memberanikan diri untuk membukanya.
Cekrekk.. Suara kunci pintu itu terbuka.
TOK... TOK... TOK...
"Melll, Amelll."
Terdengar suara ketukan pintu lain, kali ini suaranya berasal dari luar rumah.
"Sepertinya Rendy udah nyampe." Pikir Amel.
Belum sempat membuka pintunya, Amel kembali mengunci dan meninggalkan kamar itu.
"Iyaa,, bentar." Ucap Amel menuju ke depan rumah dan membuka pintu.
"TARAAA...." Amel dikejutkan oleh sahabatnya yang lain.
"Niko.. Bella..." Ucap Amel terkejut.
"Aaa,, Amell gue kangen banget sama lo." Pelukan hangat dari Bella. "Makin cantik aja ya kamu."
"Samaa bel, ah biasa aja. Btw kalian ngapain di sini??" Tanya Amel penasaran.
"Mumpung libur kuliah kita mau ikut lo ke kampung lah, ya kali lo mau pergi tapi kita ngga diajak." Celetuk Niko sambil merangkul pundak Bella dan Rendy. "Ya nggak guys."
"Maaf ya, soalnya gue ga mau ngerepotin kalian." Jawab Amel dengan wajah sedih.
"Emm, kami turut berdukacita ya mel atas kepergian orang tuamu." Ucap Bella sambil memegang kedua tangan Amel.
"Iya, makasih ya." Jawab Amel dengan senyumanya yang manis.
Mereka bertiga adalah sahabat baik Amel waktu duduk dibangku SMA dulu.
Karena waktu sudah hampir sore mereka bergegas memasukan barang-barang Amel ke dalam mobil. Kardus demi kardus dimasukkan ke dalam bagasi.
"Gimana udah siap? kita berangkat sekarang?" Tanya Rendy sambil menutup pintu belakang bagasi mobil.
Tak ada jawaban, Amel hanya bengong sambil menatapi rumahnya. Sementara Niko dan Bella sibuk dengan gadgetnya.
"Melll.."
Masih tak ada jawaban.
"Amelll" Panggil Bella sambil menepuk pundak Amel yang dari tadi terdiam. "Dipanggil Rendy tu."
"Ehh, iya?? Apa? Aduh maap gak fokus." Jawab Amel sambil kebingungan.
"Gimana?? Jadi berangkat sekarang? Apa nunggu 3 tahun lagi? "Tanya Rendy meledek.
" Iya, ren, sekarang. Yakali 3 tahun lagi mo jualan cilok loh." Jawab Amel meledek balik.
Mereka pun memasuki mobil. Rendy dan Niko di depan, sementara Amel dan Bella berada di belakang.
"Oke, siap. Bismillah kita berangkat!!!" Kata Rendy dengan semangatnya.
"Let's go!!"
Tapi Amel kembali terdiam dan kepalanya menoleh ke belakang mobil sambil menatapi rumahnya.
Bagaikan mimpi ia meningalkan rumah itu untuk selama-lamanya.
Masih menjadi pertanyaan kenapa Amel memilih kembali ke kampung halamanya itu daripada tinggal di kota.
Tiba-tiba saja Amel melihat sosok hitam berdiri di belakang jendela rumahnya. Amel mengucek-ngucek kedua matanya sambil memastikan apa yang dilihatnya tadi.
"Kenapa mel? Tanya Bella kebingungan karena sikap Amel yang aneh. "Woyy!!"
"Eh woyy, hah? Ee ngga. Ngga ada apa-apa." Jawab Amel terbata-bata.
"Oh kirainn kenapa, awas kesambet lo." Ucap Bella sambil memasangkan earphone ke telinganya.
"Ada apa sih?" Tanya Niko sambil menoleh ke belakang. "Ada jajan gak? Ciki atau apa gitu? Laper nih."
"Ya elahh ko, baru juga berangkat." Sahut Rendy sambil menyetir mobilnya.
Semakin jauh mobil yang mereka tumpangi meninggalkan rumah Amel. Mereka berangkat sekitar jam 3 sore, perjalanan yang ditempuh kurang lebih sekitar 4 jam.
NEXT PART 2.
Jangan lupa komen & vote (pencet bintang di bawah ya gais) biar semangat lagi nulisnya. Thnk u :D#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
HorrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...