Don't be silent reader!
💐
Jaehyun agak kesal kerna bawahannya masih tidak menemukan keberadaan Taeyong dan kedua anaknya.
"Kalian dimana??!"
Bunyi pintu terbuka mengalihkan atensi Jaehyun.
"Kau masih mencarinya Jay?"
Jaehyun tidak menjawab. Ia hanya mengabaikan soalan yang dilontarkan oleh orang itu.
"Kau itu bisa tidak melihat aku! Aku sudah menunggu mu sejak sepuluh tahun yang lalu! Kau selalu melihat dia, dia dan dia!"
"Kau harus sadar diri Rosé! Kau itu tidak sebanding dengan Taeyong!"
"Oh? Terus apakah Taeyong mempercayai mu sekarang? Tidak bukan? Maka lihatlah keberadaan ku! Lupakannya! Kau tidak akan bisa menemukannya lagi dengan kedua anak mu itu!"
Jaehyun berteriak frustrasi lalu menyuruh Rosé agar keluar dari kamarnya. Ia hampir putus asa memikirkan cara agar Taeyong dan kedua anaknya kembali.
💐
"Keluar kau Koeun!"
Mark menolak Koeun agar keluar dari kamarnya. Ia sangat muak dengan sifat Koeun. Koeun selalu cemburu dengan siapapun yang dekat dengan Mark bahkan Jeno sendiri. Padahal mereka berdua masih bocah dan tidak mempunyai hubungan apapun.
"Kau tidak bisa dekat dengannya, Jeno! Dia milikku!"
"Teruskan haluan mu itu. Sampai kapan pun aku tidak akan bersamamu." Koeun menatap Mark dengan pandangan kecewa.
"Pulang saja kau Koeun. Kau sangat menganggu kami bermain!"
"Baiklah aku pulang." Koeun keluar dari kamar itu dengan langkah yang berat. Ia sangat tidak ingin berpisah dengan Mark.
Taeyong yang melihat Koeun berjalan dengan pandangan kosong itu hanya menghela nafasnya. Koeun sangat obsess dengan anak sulungnya itu.
💐
"Mark!" Haechan berteriak sambil berlari ke arah Mark lalu memeluk sosok yang ia rindui. Satu minggu tanpa melihat Mark sangat berat baginya.
"Aku merinduimu."
"Aku lebih merinduimu."
Orangtua mereka mengabaikan kedua bocah yang saling berpelukan itu.
"Hei, kalian tidak ingin masuk ke dalam?" Hendery menepuk pundak Haechan dan Mark lalu meninggalkan mereka berdua.
Mereka berdua saling berpandangan lalu menggandeng tangan satu sama lain sambil berjalan ke dalam.
"Mommy!"
Mark menghela nafasnya dengan kasar. "Lihatlah, cewe itu selalu datang di saat kau datang Haechan. Aku merasa dia tidak ingin kita berdua." Haechan mengangguk setuju.
"Apaan kau?! Kenapa kau menggandeng tangan Mark!" Koeun menarik tangan Mark lalu menatap sinis ke arah Haechan.
"Kau itu kenapa sih? Kita masih kecil dan kita tidak memiliki hubungan apapun! Aku tidak menyukaimu Koeun! Aku tidak menyukai wanita!"
Mark menarik tangannya lalu mengajak Haechan ke biliknya. Koeun mengikuti mereka dari belakang, Haechan dan Mark menyadarinya tapi mereka tetap mengabaikan keberadaan Koeun.
"Aku juga ingin main! Jangan mengabaikan ku!"
"Emang siapa yang ingin main sama cewe lemah seperti mu?"
Amarah Koeun mengusai dirinya apabila mendengar itu dari mulut Haechan.
"Hei! Kau itu mengambil Mark dari ku! Asal kau tau, sebelum kau lahir, Mark sering bermain dengan ku!"
'Ini serius?? Dia ingin Haechan membenci ku dan menjauhi ku dengan cara ini?'
Mark menghela nafasya kasar. Ia mencengkal tangan Koeun.
"Dengar. Kau gausah datang untuk menjumpai ku lagi. Aku sangat muak dengan dirimu, Koeun!"
Ia menarik Koeun hingga ke luar lalu mengunci pintu itu. Para orang tua yang melihat Mark yang kelihatan sangat marah kebingunan.
'Tidak lain pasti kerna Koeun.' Batin Taeyong.
💐
Keesokkan harinya, Koeun datang lagi. Namun tidak berseorangan. Ia membawa adiknya, Karina.
"Halo mommy! Dimana Mark?" Taeyong memberitahu dimana Mark. Dengan sepantas kilat, Koeun menarik Karina untuk ikut bersamanya.
Mereka melihat Mark, Hendery, San, Haechan dan Jeno bermain bersama. Dengan tidak sopannya, ia menolak Haechan lalu duduk di sebelah Mark.
"Apa apaan kau!" San menolak Koeun yang masih memasang wajah polosnya.
Karina mendekati Jeno lalu mengajaknya bermain namun Jeno mengabaikannya.
"Ayolah bermain dengan ku! Kau jangan menjadi seperti kakak mu itu!"
"Aku tidak suka bermain dengan wanita."
Karina mendecak kesal. Ia mendapat satu ide.
Dengan tiba tiba, Karina mencium pipi kiri Jeno membuatkan Jeno membulatkan matanya.
"Hey! Kau ngapain sih!" Jeno berdiri lalu menendang badan Karina lalu berjalan masuk ke rumah.
Mereka berlima melihat Karina yang menangis. Ia berjalan ke arah Koeun lalu mengajaknya pulang.
"Kau pulang sahaja duluan! Aku masih ingin bermain dengan Mark!"
"Tetapi aku tidak ingin bermain denganmu."
Koeun menatap Mark dengan tatapan tajam lalu menarik tangan Karina untuk pulang bersamanya.
"Kau jangan memberitahu mama atau papa soal Jeno yang menendang mu. Jika kau memberitahu mereka, mereka tidak akan mengizinkan aku untuk bertemu dengan Mark lagi. Usap air matamu sekarang. Jangan biarkan mama atau papa tau kau menangis atau aku akan memukulmu."
Karina mengangguk dan dengan segera ia mengusap air matanya menggunakan bajunya.
💐
"Aku merindui mu, Jae."
Taeyong mengusap wajah Jaehyun yang berada di foto yang dipegang oleh Taeyong.
"Jeno dan Mark baik baik saja di sini. Kau jangan khawatir tentang mereka. Aku hanya ingin melihat sebesar mana cintamu untukku. Terus lah berusaha untuk menemukan keberadaan aku, Mark dan Jeno."
"Sekali lagi, aku mencintaimu, Jung Jaehyun."
Taeyong kembali menyimpan foto Jaehyun ke dalam laci.

ANDA SEDANG MEMBACA
WithOut You
RomansaKehidupan Lee / Jung Taeyong bersama Jung Minhyung dan Jung Jeno tanpa Jung Jaehyun