#PART 17👻: Teka-teki

1.1K 72 0
                                    

Setelah Amel dan lainnya memasuki lubang yang berada di alam ghaib, akhirnya mereka semua pun sadarkan diri.

Mereka semua selamat, hanya saja Amel kebingungan karena Bella tak bersama mereka lagi.

Ari yang melihat Amel kebingungan pun penasaran dengan apa yang tengah Amel pikirkan itu.

"Kamu kenapa, mel?" tanya Ari sambil memegang pundak Amel yang sedang kebingungan.

"Bb be-Bellla, Bella dimana?"

"Bella mungkin sudah sadar mel, hanya saja dia tidak bersama kita di sini." ujar Niko menyakinkan Amel.

"Sekarang kita harus cari dia, kasihan pasti dia ketakutan sekarang." ucap Amel mengajak mereka berdua.

Tak lama kemudian Ningsih keluar dari rumahnya. Amel yang melihat Ningsih pun memanggilnya. "Ningsih, mau kemana kamu?" ucap Amel dengan nada tinggi.

Lalu Amel pun menghampiri Ningsih dan menamparnya. Plakk,,

"Emang 4nj1n9 kau Ningsih."

"Mel, maafin aku ya. Aku gak bermaksud mencelakai kamu ataupun yang lainnya."

"Apaa?? Hah?? Apaaaa? Jelas-jelas kamu bekerjasama dengan ibumu itu untuk mencelakai kita, bn9s4t kau."

"Aku ga nyangka sama kamu, Ningsih. Tega-teganya kamu melakukan semua ini." sahut Ari

"Arii, tolong percaya sama aku ya. Kita udah kenal lama dari kecil, aku yakin kamu pasti tau aku ga mungkin ngelakuin ini semua dengan sengaja."

"Ternyata selama ini adalah ulah ibumu. Termasuk KAMU!"

"Kalian semua percaya ya sama aku. Sekarang lihat ini." Ningsih menunjukkan semua isi yang ada di dalam kotak kecil itu.

Amel pun langsung merebut kotak kecil itu dan mulai melihat semua isi yang ada di dalamnya, termasuk foto orang tuanya dan juga foto pernikahan bu Rumi dengan papanya itu.

Lalu Amel pun membanting kotak itu dan semua isi yang ada di dalamnya pun berceceran. "Ini maksdunya apa, hah? Ningsih tolong jelaskan ini sebenarnya apa?"

"Mel tolong percaya sama aku ya, aku ngga tau mel. Aa-aaku juga baru tau setelah membuka kotak ini."

"Halah alasan, emang kamu itu gak bisa dipercaya. Niko, Ari mending kita pergi cari Bella, daripada harus berurusan dengan orang munafik dan sok baik ini."

Amel sangat marah dan kecewa kepada Ningsih. Mereka pun langsung pergi meninggalkan Ningsih begitu saja.

"Aku tau ini semua dari papamu, mel." ucap Ningsih di belakang mereka."

Amel pun terhenti langkahnya. "Papa aku?" tanya Amel bingung dengan apa yang telah dikatakan Ningsih. "Kamu bilang papa aku? Kamu gila? Papa aku udah ngga ada Ningsih, dan itu semua pasti karena ulah ibumu."

"Iya mel, tadi papa kamu datang menghampiri aku pas kalian masih pingsan tak sadarkan diri. Papa kamu juga yang memberitahu aku tentang kotak kecil yang selama ini disembunyikan di bawah tanah itu."

"Papaa? Tadi papa juga sempat datang ketika aku sama mereka berada di alam lain."

"Iya mel, sebelum papamu menghilang, dia juga sempat bilang 'maafkan ayahmu ini', tapi aku gak ngerti apa yang papa kamu maksud."

Ningsih menceritakan semua kejadian yang telah terjadi. Ia juga memberitahu kalau dirinya memukul Niko dan Ari itu bukan karena dari dirinya sendiri malainkan perintah dari ibunya.

"Apa ternyata selama ini Ningsih adalah anak dari papa kamu, mel?" celetuk Niko menebak-nebak.

"Ngga mungkin." tegas Amel.

Niko pun mengambil kembali foto yang sempat di buang oleh Amel. "Lihat ini, di sini terlihat bu Rumi menikah dengan pak Handoko, papa kamu."

"Apa ternyata selama ini bu Rumi ingin balas dendam kepada keluargamu, mel?" ujar Ari.

"Kalaupun iya, kenapa Bella yang harus menanggung ini semua dan kenapa baru sekarang?"

Mereka semua dibuat kebingungan dengan apa yang telah terjadi. Tiba-tiba Ningsih pergi dan masuk kembali ke dalam rumahnya itu. "Sebentar, mel."

Tak lama setelah itu Ningsih pun kembali menghampiri mereka bertiga.

"Mel, lihat! Selain kotak aku juga menemukan kain kafan yang bertuliskan nama-nama orang yang telah meninggal akhir-akhir ini. Dan ini juga ada tali yang dililitkan dikain kafan itu."

"Apa ini semua ada kaitanya sama pocong dan mayat waktu itu mel?" celetuk Niko.

"Maksudnya apa? Kalian tau sesuatu?" tanya Ningsih kebingungan.

"Jadi gini, akhir-akhir ini aku selalu mendapatkan penglihatan dan gangguan dari mereka. Setelah melihat ini aku percaya, ternyata ini semua ada sangkut pautnya dengan ulah ibumu." ucap Amel menegaskan semuanya.

"Jadi sekarang kita harus bagaimana?" tanya Ari.

"Kita harus menemukan bu Rumi, dan mencari tau apa tujuan dia sebenarnya?"

"Tapi mel, Bella gimana?" sahut Niko.

"Gue yakin Bella pasti bersamanya. Ningsih, kamu tau kemana ibumu pergi?"

"Maaf ya, mel. Aku ga tau ibu kemana. Tapi aku tadi terakhir bertemu dia di hutan dekat pemakaman."

"Kalau tidak, kamu tau gubuk yang ada pohon besar?"

"Aku tau mel, waktu itu aku pernah pergi mengikuti ibu dari belakang. Tapi setelah itu, ibu melarang aku agar tidak datang kesana lagi, karena kata dia tempat itu sangat angker."

"Jadi, kamu tau kan dimana gubuk itu?"

"Iya tau, tak jauh dari tempat pemakaman."

Setelah mendengarkan Ningsih mereka semua pun pergi untuk mencari dimana letak gubuk dan pohon besar itu berada.

Suasana menjadi sangat tegang dan malam semakin larut. Kabut tebal menyelimuti perjalanan mereka ditambah lagi angin yang sangat kencang.

-NEXT PART 18-

Akankah mereka semua berhasil menemukan tempat itu? Lalu bagaimana dengan keadaan Bella setelah ini?

Jangan lupa follow, vote & komen ya guys.
Thank u.

****

FYI, akan ada judul cerita baru yang lebih seram setelah Tumbal Desa : Desa Mati.
STAY TUNE

TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang