Don't be silent reader!
💐
"Aku berfikir ini masa yang tepat untuk menemui Jaehyun bersama Mark dan Jeno, Ten."
Ten menghela nafas. Ia juga merasa bahwa mereka harus bertemu dengan Jaehyun. Mereka masih tidak bercerai dan mereka masih sepasang suami istri yang sah.
"Lakukanlah. Namun jika terjadi apa apa, hubungi ku atau Wonwoo. Kami akan menolongmu."
"Terima kasih."
💐
Sekarang, Taeyong, Mark dan Jeno sedang berada di Seoul. Ia menahan taksi lalu menyuruh Mark dan Jeno masuk duluan. Ia duduk di samping Mark.
15 menit kemudian, mereka tiba di mansion milik Jaehyun. Taeyong mengajak Mark dan Jeno untuk turun.
Ting Tong!
Kebetulan Jaehyun ingin keluar, ia membuka pintu besar itu. Raut wajah terkejut tidak dapat disembunyikan olehnya.
Ia segera memeluk Taeyong.
"Maafkan aku Taeyong. Aku sangat menyesal atas kelakuan ku dahulu. Dahulu, fikiranku belum matang. Maafkan aku.."
Taeyong menepuk punggung Jaehyun sambil berkata "Tidak apa apa, itu hanya masa lalu."
"Maafkan aku, Tae.."
Jaehyub masih menangis di pundak Taeyong membuatkan Taeyong harus sabar kerna bajunya basah.
"Daddy?"
Jaehyun menoleh ketika mendengar suara anak kecil. Ia melihat anaknya yang telah lama tidak ia lihat.
Jaehyun melepaskan pelukan Taeyong lalu beralih memeluk Mark dan anak yang dikandung Taeyong dahulu.
"Kau pasti bayi yang dulu Taeyong lahirkan bukan?"
"Iya lah, masa bukan mommy yang lahirkan aku!"
Jaehyun terkekeh lalu memeluk Jeno.
"Siapa nama mu?"
"Jung Jeno, uncle."
"Mulai sekarang, kau harus memanggilku daddy seperti Mark."
Jeno menoleh ke arah Mark dengan pandangan bingung."Dia daddy kita, hyung?"
Mark mengangguk sebagai balasan.
"Ayo masuk!"
💐
"Rumah ini tidak berubah ya. Masih sama seperti dulu." Jaehyun mengangguk.
"Aku sangat merindukan mu, Tae."
Cklek
"Oh? Kau sudah kembali, jalang?"
Mereka berempat menoleh ke arah seorang gadis yang berjalan ke arah mereka.
"Apa apaan membawa kedua anak mu itu, ingin mencuri perhatian Jaehyun agar dia mengambil mu kembali? Dan, apa kau yakin kedua anak mu itu anak Jaehyun? Aku merasa jika mereka berdua bukan anak mu dan Jaehyun, tapi anak mu dan lelaki lain."
Emosi Taeyong meluap. Ia berdiri lalu menampar pipi Rosé.
Plak
"Kau jangan sesekali mengatakan itu di depan kedua anak ku."
Rosé memegang pipinya yang memerah sambil menatap Taeyong tajam.
"Beraninya kau menampar ku?? Tangan mu itu kotor, aku sangat jijik jika tangan kotormu itu menyentuh pipi ku!"
Brak
"Cukup! Rosé! Kau bisa pulang ke rumah mu sekarang! Aku tidak pernah mengundang mu ke sini! Dan kau jangan sesekali membuat kekacaun di rumah ku lagi!"
Taeyong dan Rosé memandang ke arah Jaehyun yang kelihatan sangat marah. Rosé mengalihkan pandangannya ke arah Taeyong.
"Ingat, aku tidak akan membiarkan mu hidup berdua dengan Jaehyun sampai kapan pun!"
Rosé berjalan keluar dari mansion dengan langkah kasar. Kakinya menghentak setiap lantai yang ia pijak.
"Kau baik baik saja Tae?"
Taeyong mengangguk lalu berjalan ke arah kedua anaknya.
"Bisa kau tunjukkan kamar kami? Aku ingin beristirehat."
"Tidak! Kita harus satu kamar! Biarkan mereka berdua berada di kamar berasingan."
"Terserah kau saja."
Taeyong berjalan ke arah kamarnya dan Jaehyun yang menyimpan banyak kenangan. Entah kenangan manis atau tidak.
Jeno dan Mark mengikuti Taeyong dari belakang. Mereka berdua hanya mengikut kemana sahaja Taeyong pergi.
"Kalian ingin satu kamar atau berasingan?"Jeno dan Mark memandang satu sama lain.
"Satu kamar!" Mereka berdua menjawab serentak.
Jaehyun membawa Mark dan Jeno ke kamar Mark dahulu yang telah lama tidak ditinggali. Kamar itu masih bersih kerna Jaehyun selalu menyuruh pembantu rumahnya mengemas kamar itu.
"Ini kamar mu dulu, hyung?" Soal Jeno. Ia melihat kamar itu sangat luas. Dan gambar hyungnya ketika kecil bersama kedua orang tua mereka, Jaehyun dan Taeyong.
Ia sangat iri dengan Mark kerna ini pertama kali ia bertemu dengan ayah kandung mereka. Dan ia tidak pernah foto keluarga bersama Taeyong dan Jaehyun.
Tetapi lihatlah. Mark sudah mempunyai foto bersama Jaehyun dan Taeyong. Mereka bertiga kelihatan sangat gembira. Mark berada di tengah, Taeyong berada di sisi kanan Mark dan Jaehyun berada di sisi kiri Mark. Ia juga ingin!
Dan foto lainnya, Taeyong dan Mark sedang makan es krim. Mereka berdua menatap satu sama lain sambil tersenyum. Juga, foto Jaehyun yang menggengdong Mark ketika ia baru dilahirkan. Dan foto Mark ketika masih berumur lima bulan, mungkin?
"Jeno, kamar kami berada di sebelah kamar kalian. Jika ada apa apa, kemarilah ke kamar kami."
Suara milik Taeyong menghentikan aksi Jeno menatap foto foto Mark yang berada di kamar itu.
"Baik, mommy."
Taeyong berjalan ke arah kamarnya dan Jaehyun. Ia melihat Jaehyun sudah berada di kasur.
"Bagaimana hari mu tanpa aku?" Taeyong membuka percakapan.
"Buruk. Aku merindui mu, Tae. Dan Rosé selalu merosakkan mood ku. Kau tau? Aku hampir putus asa untuk mencarimu." Jaehyun menghela nafas. "Beritahu aku, dimana kalian berada selama lima tahun ini, Tae?"
"Jika aku memberitahu mu, dan terjadi apa apa di hubungan kita, di mana lagi tempat yang harus aku bersembunyi dari mu?"
Jaehyun terkekeh mendengar ucapan Taeyong.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun merosakkan hubungan kita. Aku berjanji akan hal itu."
"Aku memegang janji mu, Jaehyun."
💐

ANDA SEDANG MEMBACA
WithOut You
Roman d'amourKehidupan Lee / Jung Taeyong bersama Jung Minhyung dan Jung Jeno tanpa Jung Jaehyun