4

1.5K 67 0
                                    

Don't be silent reader.

💐

"Mommy!"

"Ish! Suala siapa sih! Pagi pagi aja udah teliak!"

Mark bangun dengan wajah bantalnya, tak lupa membangunkan Hendery dan San juga untuk melihat siapa yang datang berkunjung ke rumah mereka.

"Kau lagi??!"

Mark menarik pergelangan tangan Koeun hingga bocah itu hampir jatuh. Ia menolak Koeun ke luar.

"Dengal, selagi kau belum membayal semua mainan yang telah kau hanculkan, jangan beltemu lagi dengan mommy ku!"

Mark menutup pintu dengan keras. Ia pun mendengar suara tangis bocah itu.

Hiks

"Apasih! Ditolak gitu aja nangis! Dasal cewe!"

Mark kembali ke kamar dengan Hendery dan San yang sentiasa mengikutinya kemana pun ia pergi.

Taeyong berjalan ke pintu apabila mendengar suara tangisan. Ketika ia membuka pintu, ia terkejut melihat Koeun yang berada di sana sambil menutup wajahnya yang sembab.

"Hey, kenapa?" Soal Taeyong sambil membawa Koeun masuk ke dalam.

"Malk dan temannya mengusilku.."

Koeun bercerita ke Taeyong dari awal hingga akhir tak lupa menambahkan sedikit perasa agar Taeyong mempercayai ceritanya dan memarahi Mark.

"Kau lihat kan? Dia ngadu ke mommy. Emang cewe capel!"

"Iya! Masa dia ngatain kita injak kakinya!"

Koeun menuduh yang Mark dan teman temannya menginjak kakinya, lalu menolaknya hingga jatuh. Mark dan teman temannya sangat tidak bisa terima dituduh seperti itu.

"Mark!"

Habis sudah riwayat Mark. Mulai hari ini, Koeun itu rivalnya sehingga kapan pun!

💐

5 years later

Mark sudah menginjak umur delapan tahun dan adiknya, Jeno sudah menginjak umur lima tahun.

Adik Hendery dan San juga telah lahir, namanya Haechan. Dan Mark sangat menyukainya.

Bergitu juga dengan anak Winwin dan Yuta yang telah lahir, Jaemin. Ia sangat rapat dengan Jeno.

"Mommy! Kapan aunty Ten menginap??"

Taeyong yang sedang membaca majalah itu menoleh ke arah Mark.

"Mungkin minggu hadapan."

Mark mengangguk lalu meminta ijin kepada Taeyong untuk mengajak Jeno bermain di halaman rumah mereka.

"Jeno, hyung akan kejar kau dahulu. Terus nanti kau pula ya yang mengejar hyung?"

Jeno mengangguk setuju lalu berlari menjauh dari Mark.

Tiba tiba, dirinya terlanggar seorang bocah cewe yang seumuran kakaknya, Mark.

Mark yang melihat itu menghela nafasnya.

"Tidak bisa kah kau berhati hati ketika berjalan? Kau tidak lihat adikku jatuh kerna mu?"

"Maafkan aku, aku ingin memberi mu ini!"

WithOut YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang