"Aku mau keluar cari kayu bakar, kamu mau ikut nggak?"
"Tapi Ningsih, Bella kan lagi gak sadarkan diri. Aku gak mau ninggalin dia. Kasihann."
"Yaudah gak papa. Aku gak maksa kok, aku cuma nawarin aja. Soalnya udah lama kita gak nyari kayu bakar bareng kayak dulu lagi."
"Ningsih maaf ya, bukanya gak mau tapi kan."
"Iya aku ngerti, yaudah aku berangkat dulu ya."
"Gw boleh ikut gak?" Sahut Niko. "Sekalian bantu-bantu gitu."
"Gw juga deh." Ucap Rendy.
"Eh nggak usah. Kalian di rumah saja sama Amel dengan Bella. Saya bisa sendiri kok."
"Gapapa. Lagian kan masi ada Amel sama Bu Rumi di rumah." Ucap Niko.
"Ya sudah kalo kalian maksa."
Mereka pun pergi untuk mencari kayu bakar di hutan yang tak jauh dari rumah Ningsih.
Sementara Amel kembali masuk dan menemani Bella di kamar.
Amel duduk di samping Bella yang tak sadarkan diri. Ia merasa kasihan dan sedih kepada sahabatnya itu.
"Nak Amel, makan dulu!" Tiba-tiba saja Bu Rumi masuk ke dalam kamar. "Biarkan Bella ibu yang menemani."
"Loh ngga papa to bu?"
"Gak papa nduk, kasihan kamu belum makan pasti laper."
"Iya bu, saya tinggal makan dulu ya. Titip Bella sebentar."
Amel pun pergi ke dapur untuk makan siang. Ia makan dengan sangat lahap mungkin karena sangat kelaparan.
Saat Amel menyantap makananya ia mendengar suara bisikan dari telinganya.
"Mell tolongg!!!"
Ia pun terhenti sejenak, lalu suara itu mulai terdengar lagi.
"Mell tolongin mell. Sakitttttt."
Amel pun menghentikan makannya lalu pergi ke kamar untuk melihat keadaan Bella.
"Bellaaa."
Ternyata bu Rumi tidak ada di sana. Ia hanya melihat Bella terbaring sendiri dan masih tak sadarkan diri.
"Loh bu Rumi kemana? Buuuu."
Amel bingung kanapa bu Rumi tiba-tiba saja menghilang.
"Kenapa pikiranku jadi kacau begini? Semuanya tampak aneh." Amel bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Amel pun pergi ke dapur untuk mengambil minum dan kembali masuk ke kamar untuk menemani Bella.
Ia mengambil handphonenya untuk melihat jam. Ternyata waktu menunjukkan pukul 11.12 WIB.
"Ngapain ya, bosen banget. Mana gada sinyal di sini." Ucap Amel sambil meletakkan kembali handphonenya di meja.
"Kenapa sih ada aja halangannya, pake ada yang bunuh diri segala. Kan jadi ketunda pindahin barang-barang papa sama mama ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
HorrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...