Keesokan paginya, Amel yang sudah bangun lebih awal langsung bergegas membangunkan ketiga sahabatnya untuk bersiap-siap pergi kerumahnya.
Setelah semua terbangun ia pun langsung berpamitan kepada Ningsih dan ibunya. Sementara ketiga sahabatnya yang lain sudah menunggu di samping rumah Ningsih tempat dimana mobil Rendy diparkirkan.
"Terima kasih ya Ningsih, Bu Rumi kalian sudah memberikan kami kesempatan untuk menginap di sini sementara. Maaf apabila banyak merepotkan selama berada disini."
"Sama-sama nak." Ucap bu Rumi tersenyum kepadanya.
"Aku pergi dulu ya." Ucap Amel sambil memeluk Ningsih. "Maafin aku ya."
"Iya mel. Hati-hati ya."
Lalu ia pun langsung pergi dan meninggalkan rumah Ningsih.
Setelah mereka berempat sampai di depan rumah Amel. Mereka langsung mengambil barang-barang yang ada di bagasi mobil untuk dibawa masuk ke dalam rumah.
"Mel, ini jadi dimasukin ke dalam? Apa ga kamu pulang lagi?" Tanya Rendy.
"Gapapa, bawa masuk aja. Lagian udah terlanjur dibawa kan."
Tanpa basa-basi lagi mereka pun langsung masuk ke dalam rumah Amel.
Saat mereka hendak membuka pintu, tiba-tiba saja Bella kebelet kencing.
"Eh bentar, gue kebelet nih. Gue mau ke kamar mandinya Ningsih dulu ya. Bentar doang kok, kalian jangan masuk dulu ya tungguin gue."
"Ya elah bel, ada-ada aja. Buruan kalo ngga kita tinggal nih" Ucap Niko dengan wajah kesal.
Bella pun langsung pergi dan meningalkan mereka bertiga di depan rumah Amel.
Saat Bella sampai di rumah Ningsih, ia langsung menuju ke kamar mandi yang berada di belakang lewat samping rumah Ningsih.
Setelah buang air kecil, ia langsung kembali untuk menemui ketiga sahabatnya.
Saat ia akan pergi, ia mendengar suara bu Rumi sedang memarahi Ningsih yang terdengar dari belakang luar rumah. Karena penasaran, ia pun menguping pembicaraan mereka.
"Kenapa kamu buang bunga itu?" Tanya bu Rumi dengan nada tinggi kepada Ningsih.
"Bukan Ningsih bu. Bukann." Jawab Ningsih sambil menangis.
"Kamu bilang apa aja ke mereka? Hah??
"Ningsih ngga bilang apa-apa bu, Ningsih ngga bohong." Tangis Ningsih semakin menjadi-jadi.
Bella yang mendengar Ningsih menangis tak tega dan langsung masuk dengan membuka pintu belakang.
BRAKKK...
°°__________°°
Sementara di sisi lain, Rendy, Amel dan Niko sedang menunggu Bella datang kembali.Karena terlalu lama, mereka pun memutuskan untuk masuk terlebih dahulu.
"Lama amat, dah lah kita masuk dulu aja. " Ucap Rendy dengan wajah kesal.
Amel pun langsung membuka pintu rumah yang terbuat dari bambu itu.
Krekkk.... (Suara pintu terbuka)
Mereka disambut dengan debu-debu yang keluar dari dalam rumah.
Saat mereka mulai melangkahkan kaki ke depan. Mereka dikejutkan dengan mayat yang tergantung di dalam rumah Amel.
Mereka bertiga kaget dan berteriak sambil menjatuhkan kardus yang mereka bawa.
"Huaaaaaaaaaaa..."
"Mel ayo kita pergi dari sini mellll!!!!" Ucap Rendy ketakutan.
Tanpa basa-basi lagi, mereka pun langsung melemparkan kardus-kardus itu ke dalam dan menutup pintu itu kembali.
Setelah itu mereka lari dan langsung masuk ke dalam mobil Rendy untuk meninggalkan rumah Amel.
°°__________°°
Di sisi lain, Bella yang tiba-tiba masuk pun langsung bertanya kepada Ningsih.
Bu Rumi yang melihat Bella pun langsung pergi meninggalkan Ningsih begitu saja.
"Ningsih,, kamu ngga papa?" Tanya bella sambil mengusap air matanya.
"Aku ngga papa kok, ngomong-ngomong kamu kenapa balik lagi bel? Ada yang ketinggalan?"
"Oh, ngga ada. Aku tadi numpang ke kamar mandi kamu. Yaudah kalo kamu ngga papa aku pergi dulu ya. Kasihan mereka bertiga pasti udah nungguin."
"Iya, bel. Kamu hati-hati ya."
Setelah itu, Bella pun langsung pergi dari rumah Ningsih dan kembali untuk menemui ketiga sahabatnya.
Saat tiba di sana, Bella tak melihat siapapun. Ia kebingungan dan mencoba untuk membuka pintu rumah itu.
"Loh, kok ngga ada orang? Apa mereka ada di dalam? Tapi kok mobil Rendy udah ngga ada?"
Karena penasaran, ia pun mencoba untuk mengecek ke dalam rumah Amel. Ia pun mulai membuka pintu itu. Tak ada siapapun dan hanya ada kardus berserakan di dalamnya.
Bella pun mulai melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam, ia terkejut dan berteriak karena melihat mayat tergantung di atasnya.
"Aaaaaaaaaaaaaa"
Ia pun langsung membalikan badan dan saat ia ingin keluar dari rumah tiba-tiba ada seseorang yang memukulnya dengan kayu.
DUKKKKK...
Bella pun pingsan dan langsung di seret oleh orang yang memukulnya tadi.
°°__________°°
Sementara ketiga sahabatnya sudah pergi meninggalkan rumah Amel, mereka teringat suatu hal.
Mereka merasa ada yang kurang diantara mereka. Ditengah perjalanan yang belum terlalu jauh dari desa itu, Amel pun menghentikan Rendy yang tengah mengendarai mobilnya.
"Ren berhenti rennnn!!!!" Amel berteriak sambil memukul pundak belakang Rendy.
"Ada apa mel, kita harus cepat meninggalkan desa ini. Ini semua udah ngga beres."
"Ren, Nik. Kalian melupakan Bellaa. Dia masih di sana."
"Astaghfirullah iya, ren. Ayo buruan kita putar baik cepat ren kasihan Bella."
Karena panik dan pikiran kacau mereka sampai melupakan Bella yang tengah pergi ke Rumah Ningsih, dan meninggalkannya begitu saja.
Apa mereka akan kembali ke desa itu untuk menjemput Bella? Atau malah sebaliknya??
NEXT PART 11
Jangan lupa vote ya guys. Thnk u :D
Yuk follow guys, biar ga ketinggalan kisah-kisah selanjutnya.
#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
HorrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...