"Assalamu'alaikum, iya bu. Ada apa?"
"Wa'alaikumsallam ren, kalian dimana? Kok gak pulang-pulang. Ini Bella juga ngga bisa dihubungi."
"Ee, anu. Iya bu ee, Bella ada kok. Dia lagi ke kamar mandi dan hp nya mati. Tapi tenang bu, kita akan segera pulang."
"Syukurlah, kalian emangnya lagi dimana sih? Kok lama banget gak pulang-pulang?"
"Ee kita lagi anu bu traveling kampus. Maaf ya bu, acaranya dadakan. Jadi baru sempet ngabarin."
"Ya udah, kalian baik-baik ya. Salam buat Bella, kalau acaranya udah selesai cepet pulang ya. Assalamu'alaikum."
"Iya bu, wa'alaikumsallam."
Rendy tak memberitahu kepada ibunya Bella bahwa Bella telah menghilang. Ia terpaksa berbohong karena tak mau membuat ibunya Bella merasa khawatir dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah itu, sambil menunggu bantuan dari seseorang yang tadi Amel hubungi, mereka semua menunggu di warung itu sembari menikmati jajanan di sana.
Cuaca yang panas kemudian berubah menjadi mendung. Mereka khawatir hujan akan turun, sedangkan sahabatnya belum ditemukan.
Tak lama kemudian, seseorang yang Amel mintai bantuan pun datang dengan membawa mobil pick up. Ternyata Amel meminta bantuan temanya yang bernama Ari.
"Temenku udah dateng, yaudah sekarang kita langsung berangkat aja takut hujan turun." Ajak Amel kepada kedua sahabatnya itu.
"Semua sudah siap? Kalau gitu saya duluan ya." Ujar Ari kepada mereka bertiga.
Tanpa berlama-lama lagi, mereka semua pun berangkat. Ari berada di depan sedangkan Amel dan kedua sahabatnya berada di belakang dengan menaiki mobil Rendy.
Ditengah perjalanan tiba-tiba saja mobil Rendy berhenti. Perjalanan mereka semua pun mejadi terhambat.
"Loh Ren kenapa?" Tanya Niko yang berada di sampingnya.
"Gue juga gatau."
Mereka semua pun keluar dari mobil. Untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Arr Ariii heiiii." Amel berteriak sambil melambai-lambaikan tanganya.
Ari yang melihat lambaian Amel dari spion mobilnya itu pun berhenti dan langsung memutar arah.
"Loh kenapa kalian berhenti? Ada apa?"
"Sepertinya mogok mas, tapi biasanya juga ngga seperti ini." Ucap Rendy kebingungan. "Oh ya kalau kalian mau berangkat dulu gapapa, ini biar gue yang perbaiki takutnya lama."
"Tapi kan renn." Ucap Amel tak tega meninggalkan Rendy sendiri.
"Udah ngga papa, demi Bella ya." Rendy menatap sambil memegang kedua tangan Amel dengan wajah penuh keyakinan.
Karena waktu sudah hampir sore dan mendung semakin pekat, dengan terpaksa mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanannya dengan menaiki mobilnya Ari.
Sementara itu, Rendy masih mencari penyebab mobilnya mogok dan mencoba untuk memperbaikinya.
"Sebenarnya ini semua ada apa sih, mel?" Tanya Ari penasaran dengan apa yang telah terjadi.
Amel pun menjelaskan semuanya mulai dari kejadian awal waktu mereka tiba di desa itu sampai hilangnya Bella di desa itu juga.
Ari yang mendengar cerita Amel pun awalnya tidak percaya karena belum pernah mengalaminya sendiri. Tapi, karena akhir-akhir ini memang banyak kejadian aneh di desa itu yang mengakibatkan para warga pindah, akhirnya ia pun mempercayainya.
Sementara itu Rendy tengah yang sibuk memperbaiki mobilnya yang mogok, akhirnya mobil itu pun kembali menyala. Dengan cepat ia pun langsung masuk ke dalam mobil dan mulai melanjutkan perjalanannya untuk menyusul teman-temannya yang sudah dulu pergi meninggalkannya.
"Untung nyala, ada-ada saja. Bismillah jangan mogok-mogok lagi ya." Ucap Rendy lalu menginjak gas mobilnya.
Saat sedang mengendari mobilnya itu Rendy tampak bingung, karena tak kunjung menemukan tugu yang menjadi tanda masuk ke dalam desa. Ia merasa curiga kalau dia tersesat.
"Perasaan kok lama amat ya, bukanya tugunya di sebelah kiri? Tapi, ini kok ga kelihatan. Kalau tersesat juga ga mungkin soalnya jalan ini lurus." Ucap Rendy kebingungan mencari tugu arah jalan menuju ke desa.
Di sisi lain Amel bersama kedua temanya telah memasuki desa itu. Desa itu benar-benar sepi bagaikan desa mati.
"Gilaa, ini sepi banget mel." Ucap Niko sambil melihat sisi kirinya.
"Sepertinya para warga udah pada pergi, ini bener-bener sepi. Jadi, sekarang kita mau kemana?" Tanya Ari kepada Amel yang dari tadi terdiam.
"Kita ke rumah Ningsih." Ucap Amel dengan jawaban cepat.
Setelah mereka sampai, Ari pun memarkirkan mobilnya di halaman samping rumah Ningsih, tempat yang sama seperti mobil Rendy diparkirkan kemarin.
"Sekarang kita harus apa? Apa kita langsung ke Rumah Ningsih?" Tanya Ari kepada mereka berdua.
"Kita di sini aja dulu sambil menunggu Rendy datang. Nanti kita bareng-bareng kesananya. Kasihan dia kalau ditinggal." Jawab Amel lalu turun dari mobil.
Waktu telah senja, tapi Rendy tak kunjung menemukan tugu menuju desa itu. Ia menjadi panik dan sangat kebingungan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk putar balik.
Setelah putar balik kurang lebih ±3 km, ia melihat tugu itu. Ternyata ia telah melewati tugu itu dari tadi.
"Loh pantes, ternyata terlewat. Tapi perasaan dari tadi ngga ada tugu. Apa gue ngantuk kali ya."
Tak lama Rendy pun langsung masuk kedalam tugu menuju desa untuk menemui sahabatnya.
"Mel, ini udah mau magrib tapi Rendy kok belum dateng-dateng ya. Apa dia tersesat?" Tanya Niko dengan wajah panik.
Kira-kira apa yang membuat Rendy tak kunjung sampai? Apakah Rendy bisa sampai dengan tepat waktu untuk menemui mereka bertiga?
-NEXT PART 14-
Jangan lupa vote & komen ya.Bantu follow juga ya guys biar kalian ngga ketinggalan kisah selanjutnya, thank u.
#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
TerrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...