Amel beribadah dengan sangat khusuk, ia tak menghiraukan gangguan-gangguan yang mengganggunya waktu sholat.
Setelah selesai sholat shubuh, ia kembali melanjutkan tidurnya sembari menunggu matahari terbit.
__________
Pagi yang cerah dengan cahaya matahari yang masuk melewati celah-celah atap rumah menyambutnya.
Waktu menunjukan pukul 09:21, Amel terbangun dari tidurnya. Ia tertidur dengan sangat pulas sampai tak sadar bahwa Bella sudah tidak ada di sampingnya.
"Loh Bella kemana? Bell.." Panggil Amel namun tak ada jawaban.
Lalu, ia beranjak dari tempat tidur dan mengeceknya di ruang tamu. Ternyata, mereka semua sedang berada di sana seperti membahas sesuatu.
Amel pun mengampiri mereka dan bertanya.
"Ada apa? Kok wajah kalian serius amat. Masi pagi lo ini, bukanya fresh malah pucet."
"Mel ayo ikut!" Ajak Niko.
"Loh kemana?"
"Udah buruan!"
Mereka pun keluar rumah dan dari kejauhan terlihat banyak orang sedang berkumpul disalah satu rumah warga yang tak jauh dari rumah Ningsih.
Sepertinya rumah itu sudah lama tak ada penghuninya. Banyak tumbuhan menjalar dan lumut-lumut menempel pada rumah itu.
"Loh itu kan rumah gw." Ucap Amel terkejut.
"Hah? Serius mel? Tanya Rendy dengan wajah panik.
" Iya, itu rumah gw yang dulu. Tapi ada apa ya kok rame-rame begitu?"
"Eh yaudah kita samperin yok." Ajak Niko.
Karena penasaran mereka pun mencoba untuk melihatnya lebih dekat.
Saat tiba di depan rumah Amel, mereka terkejut karena melihat mayat perempuan tergantung di atas pohon depan rumah Amel.
Mereka bingung, kenapa para warga hanya melihatnya lalu pergi begitu saja bagaikan angin lalu. Rendy yang penasaran kemudian bertanya kepada salah satu warga di sana.
"Permisi bu, maaf mengganggu. Ini ada apa ya? Kenapa warga yang lain hanya diam saja. Kenapa jenazahnya tidak dievakuasi atau di bawa ke rumah keluarganya?" Tanya rendy kepada salah satu ibu-ibu di sana.
"Kalau bukan dari keluarganya sendiri kami gak berani mas, itu bukan tanggung jawab kami." Jawab ibu itu.
"Loh kenapa bu?" Tanya Niko penasaran.
"Akhir-akhir ini sering terjadi hal yang sama mas. Takutnya pembawa sial jadi kami gak berani dekat-dekat. Dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kebanyakan warga memilih meninggalkan desa ini. Saya juga akan pergi dari sini sebentar lagi." Jawab ibu itu.
Saat Rendy dan Niko sedang mengobrol kepada salah satu warga itu. Tiba-tiba saja Amel berteriak meminta tolong.
"Ren, Nik. Tolong!!!"
Mereka pun dengan cepat menghampiri Amel dan melihat Bella sudah pingsan tak sadarkan diri. Lalu mereka menggotong Bella kembali masuk ke dalam rumah Ningsih dan membawanya ke ruang tamu.
"Ren, tolong ambilkan air!! Cepat renn!!" Ucap Amel kepada Rendy.
Rendy pun dengan cepat mengambil air di dapur.
"Bell, bangun bell. Kamu kenapa?" Ucap Amel panik. "Ayo dong bell bangun!!"
Saat Rendy ingin mengambil air itu di belakang, ia melihat banyak bunga yang dibungkus daun pisang di atas meja dapur.
Ia tak peduli, dan langsung mengambil gelas untuk diisikan air. Lalu kembali ke depan dan memberikan gelas itu ke Amel.
"Ini airnya mel."
Amel pun mencipratkan air itu ke wajah Bella. Tapi Bella tak kunjung sadar juga.
"Belllll bangun belll. Aduh gimana ini?? Bell" Amel hanya bisa menangis karena panik dengan keadaan Bella.
"Ren, Nik. Bawa Bella masuk ke dalam kamar! Biarkan dia berbaring di sana." Suruh Ningsih.
"Ee iyaa. Ayo renn!"
Mereka pun memindahkan Bella untuk berbaring di dalam kamar Ningsih.
Tak lama kemudian Bu Rumi masuk dan membawakan sepiring bunga. Ada bunga mawar, bunga kanthil, bunga kenanga, dan bunga melati. Lalu meletakaknya di bawah ranjang tempat tidur.
"Biarkan saja, nanti juga bangun. Dia hanya kecapean, dan mungkin masih trauma dengan kejadian semalam." Ucap bu Rumi lalu kembali meninggalkan mereka.
Setelah bu Rumi pergi, Rendy dan Niko pun mendekati Amel.
"Gak mungkin sih kalau Bella trauma. Dia orangnya pemberani, apa mungkin gara-gara lihat mayat tadi?" Tanya Niko terheran-heran.
"Sumpah, gw baru sadar kalo tadi malem itu Malam Jum'at." Ucap Rendy.
"Lagian ini apa sih, bunga-bungaan segala." Tanya Niko penasaran.
"Kalian ngerasa aneh gak sih sama warga di sini? Banyak rumah tapi kebanyakan juga kosong. Banyak warga juga yang memilih meninggalkan rumah mereka dan pergi dari desa ini." Ucap Rendy dengan wajah serius.
"Iya juga ya, yang aku heranin nih. Kenapa Amel malah milih kembali ke desa ini. Padahal nggak ada apa-apanya juga di sini." Sahut Niko penasaran.
"Ren.. Nik... Gw mau bilang sesuatu ke kalian. Tapi janji jangan marah ya." Ucap Amel dengan suara gemetaran.
"Kenapa mel?" Tanya Niko.
"Ee.."
"Apa mel, lo mau ngomong apa? Jangan bikin gw sama Niko bingung."
"Sebenernya gw.."
"AMELL!!." Panggil Ningsih dari luar rumah.
Mereka pun dengan cepat lari mengampiri Ningsih dan meninggalkan Bella sendiri di dalam kamar.
"Ningsih, ada apa?" Tanya Amel kebingungan.
Mereka melihat Ningsih berdiri di depan rumah. Sepertinya ia akan pergi keluar.
NEXT PART 6
Jangan lupa komen & vote (pencet bintang di bawah) ya gais. Biar semangat lagi nulisnya. Thnk u :D#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
TerrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...