"HUAAAAA...."
"Apasih ren, bikin gw kaget aja." Ucap Niko yang muncul dari belakang Rendy.
"Gw lebih kaget T0L*L. Tiba-tiba aja lu muncul kek gitu. Permisi dulu kek, assalamu'alaikum kek."
"Eh santai dong, jangan ngegas gitu. Ketakutan banget si lu kek abis lihat setan aja."
"EMANGGG." Tegas Rendy.
"Lagian lo markir gitu doang lama amat, dah kek pergi kondangan aja. Kita udah nungguin noh, emang lo mau ditinggal sendiri? Hah??"
"Iya iya maap. Ya elah, salah mulu dah heran. Tapi bener tadi gw lihat setan."
"Hah apa??"
"S e t a n."
"Apa renn apaa??"
"Budeg ye lu, S E T A N. Es-E SE Te-A TAN MUKAKLO.
"Anj*rit udah udah cepet ah, udah ditunggin tu. Ga enak sama Ningsih."
Mereka pun pergi ke rumah Ningsih. Belum larut malam tapi suasananya sudah sangat sepi sekali.
_________
Sementara menunggu Rendy dan Niko, Ningsih memberitahu Amel dan Bella bahwa desa ini tak seramai dulu lagi.
Banyak warga yang memilih pindah ke tempat lain daripada tinggal di desa ini.
Hal ini membuat Ningsih bertanya-tanya kenapa Amel lebih memilih kembali ke desa ini daripada tinggal di kota.
Tak lama kemudian Rendy dan Niko menghampiri mereka. Pintu rumah Ningsih masih tertutup dan mereka belum masuk kedalam rumah itu.
"Loh, kalian belum masuk?" Apa nungguin kita??" Tanya Rendy.
"Kamu nanyea? Kamu bertanya-tanya? Yaudah biar aku kasih tau ya."
Cleppp,,, dengan cepat tangan Amel menutup mulut Bella.
"Iyaa renn." Jawab Amel dengan senyum tipis mematikan.
"Yaudah, monggo mlebet! (silakan masuk!)." Ucap Ningsih.
Rumah Ningsih sangat sederhana. Hanya berdinding bambu dan lentera sebagai penerang. Di dalamnya pun hanya ada 2 kamar, ruang tamu dan dapur.
Tak ada siapapun di rumah itu selain Ningsih dan mereka ber-empat.
"Silakan kalian beristirahat! Rendy sama Niko kalian tidur di kursi tidak apa-apa ya? Tanya Ningsih. "Maaf juga rumahnya remang-remang soalnya hanya pakai lentera."
"Gapapa mbak." Jawab Rendy dengan senyum tipis.
Sementara Amel dan Bella tidur di kamar Ningsih. Sedangkan Ningsih tidur di kamar sebelahnya yang dekat dengan dapur.
_______
Waktu menunjukan pukul 23:00 WIB. Bella tiba-tiba terbangun karena kebelet.
"Mell, Amell. Bangun dong. Anterin gw plis." Ucap Bella sambil membangunkan Amel.
"Apasi bel ahh, ganggu aja. Gw masih ngantuk. Udah sendiri aja sana-sana!!" Balas Amel dengan setengah sadar.
"Ayo dong mel, udah kebelet ini."
Amel hanya diam dan membalikan badan sambil menutup wajahnya dengan selimut yang ia kenakan.
Dengan wajah kesal Bella pun keluar kamar dan memberanikan diri pergi ke kamar mandi sendiri. Kemudian ia mendengar suara Rendy dan Niko dari ruang tamu lalu mengampiri mereka.
"Huffh, syukurlah kalian belum tidur. Anterin gw dong nik! Kebelet nih."
"Kemana?" Tanya Niko
"Kamar mandi lah, yakali kamar mayat."
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]
HorrorSetelah kepergian orang tuanya (Amelia) memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah kurang lebih 6 tahun berada di luar kota. Amel berniat melanjutkan kehidupanya di desa tempat dimana ia dibesarkan. Amel tidak sendiri, ia pergi bersama...