#PART 18👻: Terjebak

1.1K 79 3
                                    

Rendy masih bingung bagaimana caranya agar dia bersama Bella bisa pergi dari gubuk itu. Saat Rendy tengah kebingungan, tiba-tiba saja ada suara yang berbisik di telinganya. "Semua akan segera berakhir."

Rendy kaget dan saat itu juga ia melihat Bella mulai menggerakkan tanganya tengah memegang Rendy. Akhirnya setelah sekian lama Bella pun sadarkan diri. Rendy sangat senang dan langsung memeluknya.

"Ren, ini kita dimana?" tanya Bella yang masih lemas itu.

"Kita sekarang di gubuk, bel. Ceritanya panjang, yang terpenting sekarang, kita harus cepat-cepat pergi sebelum bu Rumi kembali masuk ke gubuk ini."

"Amel sama Niko dimana?"

"Gue juga ga tau mereka dimana, yang pasti mereka semua sedang mencari lo juga. Sekarang kita harus cepat-cepat pergi dari sini, ayo gue bantu pelan-pelan. Apa perlu gue gendong?"

"Makasih, gue bisa sendiri kok. Tapi agak susah, soalnya kacamata gue ilang."

Setelah Bella terbangun, mereka pun langsung pergi meninggalkan gubuk itu. Saat ingin melangkah, kaki Bella tak sengaja menjatuhkan tumpukan jerami yang ada disampingnya itu.

Mereka berdua terkejut, karena di balik jerami itu ada tulang belulang dan satu mayat yang pernah mereka lihat sebelumnya di rumah Amel waktu itu.

Ternyata bau busuk yang menyengat tadi berasal dari tulang-tulang dan mayat yang tengah tergeletak di balik jerami itu. Tanpa berfikir lama, Rendy pun mengabaikan dan tak mau ambil pusing. Ia langsung mengajak Bella untuk segera pergi dari tempat itu.

Mereka berdua pergi dengan melewati pintu belakang gubuk itu. Langkah demi langkah penuh kehati-hatian mereka lakukan agar bu Rumi tidak curiga.

"Bel, kenapa bau busuk itu masih ada ya? Padahal kan kita udah keluar dari gubuk itu" tanya Rendy terheran-heran.

Tak ada jawaban apapun dari Bella, sedangkan Rendy masih memperhatikan sekitar untuk memastikan semuanya aman.

"Ayo, bel. Kita harus lebih cepat lagi." ucap Rendy menggandeng tangan Bella. "Bel, kenapa tangan kamu dingin dan berair?" Rendy pun menolah kebelakang untuk melihat keadaan Bella.

"Hahhh." Rendy terkejut melihat yang bersamanya bukan Bella melainkan mayat yang pernah ia lihat sebelumnya bersama Niko di hutan waktu itu.

"LEPASKAN TALI LEHERKU."

Rendy pun langsung pergi dan meningalkan mayat itu, ia kaget dan sangat ketakutan. Rendy kembali menuju gubuk, disana ia masih melihat Bella tengah duduk menangis ketakutan.

"Bb-bella. Kamu bukanya tadi???"

Bella hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis dihadapannya. Lalu terdengar suara ntah darimana asalnya.

"Gawat bu Rumi. Bel, kita harus cepet pergi dari sini ayo."

"Gak bisa ren, ga bisa." jawab Bella sambil menangis.

"Kenapa, bel? Kalo lo masih lemes gue bisa gendong lo kok."

"Lihat dibelakangmu!" ucap Bella menunjuk sesuatu di belakang Rendy.

Rendy selalu dibuat terkejut. Kali ini dia benar-benar sangat ketakutan. Mereka berdua dikelilingi pocong-pocong yang sangat menyeramkan.

Kali ini mereka benar-benar terperangkap dan tak tau harus berbuat apa lagi selain pasrah dengan keadaan.

***

Amel dan ketiga sahabatnya mulai memasuki area pemakaman. Disana mereka kesulitan melihat, karena keadaan yang sangat gelap. Tiba-tiba petir menyambar menandakan hujan akan hujan segera turun.

Saat cahaya kilat tengah menyambar, mereka melihat sesorang dari kejauhan tengah menunjukan sebuah arah. Amel terus memperhatikan orang itu. "Papa" batin Amel.

Mereka pun langsung mengikuti petunjuk arah dari orang itu. Mereka melihat cahaya dari kejauhan. Setelah berjalan mendekati cahaya itu, mereka pun melihat gubuk di sana.

Ningsih juga melihat ibunya sedang mencangkul di depan gubuk itu dan ingin menghampirinya.

"Ningsih jangan." ucap Amel menarik tangan Ningsih. "Kita tunggu di sini dulu."

Tak lama setelah itu bu Rumi pun kembali masuk ke dalam gubuk itu. Ia mulai membuka pintu itu dan melihat Rendy dan Bella berada di dalamnya.

Rendy dan Bella terkejut melihat bu Rumi yang tiba-tiba saja masuk kembali ke gubuk itu. Bu Rumi yang melihat mereka berdua pun diam, seolah-olah sudah mengetahui semuanya.

"Kenapa cuma satu yang dateng? Yang lain kemana?" bu Rumi tertawa dengan wajahnya yang membuat mereka ketakutan.

"Ssssshhshs, jangan takut. Kebetulan saya sudah membuat tempat yang sangat aman dan tentram di depan. Akan ada pesta sebentar lagi."

"Bu Rumi tolong, jangan apa-apakan kami." ucap Rendy memohon dihadapan bu Rumi."

Bu Rumi tak menggubrisnya. Ia kemudian meletakan cangkul itu dan mulai mengambil sesuatu benda yang tajam.

Bu Rumi mengambil celurit dan mengelusnya menggunakan jari-jarinya yang kotor itu lalu menghampiri Bella.

"Bu Rumi mau apa? Jangan, bu." ucap Bella memohon lalu kepalanya dipukul menggunakan ujung celurit terus rambutnya ditarik dan diseret ke depan luar gubuk.

Dengan posisi Bella yang terbaring dan kepala yang terangkat oleh tangan bu Rumi, ia juga mendekatkan celurit di leher Bella hingga Rendy tak tau harus berbuat apa lagi.

"Sini mendekat nak Rendy." ucap Bu Rumi tersenyum kepada Rendy.

-NEXT PART 19-

Jangan lupa follow, vote & komen ya guys.
Thank u.

****

#FYI New Story : MALAM SATU SURO cek profil.


TUMBAL DESA : DESA MATI [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang