18

745 22 1
                                    

Hari berganti hari, kandungan Taeyong sudah memasuki bulan kelapan. Kedua anaknya dan suaminya tentu saja tidak sabar menantikan kehadiran anaknya!

"Yak! Kan aku yang ambil dulu!"

"Kin iki ying imbil dili! Ga peduli! Pokoknya Jeno mau yang ini!"

"Dasar bocah miskin!"

"Kaya ada suara.."

"Dasar adek sialan."

Taeyong dan Jaehyun saling menatap ketika mendengar Mark mengucapkan perkataan kasar itu.

"Heh! Siapa yang ngajarin kamu ngomong gitu??!" Taeyong menatap tajam ke arah Mark yang mengalihkan perhatiannya ke arah lain, tidak ingin beradu pandang dengan Taeyong yang sedang manatapnya tajam.

"Jawab Jung Minhyung." Kini suara Jaehyun yang terdengar sangat mendominasi. Aura di ruang tamu itu sangat dingin.

(Fuh, mengerikann😰😰😱)

"Hh, lain kali jangan ngomong yang kaya begitu, ga baik." Taeyong mengusap kepala Mark lembut sembari tersenyum kearahnya.

Mark mengangguk pelan lalu berjalan ke arah kamarnya meninggalkan kedua orangtuanya dan Jeno yang masih berada di ruang tamu itu.

"Parah abang ngomong kasar tapi ga dimarahin!" Jeno menggeleng sambil menatap ke arah Taeyong dan Jaehyun dengan tatapan yang kecewa.

Padahal dia sudah membayangkan ketika seorang Mark Jung dimarahin lalu ditampar oleh kedua orangtuanya, pasti asek dramanya.

💐

"Huh, kapan mereka akan bercerai. Aku capek menunggu waktu itu."

Kai memandang jengah kearah Rosé. "Kalau kau mau mereka berpisah sekarang, maka lakukanlah sesuatu. Bukannya diam disini sambil mengeluh kaya orang bodoh."

Rosé memandang tidak suka ke arah Kai. "Apa kita mengalah saja dan membiarkan mereka hidup berdua??"

Kai terdiam, dia tidak mampu menjawab pertanyaan ini. Jujur saja jika dia sangat tertarik dengan Taeyong namun dia juga tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mengambil Taeyong dari Jaehyun.

"Terserah saja, aku juga capek mikirin gimana cara mengambil Taeyong dari Jaehyun."

Mereka berdua diam, tiada lagi yang membuka suara setelahnya.

💐

"Kiw ade maniezz." Jeno mengedipkan mata kearah Jaemin yang baru datang bersama Yuta dan Winwin.

"Apasih, genit banget." Yuta memandang tidak suka kearah Jeno yang masih tidak melunturkan senyumannya kepada Jaemin.

Jeno memandang ke arah Yuta dengan senyuman miring "Napa?? Ga seneng?? Baiwan sini bos!" Jeno memasang wajah yang menurut Yuta SANGAT menyebalkan.

"Dasar bocah."

Mark hanya diam di kamar, tidak keluar untuk menemui Yuta, Winwin dan Jaemin yang baru sahaja sampai. Ia menunggu kedatangan Haechan manisnya itu.

Mark mengambil handphone miliknya lalu menekan kontak Haechan.

Tut tut...

"Halo?"

Senyuman Mark lansung mengembang mendengar suara pujaan hati, suara Haechan manisnya itu.

"Aku kangen sama kamu, kapan main ke sini??"

Haechan terkekeh mendengar itu.

"Eumm, kata mama kalo papa free, kita bakal kesana. Bentar lagi Ecan datang, sabar yaa!."

Mark memasang wajah masam, ia ingin segera menemui Haechan. Jujur saja dia sangat merindui Haechannya.

(Ciee dah nya niee)

"Yaudah, awas kalo ga datang. Aku ngambek."

Mark memutuskan panggilan itu. Dia membalikkan badannya dan melihat Jeno dan Jaemin disana.

"Iwww, dasar bucin!" Jeno memandang jijik ke arah Mark tidak sadar jika ia juga sama.

"Suka-suka aku! Kau juga sama ya!"

Jaemin hanya menghela nafas lalu berjalan keluar dari kamar itu, ia menghampiri Taeyong dan Winwin yang sedang membuat cookies.

"Pacar aku hilang!" teriak Jeno ketika ia menatap ke sampingnya dan Jaemin sudah tidak berada di sana.

"Bodoh, dia keluar tadi."

Mark memilih ikut keluar meninggalkan Jeno yang masih bengong.

"Aku ditinggalin??"

💐

HAI CAVAT ANEN ATHU NDAA, AUTJOR KECAYNGAN KALEN YG MWNGHILANG DAN MUNCUL 10 TAHUN SEKALI😘😘😋

WithOut YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang