"Maafin kita ya mel, udah bikin lo khawatir kaya gini." Ucap Rendy memegang kedua bahu Amel.
"Yaudah yang terpenting kalian udah kembali ke rumah dengan selamat. Ayo masuk kalian pasti kedinginan kan."
Mereka berdua pun masuk dan mulai mengganti pakaiannya karena basah kuyup.
Sementara Amel dan Ningsih pergi ke dapur untuk membuat minuman hangat dan menyiapkan makan malam.
__________
Hujan sudah reda, Amel dan Ningsih pun telah selesai menyiapkan makan malam untuk dimakan bersama.
"Ayo makan dulu, ini juga ada minuman hangat buat kalian." Ucap Ningsih sambil meletakan makanan dan minuman di atas meja ruang tamu.
Mereka berempat pun makan bersama di ruang tamu.
"Ningsih. Ibu pergi dulu ya." Ucap Bu Rumi kepada Ningsih yang sedang makan di ruang tamu.
"Iya bu."
"Bu Rumi nggak makan dulu? Mari bu." Tanya Niko sambil menawarkan makanan di depannya.
"Saya sudah makan, kalian lanjutkan saja." Ucap bu Rumi lalu meningalkan rumah.
"Ibu kamu mau kemana malam-malam gini?" Tanya Rendy penasaran.
"Setiap habis magrib ibu pasti keluar, dia ada acara di rumah tetangga."
"Tetangga? Tetangga yang mana?Bukanya orang-orang di sini pada pindah ya? Kalo ada pun bisa dihitung sisa rumah yang masi ada orangnya." Ucap Rendy terheran-heran.
"Kalau itu aku kurang tau, ibu hanya bilang ada acara di rumah tetangga. Dan pulangnya pasti malam."
"Oh pantes, kemaren tengan malem bu Rumi ketuk-ketuk pintu." Sahut Niko.
"Kenapa?"
"Nggak kemaren Rendy ketakutan, dikiranya yang ketuk itu dee."
"Nik mending lanjut makan aja deh. Ni masi anget-anget" Ucap Rendy memotong pembicaraan Niko.
"Eh keadaan Bella gimana mel?" Tanya Niko khawatir.
"Masi tak sadarkan diri nik, kasihan dia."
"Semoga Bella cepet pulih ya."
"Aamiin."
Mereka pun kembali melanjutkan makan malamnya.
__________
"Alhamdulillah udah kenyang." Ucap Rendy sambil memegang perutnya.
"Aku beres-beres dulu ke belakang ya." Ucap Ningsih sambil membawa piring bekas makan tadi ke dapur.
"Aku juga ya sekalian bantuin kamu." Ucap Amel kepada Ningsih.
"Ga usah mel, aku bisa sendiri. Kalian lanjut saja ngobrolnya."
"Yaudah makasih ya."
Ningsih pun pergi ke belakang sementara Amel, Rendy, dan Niko masih berada di ruang tamu.
"Kalian berdua ni ya bikin panik tau ngga? Coba kalian abis darimana tadi? Bisa-bisanya ngilang gitu aja. Gimana nggak bikin orang khawatir." Ucap Amel memarahi mereka berdua.
"Mel, kita itu tadi nyari kayu bakar doang. Ngga kemana-mana? Balas Niko.
"Kalo ngga kemana-mana kenapa bisa ilang coba? Ningsih sampe bingung nyariin kalian. Kalo terjadi apa-apa gimana?"
"Malah tadi kita yang bingung nyariin Ningsih mel." Ujar Rendy.
"Jadi gini mel, gw sama Rendy kan nyari kayu bakar tu. Ya udah nyari aja gitu ga jauh-jauh amat. Kita juga masih lihat Ningsih di situ. Anehnya pas mau pulang, kita itu seperti muter-muter kek tersesat gitu. Masa iya berangkat gada 1 jam pulang jadi 2 jam itu pun ga nyampe-nyampe mel." Ucap Niko menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Iya mel lebih anehnya lagi, tiba-tiba suara Ningsih berubah. Nah, pas kita lihat di belakang dia berubah wujud mel."
"Berubah wujud?" Tanya Amel kebingungan. "Berubah gimana?"
"Iya, dia berubah jadi perempuan yang sempet kita lihat tadi mel. Di rumah lo." Balas Rendy
"Rumah gw? Mksdnya yang mana?"
"(Yang gantung diri di pohon mel)." Rendy berbisik kepada Amel.
"Kalian ngarang ya?"
"Serius mel, parahnya lagi dia minta dilepasin tali lehernya. Karena ketakutan kita langsung lari."
"Kita ga bohong mel, yang diomongin Rendy bener. Dia juga sempet bilang katanya dia baru pertama kali di sini. Maksudnya pertama kali apa?" Tanya Niko kebingungan.
"Mel kayaknya tempat yang kita datangi ini ngga beres deh. Dari awal udah banyak kejadian aneh yang menimpa kita. Mulai dari gw lihat sosok hitam, terus mimpi buruk, kemaren juga gw denger suara merintih gitu. Dan sekarang, kita malah di teror sama hantu bunuh diri itu." Ucap Rendy.
"Kalo gw sih baru sekarang ini diteror mel." Sahut Niko.
"Ren, kamu gak sendiri."
"Maksudnya gimana mel?"
"Gw juga lihat apa yang lo lihat. Mulai dari sosok hitam, terus suara merintih, sama bayangan hitam di kamar bu Rumi. Bukan cuma itu aja, gw juga mimpi yang mimpinya serem banget."
"Mimpi apa mel?" Tanya Rendy penasaran.
"Gw mimpi perempuan itu juga. Posisinya persis kek yang kita lihat tadi di rumah gw. Nah samping kanan kirinya itu makam semua ren. Banyak pocong juga di sana."
"Mel lo serius mel, dia juga tergantung di atas pohon gitu? Wah gw merinding ni."
"Iya Ren, gw ga boong. Kirain cuma gw yang ngalamin ternyata lo juga."
"Fiks si, tempat ini emang ga beres. Lebih baik kita pulang sebelum ada kejadian yang lain."
"Pulang? Kita aja belum bantuin Amel pindahan ke rumahnya." Sahut Niko.
"Mel sekarang jawab pertanyaan gw, alasan lo pindah ke desa ini apa si?"
"Sebenarnya udah dari siang gw mau bilang ini ke kalian, eh tiba-tiba Ningsih manggil. Terus kalian juga ikut Ningsih pergi cari kayu bakar, yaudah ga jadi. Tapi janji ya kalian jangan marah."
"JANJI." Ucap Rendy dan Niko bersamaan.
"Jadi, sebenernya gw ituu."
NEXT PART 9
Jangan lupa follow, komen, & vote ya gais. Biar semangat lagi nulisnya. Thnk u :D#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
TerrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...