#PART 9👻 : Tujuan Amelia

1.3K 89 1
                                    

"Apa mel?"

"Jadi gini, gue kesini bukan karena mau pindah. Tapi, karena ada sesuatu hal yang mengharuskan gue untuk pergi kesini."

"Maksudnya gimana sih?" Tanya Rendy kebingungan. "Coba jelaskan sejelas-jelasnya biar kita ga bingung kek gini."

Amel pun menjelaskan alasannya kembali ke desa ini. Ia menceritakan kalau sebelum orang tuanya pergi, mereka sempat berpesan kepadanya agar ia bisa kembali ke kampung untuk melihat keadaan rumahnya yang dulu.

Rendy dan Niko yang mendengar penjelasan Amel seperti tak percaya dengan apa yang ia katakan.

"Masa iya cuma gitu doang sih mel? Terus lo ngapain bawa barang-barang segitu banyaknya seolah-olah mau pindahan."

"Gue minta maaf ya nik, soalnya gue gatau harus ngapain dan minta tolong ke siapa lagi."

"Terus kenapa lo ga jujur aja dari awal mel, kalo gitu gue kan bisa sendiri. Gausah ngajak Bella sama Niko segala."

"Takutnya lo ga mau nganter gue ren, kalo masalah Bella sama Niko kan gue gatau kalo mereka bakal ikut juga."

"Hehe iya sih, gue yang ngajak mereka. Tapi bentar deh, sebenernya apa sih maksud dan tujuan orang tua lo itu?"

"Nah itu yang gue bingung, orang tua gue bilangnya pas sebelum mereka meninggal dan meninggalnya juga mendadak banget, sakit juga nggak. Sepertinya ada hal lain yang sembunyiin dari gue, ga mungkin dong cuma disuruh ke sini tanpa ada alasan."

"Jadi menurut lo, orang tua lo itu udah punya firasat gitu?"

Saat mereka tengah mengobrol, ternyata Ningsih sedang berdiri di belakang dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ternyata kalian bohongin aku ya?" Ucap Ningsih lalu pergi begitu saja.

Amel pun beranjak dari kursi dan menemui Ningsih untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi, Ningsih tak menghiraukanya dan langsung pergi menuju ke kamar ibunya. Karena Amel tak mau masalahnya jadi panjang lebar, ia pun kembali menemui Rendy dan Niko.

"Kayaknya Ningsih marah sama gue. Yaudah gue masuk ke kamar dulu ya untuk istirahat, kalian jangan lupa istirahat juga."

Kemudian Amel pergi ke kamar Ningsih untuk beristirahat dan tidur di samping Bella yang masih tak sadarakan diri.

Saat ia ingin memejamkan mata tiba-tiba ia mendengar suara dari bawah kasurnya.

"Buang!! Buang!!"

Amel terkejut, karena akhir-akhir ini ia selalu mendapat bisikan aneh.

Karena penasaran ia pun langsung melihat ke bawah kasur. Tak ada apa-apa, hanya ada bunga di atas piring pemberian bu Rumi tadi pagi.

"Buang?? Apanya yang dibuang? Apa jangan-jangan bunga ini yang dimaksud? "

Lalu amel mengambil piring itu dan melihat bunga-bunga itu sudah layu dan busuk. Kemudian ia mencoba untuk membawanya ke belakang. Rendy yang melihat Amel keluar kamar pun bertanya.

"Mau kemana mel?"

"Mau ke belakang bentar."

Amel pun pergi dan berniat untuk membuang bunga itu di belakang rumah.

"Kalo gue buang ntar bu Rumi marah ngga ya? Ahhh biarin aja lah lagian ini juga udah layu dan busuk."

Setelah membuang bunga itu ia mendengar suara Bella memanggilnya.

"Amelll.. "

Dengan cepat Amel berlari dan langsung menuju ke kamar, Rendy dan Niko pun ikut masuk ke dalamnya.

Mereka melihat Bella sudah sadarkan diri. Amel pun langsung memeluk tubuh Bella.

"Akhirnya lo sadar juga bel, kita semua khawatir sama lo." Ucap Amel terharu.

Bella hanya bisa terdiam seolah-olah tak terjadi apa-apa denganya.

"Kalian ini kenapa sih? Gue kan baru bangun tidur."

Mereka bertiga terdiam dengan apa yang baru saja Bella katakan.

"Bel, lo itu pingsan dari pagi. Gue yang bawa lu waktu itu."

"Pingsan? Gue ga inget apa-apa. Terakhir gue inget waktu kita pergi ke rumah Amel itu doang."

"Nah iya itu." Sahut Rendy "Terus lo kenapa bisa pingsan coba?"

"Gue juga gatau, tiba-tiba aja kepala gue pusing lalu kehilangan kesadaran gitu aja."

Amel dan Rendy yang mendengar penjelasan Bella hanya diam dan saling bertatapan satu sama lain.

"Kalian kenapa? Kok kaya kaget gitu? Eh kalian tau ngga, mayat yang kita lihat itu persis banget sama cewe yang gue lihat pas malem itu, dia itu tanganya melambai-lambai ke gue kan. Tapi pas gue lihat lagi udah ngga ada. Nah, pas mau nutup pintu tiba-tiba ada yang teriak kenceng banget di telinga gue. Gue kaget dan langsung teriak dong."

Amel yang mendengar cerita Bella pun langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi seperti yang telah ia jelaskan kepada Rendy dan Niko tadi.

Ia menceritakan semuanya kepada Bella.
Bella yang mendengar penjelasan Amel pun tak bisa berkata-kata.

"Lalu sekarang kita harus apa?" Tanya Niko.

"Besok pagi, setelah ini. Kita langsung bawa barang-barang yang ada di mobil Rendy ke rumah gue. Abis itu kita langsung pulang."

"Iya, mel. Kita harus pergi dari sini. Karena semakin hari desa ini semakin sepi dan ngga beres." Sahut Rendy.

"Oke mending sekarang kita istirahat, biar besok paginya kita bisa langsung pulang secepatnya."

Lalu mereka semua pun pergi untuk beristirahat pada malam itu.

°°__________°°

TOK TOK TOK

Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Rendy yang mendengar suara itu langsung membangunkan Niko.

"Nik, bangun!! Tolong bukain pintu dong."

"Ya elah apa sih? Ganggu orang tidur aja, kan lo bisa buka sendiri. Paling juga bu Rumi."

"Iya tau, tapi kalo bukan gimana?"

"Apaaa? Demit?

Rendy hanya bisa tersenyum dan Niko pun langsung beranjak dari kursi dan membuka pintu itu.

"Oh, bu Rumi. Mari bu."

"Terima kasih."

"Ee, maaf bu, kenapa baju ibu kotor ya?"

"Oh nggak, ee saya habis terpeleset tadi. Soalnya licin habis hujan."

Lalu tanpa basa-basi pun bu Rumi langsung pergi ke belakang meningalkan mereka.

Waktu menunjukkan pukul 23:40, dan mereka berdua pun kembali untuk melanjutkan tidurnya.

Malam itu tidak terjadi hal-hal aneh seperti malam-malam sebelumnya. Mereka semua beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan apapun.

NEXT PART 10
Jangan lupa follow, komen, & vote ya gais. Thnk u :D

#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.


TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang